More

    Tangkal Radikalisme, Kemendikbud Gandeng TNI Dalam Kegiatan Pengenalan Sekolah

    Ilustrasi

    JAKARTA, KabarKampus – Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menggandeng Tentara Nasional Indonesia (TNI) untuk membina para peserta didik baru. Kegiatan ini akan dilaksanakan pada masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS) mulai jenjang Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), Sekolah Menengah Atas (SMA), dan Sekolah Menengah Kejuruan (SMK).

    “Kami (Kemendikbud) akan melibatkan personel TNI untuk penyelenggaraan kegiatan Pengenalan Lingkungan Sekolah (PLS), mulai dari jenjang SD, SMP, SMA dan SMK, dengan penguatan materi dasar berkaitan nasionalisme, bela tanah air, cinta tanah air, sebagai bagian dari penguatan pendidikan karakter siswa,” ujar Muhadjir Effendy, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) ,” dalam keterangan persnya Kemendikbud, Selasa, (24/06/2019).
    Rapat Koordinasi antara Kemendikbud dengan TNI mengenai Pengenalan Lingkungan Sekolah, di Kantor Kemendikbud, Jakarta, Jumat (21/6/2019). Rapat ini dihadiri Menteri Muhadjir dan Panglima TNI, Hadi Tjahjanto.

    Menteri Muhadjir menegaskan karakter utama yang diajarkan adalah mengenai nasionalisme, yang bertujuan untuk menangkal paham radikalisme di kalangan siswa. Mereka ingin memberikan daya tangkal agar memiliki self defence bagi pengaruh dan paham yang dapat berpengaruh kepada NKRI.

    “Ini simultan dan mencakup seluruh sekolah,” jelasnya.
    Menteri Muhadjir mengungkapkan pelibatan TNI sangatlah penting untuk PLS agar dapat menjangkau para siswa di seluruh Indonesia, khususnya di wilayah perbatasan. Pelibatan TNI sangat penting karena potensi infrastruktur yang dimiliki TNI, dan keberagaman cerita keberhasilan para personel TNI untuk meningkatkan karakter nasionalisme di kalangan siswa.
    Sementara itu Panglima TNI, Hadi Tjahjanto menjelaskan, materi pembinaan akan bersumber kepada penyiapan karakter siswa berdasarkan empat pilar kebangsaan Indonesia. Materi tersebut yakni Pancasila, Undang-Undang Dasar 1945, Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI), dan Bhinneka Tunggal Ika.
    Materi tersebut lanjutnya adalah untuk menyiapkan karakter siswa dalam menghadapi bonus demografi di tahun 2045. Materi cinta tanah air, bela negara akan disiapkan menyesuaikan dengan materi Kemendikbud.

    Dalam menjalankan program ini, tambah Panglima Hadi, mereka akan mempersiapkan personel yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia. TNI siapkan personel di seluruh tanah air, Koramil (Komando Rayon Militer), Lanal (Pangkalan TNI Angkatan Laut), dan Lanud (Pangkalan Udara Militer).

    “Sehingga mudah menjangkau (siswa) di wilayah terpencil, termasuk wilayah perbatasan,” jelasnya.
    PLS akan berlangsung selama dua minggu pertama awal masuk sekolah. Adapun mekanisme pembinaan adalah dengan melibatkan langsung para personel TNI ke sekolah-sekolah. Aparat TNI akan terjun ke sekolah SD, SMP, SMA, SMK paling lama dua minggu, dan kegiatan dilanjutkan dengan mengajak para siswa mengenal pusat persenjataan, dan berbagi pengalaman selama bertempur agar memberikan inspirasi bagi siswa mengenai nasionalisme.

    - Advertisement -

    Pihan TNI, tambah Hadi akan menyesuaikan jumlah sekolah untuk PLS. Mereka akan mengerahkan seperti sebanyak 60 ribu anggota Babinsa yang tersebar di wilayah Indonesia, anggota Lanal di wilayah pesisir, batalyon marinir.

    “Akan dikerahkan semua, dengan tidak meninggalkan tugas pokok. Untuk itu, perlu diberikan pelatihan dari Kemendikbud,” ujar Hadi.
    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here