BANDUNG, KabarKampus – Mahasiswa Arab Saudi cenderung memilih luar negeri sebagai tempat melanjutkan pendidikan S2 atau S3 dibandingkan di Negara mereka sendiri. Untuk Asia, negara-negara yang menjadi pilihan mereka diantaranya Korea Selatan, China, Singapura, dan Malaysia.
“Indonesia belum menjadi tempat untuk belajar mahasiswa Arab Saudi,” kata Prof Sumanto Al Qurtuby, Dosen Antropologi Budaya King Fahd University of Petroleum and Minerals Arab Saudi saat memberikan kuliah umum “Pancasila dan Radikalisme “Merekontruksi Humanitas Indonesia” di Gedung Pasca Sarjana Unpar, Bandung, Selasa, (23/07/2019).
Menurut Prof Sumanto, mahasiswa Arab Saudi belum memilih Indonesia, karena image pendidikan di Indonesia belum begitu baik. Terutama dari aspek kualitas.
Sementara itu lanjutnya, mahasiswa Arab Saudi lebih memilih Malaysia, karena Malaysia sukses membangun image pendidikan yang baik. Malaysia dianggap menjadi jembatan bagi orang-orang yang mencari biaya kuliah dengan biaya ringan, namun kualitas bagus.
“Ini sangat masuk akal. Karena hampir semua kampus-kampus di Malaysia menggunakan bahasa Inggris. Mereka juga berkompetisi di jurnal-jurnal internasional dan itu menambah daya saing di kampus internasional,” ungkap pria yang pernah menamatkan pendidikan S1-nya di UIN Semarang ini.
Namun bagi Sumanto, bila publikasi internasional Indonesia diperbanyak, bisa meningkatkan pendidikan di Indonesia. Selain itu juga bisa membuat negara lain tertarik untuk belajar di Indonesia.
S1 di dalam Negeri
Berbeda dengan pilihan pendidikan S2, mahasiswa Arab Saudi lebih memilih mengambil pendidikan Sarjana S1 di dalam negeri. Seperti kampus tempat Prof Sumanto mengajar, sebanyak 95 persennya adalah mahasiswa lokal alias mahasiswa yang tinggal di Arab Saudi.
Selain itu, meskipun di Arab Saudi, lanjut Prof Sumanto, Negara tempat berhaji umat muslim tersebut tidak identik dengan pendidikan Islam. Sebagian besar pendidikan di Arab Saudi berfokus pada bidang hard sains.
“Di Arab Saudi hanya ada tiga kampus yang fokus mempelajari ilmu kesilaman,” terang Prof Sumanto.[]