More

    Maba UI Bangun Makara Raksasa dengan Botol Plastik

    Replika Makara UI dari Sampah Botol Plastik. Dok. Istimewa

    DEPOK, KabarKampus -Mahasiswa Baru Universitas Indonesia membangun replika logo makara UI raksasa dari sampah botol plastik di Lapangan Rotunda UI, Depok, Jumat, (23/08/2019). Logo UI ini menjadi yang terbesar di kampus UI.

    Membangun replika logo makara merupakan rangkaian Kegiatan Awal Mahasiswa Baru (KAMABA), Universitas Indonesia (UI) sebagai Kampanye Program Cinta Kampus. Program ini diharapkan mengobarkan semangat mahasiswa baru UI agar sadar dan  berkomitmen penu hmenjaga kualitas lingkungan hidup demi tercapainya kelestarian lingkungan dan ekosistem.

    Selain membangun logo makara UI, sebanyak 8.523 mahasiswa baru ikut melakukan Tarian Pilah Sampah. Selain itu, mereka juga ikut melakukan Deklarasi Jasa Marga – UI Duta Bersihkan Sampah Plastik, serta kegiatan menanam pohon di wilayah kampus UI Depok, melepas ikan dan membersihkan sampah di 6 Danau UI.

    - Advertisement -

    Tak hanya para mahasiswa baru, jajaran pimpinan Universitas Indonesia juga rangkaian acara tersebut. Mereka diantaranya adalah  Rektor UI Prof. Dr. Ir. Muhammad Anis, M.Met, Ketua MWA UI Saleh Husin, Ketua Senat Akademik UI Prof. Nachrowi Djalal Nachrowi, MSc., MPHil., Ph.D, Ketua Iluni Arief Budhy Hardono, Direktur Utama Jasa Marga Desi Arryani, Dirjen PSLB3 Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan RI Rosa Vivien Ratnawati, SH, MSD, serta jajaran pimpinan universitas dan fakultas, sekolah maupun program se-UI.

    Rektor UI turut membangun Replika Makara UI menggunakan Sampah Botol plastik

    Dalam Deklarasi, Prof. Anis mengajak segenap sivitas akademika dan warga UI untuk bersama-sama Berkomitmen untuk bijak mengonsumsi plastik dengan cara meminimalisir penggunaan plastik sekali pakai dalam kehidupan sehari-hari. Mulai dari mmbiasakan diri untuk melakukan aktivitas pilah sampah dalam menjaga kebersihan lingkungan, berkomitmen untuk mendukung dan terus memperbaiki manajemen pengelolaan sampah yang ada secara berkelanjutan, dengan mengembangkan sistem pengolahan sampah yang baik, dan meningkatkan kesadaran untuk mencintai alam  dengan melindungi hutan Indonesia guna menjaga pasokan oksigen di dunia bagi generasi yang akan datang.

    “UI sudah menunjukkan komitmennya menjaga lingkungan hidup dengan mencanangkan gerakan kampus hijau atau disebut UI GreenMetric sejak tahun 2010 yang telah mendunia. UI juga merupakan kampus dengan udara tersejuk serta terhijau di Indonesia,” ungkapnya.

    Selain itu juga, dalam kesempatan tersebut Rektor mengajak, warga UI bersama-sama menjaga lingkungan hidup adalah bentuk syukur kita kepada Tuhan Yang Maha Kuasa dan sebuah keharusan bagi setiap generasi. Sebagai mahasiswa yang merupakan agen perubahan bangsa, mari kita mulai untuk menjaga lingkungan di sekeliling kita agar less waste, less pollution.

    KAMABA UI 2019 mengambil tema “Cinta Tanah Air: Jiwa Raga Kami”. Kegiatan ini berlangsung sepanjang bulan Agustus 2019 dengan rangkaian kegiatan seperti Pengenalan Sistem Akademik Universitas dan Etika Akademik ; Latihan Paduan Suara untuk kegiatan Wisuda UI ; Orientasi Belajar Mahasiswa ; Upacara Proklamasi Kemerdekaan ; Orientasi Kehidupan Kampus ; Program Cinta Kampus dan Penampilan UKM (Unit Kegiatan Mahasiswa).[]

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    1. Kadang sulit mengikuti alur pikir orag lingkungan, karena yang ada di benak mereka itu adalah “zero impact”, padahal yang harus diingat adalah luasan bumi ini tidak pernah bertambah dan manusia yang hidup diatasnya dengan berbagai aktifitas (makan, minum, butuh tempat tinggal, membuang sampah dan kotoran terus bertambah?. Jadi sebenarnya kerusakan ingkungan adalah suatu keniscayaan. Tugas kita adalah meminimalkan dampak negatif itu sendiri dan memperlambat kerusakan lingkungan. Untuk sampai pada “tidak ada dampak ke lingkungan” itu adala sesuatu yang omong kosong. Kajian amal yang sering merekomendasikan “layak” atau “tidak berdampak ke lingkugan” juga omong kosong. Ingat makan butuh bahan pangan berranti butuh buka lahan, minum berarti butuh air, bernafas pun buang CO2 bahkan buang kotoran itu mencemari air tanah. Kata kuncinya “meminimalisir”, jangan mimpi “zero impact” keculi kita berhenti makan, berhenti minum, berhenti bangun rumah yang berrarti berhenti segala-galanya alias BERHENTI HIDUP.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here