More

    Kata Calon Rektor Termuda ITB Soal “Rektor Asing”

    Acep Purqon

    BANDUNG, KabarKampus – Wacana rektor asing untuk memimpin Perguruan Tinggi di Indonesia ramai mengemuka pada pertengahan bulan Agustus 2019 kemarin. Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti) mengharapkan dengan adanya rektor asing bisa membuat Perguruan Tinggi Indonesia ranking 100 besar dunia.

    Acep Purqon, calon rektor termuda Institut Teknologi Bandung (ITB) mengatakan, siapapun rektornya, orang asing maupun orang Indonesia, tantangannya adalah regulasi. Bila regulasinya baik bukan tidak mungkin Perguruan Tinggi di Indonesia bisa menjadi 100 perguruan tinggi terbaik dunia.

    “Selama ini yang membuat Perguruan Tinggi Indonesia tidak maksimal adalah regulasi. Seperti ada beberapa regulasi yang bertabrakan. Sehingga siapapun rektornya, pekerjaan rumah terbesarnya adalah bagaimana menciptakan aturan main sehingga bisa maksimal semuanya,” ungkap Dosen Fisika FMIPA ITB ini kepada KabarKampus, Selasa, (08/10/2019).

    - Advertisement -

    Acep mencontohkan, salah satu regulasi yang tidak relevan adalah aturan tentang residensi. Aturan regulasi ini mengharuskan dosen untuk kembali ke kampus. Bila tidak kembali ke kampus maka, prestasinya dianggap rendah.

    Padahal justru dengan dosen residensi di industri, apa yang ia ajarkan update dengan dunia industri. Tidak sebatas teks book.

    “Dosen ITB sudah sejak lama bergelut di industri. Bila ditarik ke barak semua, maka pengalaman industrinya lemah,” ungkapnya.

    Kalau perlu, lanjut Acep, kampus mendorong dosennya residensi dengan industri. Misalkan dosen bisa dua hari mengajar di ITB dan tiga hari di industri. Hal tersebut bisa membuat mereka memiliki pengalaman yang baik dan bisa upadate setiap hari.

    Lulusan Program Doktor di Kanazawa University ini yakin orang asing pun yang menjadi rektor di Indonesia bila regulasinya masih tidak maksimal akan sulit untuk berhasil. Begitu sebaliknya, orang terbaik Indonesia pun, bila dikirim ke luar negeri untuk memimpin Perguruan Tinggi di sana akan berhasil. Ia akan menjadi rektor bagus.

    “SDM kita itu hebat-hebat. Peneliti kita levelnya di dunia dihargai. Tapi dia tidak akan maksimal kalau sistemnya tidak baik,” ungkap pria kelahiran tahun 1974 ini.

    Selain itu, lanjut Acep, setiap perguruan tinggi memiliki keunikan dan keunggulan masing-masing. Jadi tidak mungkin disamaratakan.[]

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here