More

    Mendorong Mutu Sekolah dengan “Talents Mapping”

    BANDUNG, KabarKampus – Suasana riuh dan ramai, saat para guru membuka map berwarna coklat di ruang Multimedia SMA 8 Bandung, Selasa, (17/09/2019). Sebagian dari mereka ada yang tersenyum, manggut-manggut dan ada yang mengatakan “ini akurasinya 90 hingga 94 persen”.

    Saat itu, para guru baru saja menerima hasil tes “talents mapping” yang digelar kabarkampus.com. Pada bulan sebelumnya mereka telah mengikuti tes talents mapping di lokasi yang sama. Tes potensi diri ini diikuti oleh sebanyak 50 guru berbagai bidang pelajaran.

    - Advertisement -

    Salah satu peserta tes talents mapping adalah Haris Hendra Gunawan, Guru Pendidikan Agama Islam SMA 8 Bandung. Ia mengaku, akurasi yang ia rasa setelah menerima hasil tes adalah 92-94 persen alias sesuai dengan yang ia rasakan.

    Salah satunya, lanjut Haris bahwa dirinya adalah seseorang yang strategis. Ia cenderung hanya membicarakan yang perlu saja. Ia juga seorang creator yang merencanakan tujuan setiap harinya.

    “Saya baru ngeh saya begini. Sebelumnya saya merasa lebih mengenal orang lain daripada diri sendiri. Kedepan saya bisa melangkah lebih sistematis,” ungkap lulusan UIN Bandung ini.

    Hal yang sama dirasakan Euis Nur Aisyah, yang juga peserta tes talents mapping. Guru PPKN ini merasa, 90 persen analisis tentang potensi dirinya sesuai dengan apa yang ia jalankan sehari-hari.

    Diantaranya adalah dirinya seorang yang mudah beradaptasi dengan lingkungan. Ia juga senang melayani orang lain dengan baik.

    “Setelah mengenali berbagai potensi dirinya tersebut, tentunya saya akan memaksimalkan potensi yang ada dan kedepan bisa lebih bermanfaat bagi lingkungan sekolah,” terang Euis.

    Guru dan Talent Mapping

    Furqan AMC, CEO KabarKampus yang juga penyelenggara tes talents mapping menjelaskan, talents mapping bermafaat untuk semua orang dan segala lapisan. Tak hanya bermanfaat bagi remaja, namun juga mereka yang mau pensiun, bahkan para guru.

    Kenapa guru perlu mengikuti talents mapping? Menurut Furqan, guru merupakan variable yang strategis di dalam sistem pendidikan Indonesia. Dengan guru mengikuti talents mapping, mereka bisa memiliki pengalaman untuk mengevaluasi dirinya dan memberikan assessment untuk mengarahkan siswanya.

    “Dengan talents mapping, guru bisa mengevaluasi karir dan bagi yang mempersiapkan karir bagi yang akan pensiun. Sementara bagi guru muda adalah untuk pengembangan karir ke depan. Dia dapat mengembangkan sebagai guru bidang pengajaran yang tepat,” ungkap Sarjana Psikologi ini.

    Talent Mapping Bersifat Terbuka

    Furqan menerangkan, talents mapping berbeda dengan psikotes. Psikotes bersifat konfidensial alias rahasia, karena menyangkut semua dinamika personal, termasuk hal yang bersifat negatif dari peserta tes. Data negatif, itu bisa menjadi aib bagi seseorang.

    Sementara talents mapping berdasarkan pada potensi potensi personal yang tidak dirahasiakan. Justru potensi itu harus dibuka agar lingkungan dapat mendukung potensi tersebut.

    “Jadi bedanya dengan talents mapping, individu maupun lingkungan perlu tahu, sehingga tercipta sebuah iklim yang positif antar individu dan lingkungan yang tumbuh dalam sebuah lembaga,” tutup Furqan.

    Tingkatkan Mutu Guru SMA 8 dengan Talenta Mapping 

    SMA 8 Bandung menjadi sekolah pertama yang mengikuti talents mapping di kota Bandung. Kesempatan ini diberikan kepada guru, agar dapat meningkatkan mutu salah satu sekolah unggulan di kota Bandung ini.

    Seperti yang disampaikan Suryana, S.Pd., Kepala Sekolah SMA 8 Bandung. Ia sengaja memberikan kesempatan kepada guru untuk mengikuti tes talents mapping, agar mereka bisa lebih mengenal diri sendiri. Kemudian dalam tugasnya sebagai pendidik, dapat mengetahui kekuatan dirinya dan kekutan anak didiknya.

    “Para guru harus faham, bahwa manusia itu multi talent, memiliki kemampuan yang berbeda-beda. Tidak ada anak yang bodoh, tapi yang ada adalah anak yang memiliki potensi yang kuat. Sehingga guru tidak terlampau mudah dalam mengukur potensi murid,” ungkap Suryana.

    Menurut Suryana, bila guru telah memiliki pemikiran seperti ini, maka tidak ada lagi ruang yang tidak nyaman di sekolah untuk anak. Sehingga bila anak happy di sekolah, mereka bisa tumbuh kembang sesuai dengan potensinya.

    “Sehingga kami sebagai orang tua didiknya, bisa memberikan track yang sesuai dengan talenta siswa. Seperti kita ketahui kesuksesan seseorang, ketika ia diberikan track yang pas dengannya,” tambah Suryana.

    Kedepan, lanjut Suryana, talents mapping ini tidak hanya diberikan kepada guru, namun juga peserta didik. Sehingga diharapkan bisa memberikan kontribusi pada peningkatan mutu sekolah.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here