More

    22 Persen Mahasiswa Unej Terpapar Radikalisme, Begini Jawaban LP3M Unej

    Akhmad Munir, Ketua LP3M Unej

    JEMBER, KabarKampus – Lembaga Pemetaan Pemikiran Keagamaan, LP3M Universitas Jember mengklarifikasi terkait hasil penelitian yang menyebutkan “22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme”. Mereka menyebut hasil penelitian yang banyak dikutip media tersebut sudah mengalami distorsi narasi hasil pemetaan.

    Akhmad Munir, Ketua LP3M menjelaskan, pemetaan terhadap potensi atau benih-benih padangan radikal mahasiswa di bidang keagamaan khususnya Islam tersebut pertama kali dilakukan pada tahun 2017. Sehingga apa yang dimunculkan bukanlah fakta baru.

    Pemetaan tersebut lanjut Akhmad tujuan dan penggunaannya bersifat terbatas bagi internal UNEJ. Pimpinan LP3M pernah memerintahkan dirinya untuk tidak mempublikasikan pemetaan ini ke pihak luar baik seluruhnya maupun sebagian.

    - Advertisement -

    “Dan perintah itu saya turuti sampai pagi ini,” kata Akhmad yang juga menjabat sebagai Staf Pengajar sekaligus Tenaga Fungsional pada Pusat Pengembangan Pendidikan Karakter dan Ideologi Kebangsaan (P3KIK) dalam keterangan persnya, Kamis, (28/11/2019).

    Sehingga menurut Akhmad, penting bagi mereka untuk menempatkan pemetaan tersebut sesuai dengan konteksnya agar tidak mengalami distorsi. Apalagi pemetaan itu bersifat internal dan khusus untuk lembaga dan demi perbaikan kelembagaan dalam perspektif kampus kebangsaan.

     “Maka kami menjadikan hasil pemetaan internal itu untuk ditindaklanjuti ke dalam agenda-agenda yang sudah kami laksanakan. Serangkaian agenda yang sudah dilaksanakan, yaitu: pengembangan kurikulum PAI yang berorientasi pada keseimbangan perspektif keislaman dan kebangsaan, seperti: tema teologi kebangsaan, demokrasi dan HAM dalam Islam, dan sebagainya,” terang Akhmad.

    Agenda lainnya, lanjut Akhmad termasuk penguatan kapasitas SDM dengan melibatkan organisasi islam yang berprinsip moderat. Selain itu agenda lainnya yang juga sudah dilaksanakan antara lain agenda penataan dan pembinaan masjid kampus; serta laboratorium pesantren dengan membina langsung mahasiswa oleh para Kyai berpaham ahlussunnah wal jamaah; ditambah lagi konseling keislaman oleh Dosen-dosen PAI dengan tujuan agar mahasiswa memegang prinsip moderatisme islam.

    “Intinya semua agenda bermuara pada pengarusutamaan moderatisme islam ahlussunnah wal jamaah,” tambah Akhmad.

    Menurut Akhmad pemetaan yang telah mereka lakukan tidak dimaksudkan untuk mengeneralisir prosentase dari seluruh mahasiswa Universitas Jember. Pemetaan ini lebih menekankan untuk memotret potensi atau benih-benih pemikiran keagamaan khususnya keislaman yang ada di Universitas Jember.

    Dari pemetaan inilah berbagai kegiatan dilaksanakan sebagai upaya untuk mencegah potensi itu berkembang lebih jauh. Sehingga berita di media mengenai “22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme” menurutnya sudah mengalami distorsi narasi hasil pemetaan.

    Bermula dari Seminar

    Pernyataan soal 22 persen mahasiswa Unej terpapar radikalisme bermula dari pernyataan Akhmad Taufiq, Ketua Lembaga Pengembangan Pembelajaran dan Penjaminan Mutu (LP3M) Unej di acara Pleno 4 Festival HAL di Kantor Pemkab, jember pada (21/11/2019). Pernyataannya ini salah satunya dikutip oleh kantor berita Antara.

    Dalam pernyataannya Akhmad Taufiq menyebut di Unej terdapat 22 persen yang terpapar radikalisme, diderivasi lagi menjadi radikalisme teologis yakni setuju dengan pengkafiran, qital, dan jihad yaitu sejumlah 25 persen, radikalisme politis berupa kesetujuannya pada konsep negara Islam atau khilafah sejumlah 20 persen. Pernyataanya ini berdasarkan laporan studi pemetaan gerakan radikalisme yang dilakukan LP3M Unej pada tahun 2018.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here