More

    Universitas Langlangbuana Gelar Seminar Guru BK Se-Kabupaten Bandung

    Seminar “Peran Bimbingan dan Konseling dalam Menghadapi Generasi Z di Era 4.0 di Kampus UNLA, Bandung, Sabtu, (30/12/2019). Dok. Istimewa

    BANDUNG, KabarKampus – Universitas Langlangbuana menyelenggarakan Seminar Guru Bimbingan dan Konseling SMA dan SMK se-Kabupaten Bandung di Wisma Buana, Unla, Sabtu kemarin, (30/11/2019). Seminar yang mengusung tema “Peran Bimbingan dan Konseling dalam Menghadapi Generasi Z di Era 4.0” ini diikuti oleh 85 peserta dari 48 sekolah di Kabupaten Bandung.

    Seminar dibuka oleh Ruhanda, S.E., M.Si., Wakil Rektor II UNLA. Hadir sebagai narasumber dalam seminar ini yaitu Dr. Nani Nuranisah Djamal, M.Pd., M.Psi., Lia Aprillia, S.Pd., M.Pd., dan Ganjar Turesna.

    Dalam sambutannya Ruhanda menyampaikan, saat ini perilaku peserta didik sangat jauh berbeda dengan keadaan dahulu. Sekarang, mereka yang disebut generasi Z, yaitu generasi anak  yang lahir pada tahun 1995 hingga 2010 sejak kecil sudah mengenal teknologi dan akrab dengan gadget canggih yang secara tidak langsung berpengaruh terhadap kepribadian mereka.

    - Advertisement -

    “Guru Bimbingan dan Konseling di era ini harus selalu update terhadap perkembangan teknologi, informasi dan selalu mengembangkan sikap terbuka dalam menerima masukan untuk meningkatkan kompetensi dan kemampuan dalam mendidik dan membimbing peserta didik untuk masa depan,” terangnya.

    Sementara itu Dr. Nani dalam paparannya menyampaikan, dampak kecanggihan teknologi memiliki akses yang luas, termasuk adanya konten-konten negatif. Karakteristik dari 4.0 dari sisi  positif  adalah mudah, efisien dan kompetitif, dari sisi negatif acuh tak acuh, ketergantungan dan hilang makna.

    Nani juga menambahkan, dampak dari revolusi industri ini mempengaruhi identitas manusia. Identitas terseut mulai dari privasi, pola komunikasi, waktu untuk bekerja dan bersantai, bagaimana pengembangkan karir, mengembangkan keterampilan dan membina hubungan.

    Sedangkan Lia Aprilia menjelaskan, perlu adanya transformasi bagi guru bimbingan dan konseling dengan cara meningkatkan minat baca dan menambah koleksi buku. Mereka juga diharapkan mampu menjadi fasilitator, motivator dan inspirator.

    Selain itu, diperlukan juga bagi mereka untuk mengunggah karya-karya tulis yang berkontribusi bagi layanan bimbingan dan konseling. Kemudian menerapkan pola hybrid learning (kombinasi tatap muka dan online) dan multitasking secara kreatif dan inovatif untuk meningkatkan layanan guru bimbingan dan konseling juga perlu menerapkan pendekatan konstruktifis berbasis ICT.[Ads]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here