ACEH, KabarKampus – Mahasiswa Universitas Syiah Kuala (Unsyiah) berhasil menjadi seorang sarjana tanpa melalui Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan tugas akhir alias skripsi yang menjadi syarat wajib calon sarjana di Unsyiah. Dia adalah satu-satunya lulusan yang memperoleh keistimewaan tersebut dalam acara wisuda Unsyiah di Kampus Unsyiah, Banda Aceh, Rabu (05/02/2020) kemarin.
Adalah Imam Maulana, mahasiswa Program Studi Pendidikan Dokter tahun 2015 yang mendapat pengecualian itu. Keistimewaan ini, Iman dapat prestasinya dalam Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) digelar Kemenristekdikti.
Imam bercerita, ada usaha dan pengorbanan yang dilakukan, sehingga ia bisa lulus kuliah tanpa KKN dan Skripsi. Pertama, pada tahun 2017, proposal Program Kreativitas Mahasiswa Bidang Pengabdian Masyarakat (PKMM) yang diajukan bersama empat rekannya lolos didanai Kemenristekdikti.
Melalui program PKKM, mereka menggagas program Santri Dayah First Aider (SADAR), yakni pelatihan dan pembinaan keterampilan pertolongan pertama pada kecelakaan di Dayah Markaz Al-Ishlah Al-Aziziyah.
“Sudah menjadi sebuah aturan dari rektorat bahwa mahasiswa yang lulus pendanaan PKMM akan menjadikan programnya sebagai bagian dari KKN, jika selama pelaksanaan telah mengambil mata kuliah tersebut,” jelas Imam di laman Unsyiah.
Hal ini lah yang membuatnya tidak perlu mengikuti KKN ke Gayo Lues pada tahun 2018 lalu. Program SADAR juga lulus untuk dipertandingkan di Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional (PIMNAS) ke-31 di Yogyakarta pada 2018 lalu.
Meski tidak mendapat juara, ungkap Imam, program tersebut telah diterapkan di empat dayah unggulan di Banda Aceh dan Aceh Besar. Masing-masing yaitu Dayah Inshafuddin, Dayah Darul Ulum, Dayah Al-Manar, dan Dayah Nidhamul Fata.
Sementara keistimewaan ‘bebas skripsi’ Imam peroleh dari Fakultas Kedokteran yang bermula ketika akhir tahun 2019 lalu. Ia kembali mengajukan proposal PKMM kepada Kemenristekdikti, untuk mengembangkan Paket Edukasi Bencana yang Islami (PECI) dan Paket Kesenian Mitigasi Bencana (PASMINA) yang diadaptasi dari nandong smong.
Bersama tim, ia berhasil memecahkan rekor meraih medali emas pertama untuk Aceh, Unsyiah, dan Fakultas Kedokteran di ajang mahasiswa paling bergengsi PIMNAS ke-32 di Universitas Udayana Bali pada 2019 lalu. Bukan cuma itu, Imam juga mempresentasikan karya ilmiahnya tersebut pada konferensi internasional di Bogor dan Sendai, Jepang.
Berkat deretan prestasi tersebut, ia mendapatkan penghargaan dari Plt Gubernur Aceh sebagai salah satu dari 10 Pemuda Aceh Berprestasi 2019.
“Saya pribadi tidak tahu pastinya mana yang menjadi alasan untuk diberikan keringanan bebas skripsi tersebut. Apapun alasannya, saya sangat bersyukur atas penghargaan ini,” kenang Imam.
Lulus dengan predikat sangat memuaskan, Imam Maulana akan melanjutkan pendidikan profesi dokter pada akhir Februari ini. Saat ini ia menjabat sebagai Direktur Eksekutif LSM Generasi Edukasi Nanggroe Aceh.[]