More

    Simposium Pelajar Timur Tengah dan Afrika: Pelajar Indonesia Sampaikan Aspirasi ke Pemerintah melalui White Paper

    Simposium Pelajar Timur Tengah dan Afrika. Dok. Istimewa

    Simposium Perhimpunan Pelajar Indonesia Dunia Kawasan Timur Tengah dan Afrika adalah forum tahunan Pelajar dan Mahasiswa Indonesia yang sedang menempuh studi di 18 negara Timur Tengah – Afrika bertarung ide dan menyampaikan aspirasi yang bertujuan untuk berpartisipasi dalam pembangunan Indonesia. Tahun ini, Simposium Kawasan Timur Tengah – Afrika dilaksanakan secara daring mulai dari tanggal 15 Mei sampai dengan 23 Mei 2022.

    Sidang Komisi dibagi menjadi empat; Komisi Sosial Budaya dan Agama, Komisi Pendidikan, Komisi Geopolitik dan Timur Tengah, dan Komisi Ekonomi Syariah. Didalam sidang komisi ini mahasiswa saling mempertarungkan ide dan gagasannya.

    Misalnya dalam Sidang Komisi Ekonomi Syariah, mahasiswa Indonesia di Timur Tengah dan Afrika telah berhasil merumuskan White Paper yang berjudul “Peran Zakat dalam mewujudkan Sustainable Developments Goals” ini dapat disampaikan kepada pemerintah Indonesia sebagai lembaga pembuat kebijakan. 

    - Advertisement -

    Andi Mohammad Muthahhari, Presiden Ikatan Pelajar Indonesia di Iran (IPI Iran) dinobatkan sebagai Delegasi Terbaik, Andi beranggapan bahwa sudah saatnya mendigitalisasi sistem zakat, paling tidak ada 3 hal yang harus diperhatikan.

    Pertama adalah mempermudah penyaluran zakat; barangkali ada saudara kita ingin berbagi ya harus dimudahkan, misalnya melalui aplikasi handphone. 

    Kedua adalah edukasi; kesejahteraan umat itu tidak hanya dilihat berdasarkan manifestasi nilai ekonomi, namun juga nilai spiritual dan moral. Inilah mengapa perlu adanya pusat informasi berbasis digital yang valid mengenai zakat, agar dapat dibaca dan dipahami masyarakat umum. 

    Terakhir, mempermudah pengambilan zakat; kedapannya aplikasi ini tidak hanya digunakan untuk membayar zakat, tapi juga dapat dipergunakan untuk mengambil zakat, supaya saudara-saudara kita yang membutuhkan tidak lagi harus mengantri berlama-lama. cukup klaim secara online saja seperti beberapa program bantuan pemerintah lainnya” 

    “Maka dari sebab ini, kami mendorong lembaga pemerintah dalam hal ini Badan Amil Zakat Nasional (BAZNAS) untuk membuat aplikasi yang mudah digunakan dan terintegrasi dengan data-data yang sudah dimiliki lembaga pemerintah. seperti data milik Kementrian Sosial sehingga dapat terciptanya kemudahan dalam menyalurkan zakat dan tersalurkan dengan tepat sasaran” ujar Andi melalui rilis.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here