Soft power Tiongkok, hadir dalam skema Belt Road Initiative (BRI). BRI dapat dimaknai pembangunan global ala Tiongkok. Ia bercirikan menjalin konektivitas lintas benua untuk mengamankan rantai pasok energi dan jalur perdagangan. 50% kebutuhan energi Tiongkok berasal dari Timur Tengah (Mazel 2022). Ini tak lepas dari kebutuhan energi Tiongkok yang amat besar dengan populasi besar. Ini menunjukkan interest besar Tiongkok di kawasan Timur Tengah, di Tanah Levant.
Makna Timur Tengah bagi Tiongkok, adalah bagian integral pembangunan global Tiongkok. Wilayah ini fitur untuk menjahit konektivitas antar regional, Asia Tengah, Eropa, dan Afrika. Tiongkok memiliki konsep interkoneksi industrial park dan port (Dua roda-dua sayap), untuk mengkreasikan Zona Ekonomi Khusus. Tiongkok gencar berinvestasi di wilayah pelabuhan dan kereta api di Timur Tengah. Dan Terusan Suez adalah jalur penting bagi Tiongkok, berkisar 60% ekspor Tiongkok ke Eropa melewati Terusan Suez (Lyall 2019).
BRI menjaring simpul strategis, yang meliputi Selat Hormuz, kawasan Levant, dan Terusan Suez. Menjahit konektivitas lintas benua. Dengan konektivitas lintas benua membantu meluaskan pangsa manufaktur lokal dan menopang industri global Tiongkok. BRI membantu mendongkrak tumbuhnya wilayah tengah dan barat kota-kota Tiongkok seperti Xinjiang, Zhejiang, Guanxi, Ningxia, dan Yunan. Memiliki volume produksi yang besar, Tiongkok membutuhkan perluasan pasar dan ruang yang selalu segar untuk kapital Tiongkok. Dengan integrasi ekonomi dan konektivitas Tiongkok mendesain sebuah imperium ekonomi. Membangun tata pembangunan global yang berkiblat ke Tiongkok. Ini indikasi ambisi imperial Tiongkok.
Realitas ini, menunjukkan kepentingan kekuatan adidaya di tanah Levant. Tempat ini menjadi arena sengit para kekuatan besar untuk menjadi penguasa global. Kondisi ekonomi politiklah yang mendasari kondisi tanah Levant saat ini. Bukan konflik agama. Atau pengkaburan lewat konflik Israel dan Palestina semata. Melainkan tersembunyi konflik antar imperial, yang mengusung kepentingan dan agenda besar. Membangun imperium. Menahbiskan diri menjadi penguasa dunia.
Fitur istimewa yang tak terpisahkan adalah kawasan Levant atau Jembatan Darat Asia dan Afrika dan Terusan Suez. Kedua fitur ini adalah akses strategis dalam perdagangan global dan akses menuju ke tempat-tempat penghasil minyak di Timur Tengah. Ini menjadi jantung konflik. Menjadi pertarungan kapital kekuatan-kekuatan besar. Tempat bersemayam ambisi imperial.
Menguak konflik antar imperial adalah membuka watak konflik sesungguhnya. Mencari akar masalah dan tak berhenti dengan apa yang tampak di permukaan, yakni Konflik Israel dan Palestina. Selama ini konflik yang dikipasi dengan bumbu agama, dengan mengadu ultra nasionalisme dan ultra religius di antara proxy yang ada. Itu akan menjadi lingkaran kekerasan yang tiada henti, hal itu akan membuat semakin jauh dari perdamaian. Hanya menghasilkan bidak mana yang lebih kuat bagaikan bandul yang silih berganti mengikuti dinamika para kekuatan imperial. Sementara realitas menunjukkan masyarakat sipil menanggung resiko paling buruk.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>