More

    Tragedi Mau Kuliah: Siswa Jadi Korban Kelalaian Sekolah

    Tulisan Black Februari terpapang besar di sekolah saat demonstrasi Siswa SMKN 10 Medan karena keterlambatan input PDSS yang mengakibatkan mereka gagal SNBP. (Foto: seputarsumut.com)


    Adanya perpanjangan ini nampak tak terlalu disambut oleh para siswa yang gagal mengikuti SNBP. Bukan kepada panitia, melainkan harapan mereka terhadap sekolah yang telah lalai. 

    Berbagai Upaya Dilakukan

    Kelalaian dalam melakukan finalisasi PDSS diamini oleh Ketua Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025, Eduart Wolok. Ia menyebut ada 76 sekolah yang tak melewati batas pengisian pada Rabu (5/2) pulul 15.00.

    Dari 373 sekolah, hanya 297 yang terakomodir SNPMB untuk SNBP. “Hingga tanggal 6 Februari 2025 pukul 13.00 WIB, sekolah yang difasilitasi berjumlah 297 sekolah dari 373 sekolah dan memberikan kesempatan kepada 9.438 siswa,” jelas Eduart dalam keterangan tertulis. 

    - Advertisement -

    Kendati demikian, masih ada kesempatan bagi sejumlah sekolah untuk memperbaiki kelengkapan dokumen sampai Jumat (7/5) pukul 15.00. Dokumen tersebut berupa surat kuasa yang berisi berbagai informasi sekolah dan siswa. 

    Akan tetapi, sekolah yang tidak memenuhi seluruh kriteria tetap nihil untuk diakomodasi pihak SNPMB. “Dengan mempertimbangkan faktor akuntabilitas, keberadilan, integritas, serta menghargai sekolah yang telah tertib dan berdisiplin dalam pengisian PDSS,” sambung Eduart.

    Adanya perpanjangan ini nampak tak terlalu disambut oleh para siswa yang gagal mengikuti SNBP. Bukan kepada panitia, melainkan harapan mereka terhadap sekolah yang telah lalai. 

    “Harapan palsu. Sudah sampai 3 kali perpanjangan finalisasi PDSS, enggak difinalisasi juga,” cetus Haqqi, siswa MAN 2 Medan. 

    Memang beberapa pihak mencoba untuk mengajukan permohonan kepada pihak Kementerian Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Kemendikti Saintek) untuk membuka kembali portal PDSS. 

    Seperti yang dilakukan Kepala Bidang SMA Dinas Pendidikan Jawa Barat, Awan Suparwana. “Upaya kami agar bertemu ke Kemendikti Saintek agar memberi ruang ke anak-anak tetap bisa mendapatkan tiket untuk SNBP,” katannya seperti dikutip dari IDN Times. 

    Di sisi lain, pihak Kemendikti Saintek sudah empat kali memperpanjang proses finalisasi PDSS. Yaitu sejak 6-31 Januari 2025 karena banyak sekolah belum melakukan finalisasi. 

    Panitia SNPMB pun sempat memperpanjang proses finalisasi menjadi 2 Februari, lalu 5 Februari, dan 7 Februari. Bahkan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendikti Saintek), Satryo Soemantri Brodjonegoro pun akhirnya memperpanjang lagi masa finalisasi hingga 8 Februari 2025 pukul 04.00 WIB. 

    Namun tidak semua sekolah bisa mengikuti perpanjangan ini. Hanya sekolah yang sudah melengkapi siswa yang memenuhi syarat, sudah melengkapi nilai, namun belum melakukan finalisasi. 

    Sebab ditemukan juga sekolah yang sudah melengkapi nilai pada sebagian besar siswa, namun masih terkendala di beberapa siswa. Hal ini berdampak kepada siswa yang memenuhi syarat lengkap pengisian rapor, namun gagal terfinalisasi. 

    Beberapa siswa yang belum terisi nilainya di sistem SNPMB, maka wajib mengirim email dan dokumen ke halo-snpmb@bppp.kemendikbud.go.id

    Proses mengejar masa depan ini bak karet gelang yang terus ditarik memanjang. Semakin ditarik, bermunculan beberapa rongga untuk dirasuki peluang dan harapan dengan berbagai cara. 

    Sementara di rumah, ada siswa-siswi yang menangis mengais harapan melalui jalan lain. Di samping kekesalan harapan maupun gengsi para orang tuanya. Atas dampak dari sistem digital yang setengah-setengah serta kinerja SDM tidak dikontrol, berharap kepada pendidikan menjadi tak lazim di masa yang akan datang.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here