Eksistensi Oligarki dalam Kekuasaan Bani Abbasiyah

Kekuasaan militer dalam Bani Abbasiyyah semakin kokoh pada abad ke-9, terutama saat khalifah-khalifah mulai merekrut tentara dari bangsa Turki. Khalifah al-Mu’tasim, misalnya, sangat bergantung pada tentara Turki untuk menjaga stabilitas kekuasaannya.

Keluarga Barmakid adalah salah satu contoh kelompok oligarki dalam Bani Abbasiyyah yang berhasil memanfaatkan kedekatannya dengan khalifah untuk mendapatkan kekuasaan. Mereka menguasai posisi-posisi penting dalam pemerintahan dan mengontrol kebijakan finansial dan militer.

Akan tetapi, kekuatan mereka yang semakin besar dan kecenderungan untuk bertindak otonom membuat khalifah khawatir akan ancaman terhadap kekuasaannya. Pada akhirnya, keluarga Barmakid dihabisi dan diturunkan dari posisi mereka, tetapi peristiwa ini tidak mengakhiri keberadaan oligarki dalam Bani Abbasiyyah. Oligarki tetap ada, hanya saja berpindah kepada keluarga atau kelompok lain yang dekat dengan khalifah.

Kekuasaan militer dalam Bani Abbasiyyah semakin kokoh pada abad ke-9, terutama saat khalifah-khalifah mulai merekrut tentara dari bangsa Turki. Khalifah al-Mu’tasim, misalnya, sangat bergantung pada tentara Turki untuk menjaga stabilitas kekuasaannya.

- Advertisement -

Ketergantungannya dengan tentara Turki boleh jadi disebabkan karena ibu khalifah, Maridah, berasal dari etnis Turki. Kebergantungan ini pada akhirnya menciptakan kekuatan oligarki baru di kalangan militer Turki, yang menjadi sangat berpengaruh dalam politik istana. Bangsa Turki tidak hanya menjadi alat militer bagi kekhalifahan, tetapi juga turut menentukan kebijakan pemerintahan.

Oligarki bangsa asing ini semakin terlihat jelas saat pengaruh bangsa Turki berkembang menjadi kekuasaan nyata dalam menentukan pengangkatan dan pemberhentian khalifah. Kekuatan militer mereka yang dominan menjadikan para khalifah semakin bergantung pada kehendak mereka. Pada titik ini, kekuasaan Bani Abbasiyyah tampak sebagai pemerintahan yang dikendalikan oleh oligarki militer Turki, bukan lagi oleh khalifah yang seharusnya memiliki otoritas tertinggi.

Kehadiran oligarki dalam kekuasaan Bani Abbasiyyah membawa dampak besar terhadap stabilitas dan efektivitas pemerintahan. Ketergantungan pada segelintir kelompok kekuasaan ini membuat pemerintahan rentan terhadap konflik internal dan perpecahan.

Contohnya, pada masa pemerintahan Khalifah al-Mutawakkil, terdapat perselisihan antara khalifah dan kelompok militer Turki yang pada akhirnya mengakibatkan pembunuhan sang khalifah oleh para prajurit Turki. Pembunuhan ini menandakan bahwa kekuasaan Bani Abbasiyyah tidak lagi terpusat pada khalifah, melainkan pada kelompok-kelompok oligarki yang memiliki kepentingan dan kekuatan militer.

Bersambung ke halaman selanjutnya –>

- Advertisement -

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here