More

    Dunia Kampus Terbakar Nurani: Mahasiswa Bangkit, Pemerintah Bungkam

    Oleh: Nurlatifah Usman*

    Aksi solidaritas mahasiswa Universitas Columbia untuk Palestina. (Foto: Spencer Platt, Getty Images via chronicle.com)

    Beberapa bulan terakhir, dunia kampus tidak lagi tenang. Di tengah keheningan diplomasi formal dan dinginnya ruang sidang PBB yang dipenuhi retorika tanpa tindakan, mahasiswa dari berbagai penjuru dunia justru memilih turun ke jalan. Mereka menduduki kampus, memblokade pintu universitas, bahkan mendeklarasikan zona-zona bebas penjajahan. Bukan karena mereka tak punya tugas kuliah tapi karena mereka punya hati nurani. Sesuatu yang tampaknya telah menjadi barang langka di ruang-ruang kekuasaan yang sibuk menjaga citra dan kepentingan.

    Di Amerika Serikat, mahasiswa Columbia University membentuk Dr. Hussam Abu Safiya Liberated Zone sebagai simbol perlawanan terhadap kebijakan pemerintah yang terang-terangan mendukung genosida di Gaza. Zona ini dinamai dari seorang dokter Palestina yang tetap merawat korban di tengah gempuran brutal Israel, sebagai bentuk solidaritas dan penolakan terhadap penjajahan.

    - Advertisement -

    Namun, alih-alih mendengar suara nurani mahasiswa, pemerintah justru merespons dengan represi, demonstran damai ditangkap, intimidasi meningkat, dan lembaga imigrasi seperti Immigration and Customs Enforcement (ICE) dikerahkan untuk menakut-nakuti aktivis.

    Salah satunya Mohsen Mahdawi (Mahasiswa asal palestina), yang ditangkap saat menghadiri wawancara naturalisasi, meski tak melanggar hukum apa pun. Kasus Mahdawi menjadi bukti bahwa di negeri yang mengklaim sebagai kampiun demokrasi, kebebasan berbicara hanya sah jika sejalan dengan agenda politik negara, dan solidaritas terhadap Palestina justru diperlakukan sebagai ancaman. Ketika solidaritas dilabeli sebagai subversi, dan kemanusiaan dianggap berbahaya, maka siapa sesungguhnya yang mengancam demokrasi?

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    28 COMMENTS

    1. 1. Ketika dunia kampus terbakar oleh nurani yang tak bisa lagi diam, mahasiswa bangkit membawa suara perlawanan, sementara pemerintah memilih bungkam dalam diam yang memekakkan.
      2. Mahasiswa bangkit, dan pemerintah masih membungkam suara yang menuntut keadilan.
      3. Dunia kampus kini bukan lagi tempat sunyi; nurani mahasiswa telah membakar dinding-dinding diam, menyalakan perlawanan, namun pemerintah tetap bungkam seolah tak terjadi apa-apa.
      4. Ketika nurani mahasiswa membakar dunia kampus, menyulut semangat perubahan, yang terdengar hanya keheningan dingin dari pemerintah yang enggan mendengar.
      5. Di tengah kobaran nurani di dunia kampus, mahasiswa memilih bangkit, tapi pemerintah tetap bungkam, menolak membaca tanda-tanda zaman.

      Jaya Palestina!Mampus Amerika! Mampus Israel

    2. Bila dunia Kampus Terbakar Nurani san dengan membakar madrasah semesta
      Hati nurani yang luasnya antar langit dan bumi, tak ada yang dapat menandingi
      telah tiba saatnya tirani akan diremas hingga tak menyerupai, alias…..
      Innalillahi.

      semoga, terbangun semua manusia kampus di indonesia untuk bersama mereka memanusiawikan kemanusiaan melawan tirani imperialis kolonialis yang dimotori entitas palsu zionis dan setan besar amerika.

      Panjang Umur Palestina

    3. Kebungkaman pemerintah terhadap kejadian genozida yang nyata terhadap rakyat Palestina membuat mahasiswa (Pemuda) geram sehingga membuka hati nurani mereka untuk melakukan kiritikan, protes dan melakukan perlawanan terhadap penjajahan rezim zionis israel yg diprakarsain PM Benyamin Netanyahu & Amerika Serikat terhadap rakyat Palestina.
      Benyamin Netanyahu adalah penjahat perang, Teroris Dunia banyak korbany berjatuhan di gaza korbanya adalah anak-anak, wanita, wartawan, tenaga medis, rumah dirobohkan, rumah sakit dihancurkan, sekolah-sekolah & pengungsian dibom inilah kejahatan perang yg dilakukan benyamin Setan Nyahu perlu dibawa ke mahkama Internasional Untuk dihukum atas kejahatan yg biadab dilakukannya.

    4. Ketika solidaritas dibungkam dan keberpihakan pada yang tertindas dianggap ancaman, kita patut bertanya: demokrasi milik siapa?

    5. Perjuangannya Mahasiswa dan Mahasiswi kampus melawan Penjajahan Israel ibarat angin yang berhembus menghancurkan rumah. Angin simbol dari semangat mahasiswa dan mahasiswi sedangkan rumah yang hancur simbol dari mental Israel yang semakin hancur akibat perlawanan dan dukungan dari mahasiswa dan mahasiswi. Free Palestina

    6. Ketika ruang kekuasaan kehilangan nurani, mahasiswa menjadi suara hati dunia. Mereka tidak hanya mengangkat poster, tapi memikul beban kemanusiaan yang diabaikan elite global. Jika membela yang tertindas dianggap subversif, maka mungkin saatnya kita bertanya: demokrasi siapa yang sedang dijaga?

    7. Saat semua orang sudah membuka mata tentang Palestine, saat itulah imperialisme mampu diruntuhkan seruntuh-runtuhnya. Saat semua sadar, saat itulah rezim jahat akan runtuh.

    8. Kita tidak bisa meminta bantuan dengan mengandalkan kekuasaan para penguasa tiran untuk membela Palestina. Para pembela kebenaran dan keadilan harus bergerak dalam komunitas yang lebih terorganisir untuk membela Palestina

    9. Gerakan peduli perjuangan Rakyat Palestina menyebar kesemua penjuru elemen yang tidak ingin terjadinya Kedzoliman. Pemerintah yang bungkam tidak bisa dijadikan alasan untuk kita berdiam diri melihat penindasan manusia terhadap manusia lainnya.

      Palestina Merdeka….!!!

    10. empati kita terhadap kezaliman di Palestina tak perlu menjadi muslim atau pun rahib. Siapapun yang masih memiliki rasa kemanusiaan akan tercabik-cabik melihat penderitaan sesama manusia. Apalagi sesama muslim adalah satu kesatuan tak terpisahkan.

    11. Sangat disayangkan mendengar ada kampus yang membatasi kebebasan suara para mahasiswa yang membela Palestina. Bukankah kampus itu harusnya menjadi tempat yang bebas dari politik. Mengapa para mahasiswa yang bersuara untuk Palestina malah dibungkam.

    12. Mahasiswa yang memang benar-benar menggunakan akal pikiran nya adalah yang memang memahami apa yang sedang terjadi di Palestina sekarang ini bukanlah perang melainkan PEMBANTAIAN.. Dan selayaknya seorang manusia yang mempunyai nurani kemanusiaan tentu saja akan bersuara, karena jalan pikiran bisa menjadi senjata bagi orang-orang yang mengaku manusia tetapi pura-pura buta dan tuli mengetahui apa yang terjadi di Palestina.

    13. kesadaran kolektif masih menjadi hal yang lemah pada kondisi hari ini, birokrasi pemerintah khususnya daerah yg masih sibuk dengan luka lama pasca pilkada, tentu ini tidak boleh terus berlansung, mahasiswa sebagai ujung tombak penerobos perubahan, sehingga seluruh komponen masyarakat serta pemerintah berfikir tentang Palestina, serta terus meningkatkan kepedulian nilai-nilai kemanusiaan

    14. Rakyat yang telah tumbuh kesadarannya tentu akan tampil menyuarakan pembelaannya atas derita Palestina. Itulah awal sebuah perubahan besar, perubahan yang akan menghasilkan kemenangan, kemerdekaan. Suara rakyat muncul di kampus-kampus di hampir seluruh penjuru dunia. Mereka tampil dengan gema yang sama, yaitu ‘STOP GENOSIDA’. Bagaimana dengan pemerintah? Ah mereka butuh belajar dari rakyatnya.

    15. Banyak mahasiswa dari berbagai belahan dunia berjuang, tetapi dibungkap pemerintah. Mereka berkorban waktu, materi, dan bahkan nyawa. Saya malu, sebagai mahasiswa dari universitas yang menyandang nama NU, dan Imam Ghazali, kampus yang didirikan di lingkungan pesantren, tetapi mahasiswa dan dosennya tak melirik isu palestina. Organisasi pergerakan mahsiswa pun diam, mereka hanya mengurus masalah kampus, masalah yang berkaitan dengan diri sendiri. Sungguh egois. Saya miris, melihat teman-teman sendiri makan dan minum dari produk yang pro palestina. Mereka sebatas peduli, tapi tak menghiraukan seruan membela palestina.

    16. Hati nurani mahasiswa selalu bergejolak dalam melihat penderitaan rakyat palestina. Mereka tidak akan pernah diam dan tenang hingga Palestina merdeka. Dari segala penjuru dunia selalu membela palestina untuk meredam kekejaman, kekerasan keoada manusia. Mahasiswa lah sebagai penerus yang akan melanjutkan perjuangan palestina

    17. Para mahasiswa Masih punya hati nurani dan bebas berpendapat, hati dan jiwa mereka masih bersih tidak punya kepentingan politik sedangkan pemerintah mempunyai kepentingan politik mereka menutup hati, mata dan telinga mereka atas penderitaan palestina

    18. Aksi-aksi heroik mahasiswa di luar sana seringkali membuat diri ini malu. Merasa sangat jauh dari rasa peduli alih-alih berani bersuara keras dan tegas.

    19. Palestina adalah tema kemanusiaan. Sehingga semua orang yg mempunyai akal sehat, faham sejarah, mau membuka wacana akan faham bahwa ada ketidakadilan dn kejahatan di Palestina yg terjadi bertahun2. Saat ini kondisi Palestina sdh sangat melukai akal dn psikis masyarakat bumi, bahkan multi efeknya juga kena dimana2 (ekonomi, politik, hukum, pendidikan, dll)
      Bila banyak pemerintah (negara) bisa dimaklumi karena para manusia yg atasnama negara, terikat oleh kepentingan. Kepentingan yg mengalahkan akal dn nurani sehat. Hai orang2 berakal siapapun kita….mari berjuang bersama!!

    20. Salut sama Mahasiswanya, teruslah berjuang anak muda
      Yg kita lawan adalah sistem,
      Harus memang butuh perjuangan panjang
      Bungkamnya pemerintah itu sudah pasti, bamun semangat juang jangan kendor, itulah tantangan kita

    21. Sudah seharusnya ilmu yang dituntut para sarjana berpendidikan ditujukan untuk PENGABDIAN KEPADA KEMANUSIAAN. Bangga dengan para akademisi apalagi mahasiswa yang memberikan jiwa pada rutinitas sistem akademik yang semakin kosong, diracuni materialisme, kapitalisme. bahkan sistem akademis saat ini secara global mengalami soft kolonialisme. Karya2 akademik saat ini Dicambuk dgn motif sertifikasi, gelar, kekayaan semata.

      Palestina benar2 anugrah, inspirasi nurani untuk menjiwai ruang2 kosong kehidupan..

    22. Malu, betapa malu melihat apa yang telah aku lakukan terhadap pembelaan kepada Palestina. Universitas-universitas di Negara Barat, Harvard misalnya yang aku penah tahu ternyata memiliki mahasiswa yang militan akan pembelaannya kepada perjuangan palestina. Mereka menyadari resiko apa yang akan mereka alami dengan melakukan demonstrasi untuk Palestina, tetapi mereka tak gentar dan tetap menyuarakan genosida yang telah dilakukan zionis israel untuk rakyat Palestina. Mereka sampai di tangkap bahkan mungkin akan di DO dari kampus ternama. yang mereka suarakan sejatinya aku juga telah mengetahuinya, tetapi kenapa keberanian itu berbeda? sekali lagi aku merasa malu.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here