
Sebuah serangan rudal balistik dari pejuang Houthi Yaman, Ansharullah, ke kawasan Bandara Internasional Ben Gurion, Kota Tel Aviv, Israel, Minggu (4/5) mengejutkan dunia. Ansharulllah Yaman mengaku bertanggung jawab atas serangan rudal di area bandara internasional tersebut. “Kami menargetkan Bandara Ben Gurion menggunakan rudal balistik hipersonik yang berhasil menghantam sasarannya. Sistem pertahanan Amerika dan Israel gagal mencegat rudal tersebut,” kata Juru Bicara Militer Ansharullah, Yahya Saree.
Ansharullah juga memperingatkan maskapai penerbangan internasional agar tidak mengirim pesawat ke bandara Israel tersebut karena navigasi udara sedang tidak aman. Serangan ini memicu kepanikan dan memaksa otoritas bandara menghentikan sementara penerbangan internasional.
Setelah serangan rudal Yaman di Bandara Ben Gurion, sejumlah masakapai internasional dari Jerman, Belanda, Austria, Swiss, Spanyol, Irlandia dan Amerika dikabarkan sejauh ini menangguhkan penerbangannya ke Bandara Ben Gurion.

Rudal tersebut berhasil menembus sistem pertahanan Israel, meskipun sudah diantisipasi rudal pencegat Arrow dan sistem THAAD milik Amerika Serikat (AS) yang ditempatkan di wilayah Israel. Rudal tersebut menempuh jarak hampir 2.150 km sebelum mendarat sekitar 350 meter dari terminal penumpang di bandara. Kerusakan akibat serangan Ansharullah Yaman itu menciptakan lubang besar berdiameter puluhan meter di dekat area parkir Terminal 3 Bandara Ben Gurion namun tidak menyebabkan korban nyawa.
Serangan itu diuga sebagai bentuk balasan atas serangan Israel sebagai kejahatan genosida di Gaza. Akibatnya, memaksa jutaan warga Israel mengungsi ke tempat perlindungan dan ruang aman. Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyatakan bahwa Israel akan membalas serangan ini. Dalam pernyataannya di media sosial, Netanyahu menuding bahwa Iran adalah dalang di balik serangan ini.
Bersambung ke halaman selanjutnya –>