Saat blokade Israel terhadap Gaza terus berlanjut, pejabat Amerika Serikat dan Israel sedang mempertimbangkan rencana baru untuk mendistribusikan bantuan kemanusiaan, mengesampingkan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Usulan tersebut melibatkan kelompok yang didukung AS, termasuk kontraktor keamanan dan mantan perwira militer, mengambil alih distribusi makanan dan persediaan di Gaza, menggunakan metode yang mirip dengan yang sebelumnya dirancang oleh Israel.
AS mengonfirmasi bahwa skema baru untuk memberikan bantuan kemanusiaan kepada warga Palestina di Jalur Gaza melalui perusahaan swasta sedang disiapkan, sementara blokade Israel terus berlangsung selama tiga bulan berturut-turut. Duta Besar AS untuk Israel Mike Huckabee mengatakan bahwa pusat distribusi yang dilindungi oleh kontraktor keamanan akan menyediakan makanan dan bantuan lainnya kepada lebih dari satu juta orang pada tahap awal, dengan dalih mencegah Hamas mencuri bantuan.
Para kritikus, termasuk PBB, berpendapat bahwa rencana ini tidak dapat dilaksanakan dan bisa memperburuk krisis kemanusiaan. Sementara itu, para legislator AS sedang menekan Israel untuk melanjutkan saluran bantuan tradisional guna mengatasi kekurangan yang parah di wilayah yang dilanda perang.
Dia membantah bahwa Israel akan ikut serta dalam pengiriman atau distribusi bantuan, namun mengatakan pasukan Israel akan mengamankan perimeter pusat-pusat distribusi tersebut. Pernyataan ini muncul bersamaan dengan rincian rencana kontroversial yang kembali mendapat penolakan dari badan-badan PBB.
“Kami tidak akan ikut serta,” kata juru bicara Kantor PBB untuk Koordinasi Urusan Kemanusiaan (OCHA), Jens Laerke, kepada BBC di Jenewa. “Kami hanya akan terlibat dalam upaya yang sesuai dengan prinsip-prinsip kami. Tidak ada alasan untuk menerapkan sistem yang bertentangan dengan DNA organisasi kemanusiaan yang punya prinsip.” sambungnya.
Debat ini menyoroti perpecahan yang dalam mengenai cara memberikan bantuan secara efektif dan adil di tengah konflik yang terus berlangsung. Sejak awal Maret, Israel telah memutus semua pasokan ke Jalur Gaza – termasuk makanan, tempat tinggal, obat-obatan, dan bahan bakar – yang menyebabkan krisis kemanusiaan bagi penduduk Palestina di sana.
Menurut OCHA, sepertiga dari dapur umum di Jalur Gaza – salah satu dari sedikit sumber bantuan yang tersisa – terpaksa tutup dalam dua pekan terakhir akibat kekurangan makanan dan bahan bakar. Di antara yang tutup adalah dua dapur lapangan terakhir milik World Central Kitchen, badan amal asal AS yang sebelumnya menyediakan 133.000 porsi makanan setiap hari sebelum kehabisan bahan makanan pada Selasa lalu.
“Harga bahan pokok juga melonjak tajam di pasar lokal. Tepung 25 kg kini dijual seharga USD 415 di Kota Gaza – naik 30 kali lipat dibanding akhir Februari,” ungkap OCHA.
Tindakan Israel yang memblokade Jalur Gaza sehingga warga Palestina kelaparan merupakan pembunuhan sistematis secara diam-diam. “Zionis Israel telah menutup perbatasan dan memaksa warga Gaza kelaparan, pada dasarnya adalah pembunuhan sistematis secara sunyi dan membawa korban masif dan tidak terhitung,” kata Ketua Presidium AWG M. Anshorullah, seperti dikutip dalam siaran pers dari organisasi kemanusiaan
Zionis Israel sangat keji. Tidak ada alasan untuk diam. Tidak ada alasan untuk bersikap netral. Diam dan netral secara tidak langsung setuju atas pembunuhan dan pembantaian yang dilakukan oleh zionis Israel kepada rakyat palestina.
Jalan terakhir menunjukkan hegemoni.
Dengan memperlihatkan cara cara aslinya kolonisasi.
Semakin menambah keterasingan penjajah.
Sekarang harga tawar poros perlawanan semakin bertambah dan kuat.
Zionis kini hanya dapat mengkapitalisasi zona yang lebih sempit, semisal bermain di Gaza khususnya isu bantuan.
Semoga zona inipun dapat didobrak oleh persatuan perjuangan.
Bismillah
Panjang umur Palestina
Yang namanya bantuan kemanusiaan ya gak boleh diprivate karena harus transparan jumlah anggaran dan kebutuhannya sama.
Membaca tulisan ini, jujurly geram dan gak tau harus mengatakan apa terhadap apa yang dilakukan Israel dan Amerika terhadap Palestina dan Gaza. Belum redam penyerangan melalui senjata dan rudal melalui udara, menutup pintu masuk bantuan kemanusiaan, kali ini ada lagi ulah mereka yaitu memberlakukan bantuan kemanusiaan yang di privatisasi. Narasi “pembunuhan sistematis secara diam-diam” atau “pembunuhan sistematis secara sunyi dan membawa korban masif dan tidak terhitung”, sudah selayaknya dilebelkan untuk israel dan As, tapi apa pengaruhnya naarasi itu dan lebel-lebel itu tehadap PBB dan negara-negara yang memilih buta terhadap Palestina? seolah menguap layaknya embun pagi terkena sinar matahari.
Hanya kata ini yang lebih pantas untuk israel dan as, TERORIS. singkat tapi menjelaskan semuanya.
“Teroris, lakon itu, seperti yang sedang terjadi di mana-mana, menunjukkan hubungan yang
merisaukan, atau mengerikan, antara pembunuhan dan keadilan, antara kebenaran dan kematian, antara politik dan ketakberhinggaan”.(goenawan mohamad)
Ini bukan bantuan, ini bisnis atas penderitaan!
Warga Gaza butuh kemanusiaan, bukan kontrol militer.
Privatisasi bantuan hanya akan menambah luka mereka.
Hentikan pembiaran ini!!!
Sudah jelas modusnya biar bisa meracuni warga Gaza di makanan yang bakal dikirim. Dikira orang² di seluruh dunia tolol semua kah?
Kejahatan ini sungguh paling tidak beradab.
Mari bersatu dukung Palestina.
Palestina pasti merdeka!
Israel dan Amerika melakukan bisnis paling buruk,bermuka dua ,dgn dalih memberi bantuan namun jalur bantuannya di blokade serta hrg barang dinaikkan begitu tinggi.
Panjang Umur Palestine ✊
Saya sdh tidak ingin mengomentari zionis Israel dan sekutunya, karena kita berkomentar seperti apapun mereka tidak akan perduli,yg saya ingin komentari adalah bangsa bangsa arab di sekitar palestina, apakah mereka akan tetap diam melihat rakyat Palestina mati kelaparan, sedang mereka bisa berbuat sesuatu jika mereka mau.contohnya Mesir,Mesir bisa membuka pintu perbatasan Rafah tapi mereka diam, mereka takut neraka dunia tapi mereka tidak takut neraka akhirat.mesir adalah pusat menuntut ilmu agama bagi umat Islam didunia tapi sayang mereka tidak mempunyai hati untuk saudara nya.
Penyebab kematian terbesar di palestina bukan disebabkan oleh Israel dan sekutunya tapi karena UMAT ISLAM DIDUNIA DIAM DAN HANYA MENONTON KESENGSARAAN RAKYAT GAZA, TERUTAMA BANGSA BANGSA ARAB, MEREKA DIAM WALAUPUN MEREKA MEMPUNYAI KEKUATAN UNTUK MEMBANTU
Isu privatisasi bantuan kemanusiaan di Gaza oleh kelompok yang didukung AS dan mengesampingkan PBB memang sangat serius. Langkah ini tidak hanya menimbulkan kekhawatiran soal efektivitas distribusi, tetapi juga risiko politisasi dan militerisasi bantuan yang seharusnya netral dan berbasis kebutuhan.
Pernyataan OCHA menegaskan bahwa prinsip-prinsip kemanusiaan tak boleh dikompromikan, apalagi ketika warga Gaza sudah menghadapi krisis yang mengerikan. Jika sistem baru dijalankan tanpa pengawasan lembaga-lembaga kemanusiaan resmi, bisa jadi penderitaan rakyat Palestina justru semakin dalam dan distribusi tidak adil makin memperparah ketegangan.
Apa yang Harus kita lakukan untuk melawan Para zionis cs yg sdh terang2n MenGenosida Rakyat Gaza & Palestina…Bagaimana Menyadarkan mereka yg masih tdk peduli pd penderitaan Palestina n Gaza…
Sangat menyedihkan melihat kondisi kemanusiaan di Jalur Gaza yang kian memburuk akibat blokade total dari Israel. Tindakan ini tidak hanya melanggar hak asasi manusia, tetapi juga menjadi bentuk kejahatan kemanusiaan yang nyata. Dukungan penuh patut diberikan kepada badan-badan kemanusiaan dan organisasi lain yang menolak terlibat dalam sistem distribusi yang tidak sesuai prinsip kemanusiaan.
Kita semua perlu terus bersuara dan berdiri bersama rakyat Palestina yang sedang berjuang untuk bertahan hidup di tengah kondisi yang sangat tidak manusiawi. Kelaparan bukanlah senjata, dan memblokir bantuan kemanusiaan bukanlah solusi. Dunia harus bersatu menuntut keadilan dan kemerdekaan bagi Palestina, serta mengakhiri penjajahan yang telah berlangsung terlalu lama.
#FreePalestine #KemanusiaanUntukPalestina
Bantuan yang datang di hadang ,hingga membiarkan perlahan rakyat Gaza mati krn kelaparan