More

    Bertaruh Nyawa, Greta Thunberg Berupaya Tembus Blokade Gaza

    Greta Thunberg menyiarkan video seruan darurat dari atas kapal Madleen ketika mereka dicegat dan diculik tentara Israel. (Foto: tangkapan layar dari video Greta Thunberg yag dirilis Freedom Flotilla Coalition.

    Pasukan Israel mencegat kapal bantuan yang menuju Jalur Gaza dan menahan para penumpangnya, Senin (9/6). Di antara penumpangnya terdapat aktivis iklim asal Swedia bernama Greta Thunberg dan anggota Parlemen Eropa asal Prancis, Rima Hassan. Mereka ditahan di tengah pembatasan akses yang sedang berlangsung ke wilayah Palestina. Sebelum ditangkap, Thunberg menyampaikan kata-kata terakhirnya.

    “Jika Anda melihat video ini, kami telah dicegat dan diculik di perairan internasional oleh pasukan pendudukan Israel atau pasukan yang mendukung Israel,” ujarnya. Pihak Freedom Flotilla Coalition (FFC) memang menyarankan para aktivis agar mempersiapkan diri terhadap penyadapan dan merekam pesan-pesan terlebih dahulu.

    Kapal sipil bernama Madleen itu dihentikan di perairan internasional pada pukul 2 pagi waktu setempat. Video yang viral juga menunjukkan para aktivis mengenakan rompi pelampung dengan tangan terangkat ke atas. Mereka berupaya mengirimkan bantuan kemanusiaan seperti makanan, susu formula bayi, dan perlengkapan medis. Namun pasukan Israel mencegatnya seolah bahwa laut di Gaza merupakan area hukum Israel dengan melakukan blokade dalam kurun waktu yang lama.

    - Advertisement -

    Kemudian Madleen dialihkan ke pelabuhan Ashdod di Israel sebelum dikembalikan ke negara-negara asalnya. Bahkan pemerintahan Israel malah menyindir para aktivis FFC hanay cari perhatian dunia saja. “Kapal pesiar milik para ‘selebriti’ itu dengan selamat menuju pantai Israel. Para penumpang diharapkan kembali ke negara asal mereka. Mereka diberi roti lapis dan air. Pertunjukkan sudah berakhir,” tulis Kementerian Luar Negeri Israel di akun X.

    Para penumpang juga dikabarkan diperlihatkan video serangan Hamas pada 7 Oktober 2023. Upaya FFC yang berupaya masuk ke Gaza juga dianggap tidak sah dan melanggar hukum oleh Israel. Mereka menganggap bahwa blokade bantuan adalah salah satu upaya kemanusiaan namun kenyataannya justru membuat rakyat Gaza kelaparan dan kekurangan obat-obatan dengan upaya pencegahan bantuan dari pihak luar.

    Para pasukan pertahanan Israel yang mencegah Madleen untuk mencapai Gaza itu merupakan instruksi dari Menteri Pertahanan Israel, Israel Katz. Israel dan Mesir telah memberlakukan blokade terhadap Gaza sejak 2007 dengan dalih Hamas yang ingin mengambil wilayahnya. Israel juga menganggap pembatasan tersebut ditujukan untuk mencegah impor senjata dan material yang digunakan oleh Hamas.

    Mereka menganggap penyadapan itu sebagai pelanggaran mencolok terhadap hukum internasional. Hamas menganggap para aktivis itu adalah relawan sipil yang bertindak atas dasar motif kemanusiaan. Maka dari itu Hamas menuntut agar FFC segera dibebaskan dan meminta Perserikatan Bangsa-Bangsa serta organisasi internasional lainnya untuk campur tangan.

    Kementerian Luar Negeri Swedia sendiri dikabarkan sudah menghubungi otoritas Israel yang telah memblokade laut yang tetap berlangsung selama konflik. Israel juga menutup Gaza melalui jalur darat dan tidak mengizinkan bantuan masuk selama tiga bulan terakhir.

    “Saya mendesak semua teman, keluarga, dan kawan saya, untuk menekan pemerintah Swedia agar membebaskan saya dan yang lainnya sesegera mungkin,” kata Thunberg.

    Ia pun sudah dideportasi dan sudah berada di Paris, Prancis, Selasa (10/6), sebelum menuju ke Swedia. Thunberg pun menyerukan pembebasan aktivis lain yang ditahan atas nama FFC. Thunberg juga menggambarkan situasi yang cukup kacau dan tidak menentu selama penahanan di Israel.

    Kendati demikian, ia merasa bahwa apa yang dihadapinya sama sekali tidak ada apa-apanya jika dibandingkan dengan apa yang dialami orang-orang Palestina. Apalagi jika mengingat adanya pembatasan bantuan kepada penduduk Gaza yang berjumlah lebih dari 2 juta orang setelah 20 bulan mengalami perang.

    Maka dari itu Thunberg tidak peduli dengan sindiran apapun kepada dirinya soal bantuan ke Gaza. “Kami sangat menyadari risiko misi ini. Tujuannya adalah untuk sampai ke Gaza dan dapat mendistribusikan bantuan. Saya pikir dunia membutuhkan lebih banyak perempuan muda yang marah.” tuturnya seperti dikutip dari Coeur d’ Alene.

    - Advertisement -

    4 COMMENTS

    1. Greta Thunberg, salah satu aktivis muda asal Swedia, memahami sepenuhnya risiko yang akan dihadapi, namun tetap memilih untuk membawa bantuan ke Gaza sebagai bentuk solidaritas. Sementara itu, kita yang hidup nyaman di Indonesia justru sering kali diam dan tak melakukan apa-apa terhadap penderitaan yang terjadi di sana.

    2. Hati Nurani menggerakan mereka atas dasar Kemanusiaan karena mereka mau Memanusiakan Manusia dgn Keberanian dan Pertaruhan nyawa mereka tau akan resiko nya…tapu tetap maju,itulah manusia sesungguhnya yg mampu merasakan derita sesama..Semoga Allah Segrakan Kemenangan utk Palestina dan Kemusnahan untuk israHell

    3. Greta, dkk juga Madleen adalah simbol perlawanan yg ekstrem. Simbol ini akan menembus pikiran & jiwa orang2 “waras” …. akan menjadi energi utk terus berjuang melawan kebiadaban. I Stand with Gaza, Free Palestine

    4. Greeta Thunberg dan aktivis lainnya bergabung dalam misi kemanusiaan untuk meningkatkan kesadaran gilobal tentanv krisis kemanusiaan di Gaza. Greeta thunberg menyatakan bahwa,masyarekat Internasional harus berperan aktif dalam menghadapi penderitaan rakyat palestina terutama di Gaza,setelah pemerinrah pwnwrintah dunia dinilai gagal memberikan perlingan yanf memadai. Dia juga menekankan pentingnya memboikot Israel dan menjatukan sanksi kepada israel
      Ia brgabung dalam misi ini sebagai bagian dari gerakan global untuk jeadilan soaial,dan iklim, Pwmbebasan dekolonialisasi,

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here