Mencari Makanan Bisa Berarti Mati
Pada 24 Juni lalu, Kantor HAM PBB menyatakan keprihatinan mendalam atas fakta bahwa banyak warga Gaza harus memilih “antara kelaparan atau peluru.” Mereka tidak punya pilihan selain mempertaruhkan nyawa demi sekarung tepung atau sebotol air bersih. Di tengah kesunyian diplomatik internasional, suara berbeda datang dari Komite Sentral Dewan Gereja Dunia (WCC) yang mewakili lebih dari 500 juta umat Kristen di 352 gereja dari 120 negara.
Dalam pernyataan resmi setelah pertemuan di Johannesburg, WCC untuk pertama kalinya mengakui kondisi di Palestina sebagai bentuk apartheid dan menuntut pencabutan blokade serta pendudukan Israel. Mereka juga mendesak negara-negara dunia untuk menjatuhkan sanksi, embargo senjata, dan divestasi terhadap Israel atas pelanggaran hukum internasional.
Kairos Palestine, gerakan Kristen ekumenis di Palestina, menyebut langkah WCC ini sebagai titik balik moral dan teologis gereja global yang selama ini terlalu hati-hati dalam menyikapi isu Palestina. “Gereja harus berbicara dengan satu suara melawan pendudukan, apartheid, dan genosida. Diam hari ini adalah pengkhianatan terhadap iman dan keadilan,” tegas Rifat Kassis, koordinator umum Kairos Palestine.
Blokade bukan hanya tentang strategi militer. Ia adalah wujud nyata dari sistem penindasan yang membuat seluruh generasi kehilangan masa depan. Bayangkan saja, sebanyak 95% air di Gaza tidak layak konsumsi, Listrik hanya tersedia beberapa jam sehari, anak-anak tumbuh dengan trauma permanen, para mahasiswa tak bisa keluar untuk studi, dan sehingga warga sipil dipenjara di tanahnya sendiri.
Ketika dunia menunda bicara atas nama “netralitas”, dan lembaga-lembaga besar ragu bersuara agar tak dicap “anti semit”, warga Gaza tetap dihukum tanpa proses. Dan semua ini terus berlangsung, hari demi hari. Sebagai generasi muda, sebagai komunitas kampus yang kritis, kita punya peran sekalipun kecil.
Peran-peran itu bisa Kawan Kampus lakukan melalui suara-suara di dalam bentuk tulisan, diskusi, forum kampus, media sosial. Bisa juga mengedukasi diri dan orang lain: dari sumber yang kredibel dan tidak bias. Kawan Kampus pun bisa menekan pemerintah dan lembaga internasional untuk mengambil sikap.
Mendukung inisiatif kemanusiaan yang benar-benar masuk ke Gaza memang diperlukan. Gaza bukan cuma cerita politik. Ini tentang kemanusiaan. Tentang bagaimana kekuasaan digunakan untuk membuat orang-orang biasa kehilangan makan, minum, rumah, dan hidup. Ketika dunia terlalu sibuk atau takut untuk peduli, kitalah yang harus mulai bersuara.
Sungguh amat disayangkan ketika perang menjadi opsi yang dipilih dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebab dalam perang tidak ada yang menang. Perang menyebabkan penderitaan bagi semua pihak yang berperang, terutama korbannya adalah anak kecil, perempuan, dan lansia. Seperti di Gaza korban yang menderita berasal dari banyak suku, agama, dan etnis. Indonesia selalu menyerukan gencatan senjata di Gaza dan Tepi Barat.
Dalam istilah yang kini sering diulang, Gaza telah menjadi “penjara terbuka terbesar di dunia”. Israel menyebut blokade ini sebagai langkah keamanan untuk mencegah Hamas memperoleh senjata.
Menurut saya itu hanya kebohongan belaka..
Banyak dustanya Israel nii semoga karma menimpamu juga.
Blokade bisa jadi sah menurut hukum internasional jika ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer lawan. Tapi begitu warga sipil jadi korban utama, dan bantuan kemanusiaan dihalangi, itu berubah dari strategi militer menjadi pelanggaran kemanusiaan.
Bahkan dalam perang, ada aturan. Membiarkan orang kelaparan, apalagi secara sistematis itu melampaui batas.
IRAN harus serang kembali penjajah dengan senjata besar karena sungguh sudah di luar batas kemanusiaan
Free Palestina
Sungguh tragis: Gaza dijadikan penjara terbuka, dan kelaparan dijadikan senjata. Ini bukan sekadar konflik, tapi kejahatan kemanusiaan yang nyata. Anak-anak Gaza tak seharusnya membayar harga paling mahal hanya demi ambisi pendudukan. Dunia tak boleh terus diam.
Blokade bisa jadi sah menurut hukum internasional jika ditujukan untuk melemahkan kemampuan militer lawan. Tapi begitu warga sipil jadi korban utama, dan bantuan kemanusiaan dihalangi, itu berubah dari strategi militer menjadi pelanggaran kemanusiaan.
Tragedi ini sangat memalukan karena diposting secara terang-terangan di media sosial milik pro kapitalis-zionis-feodalis-fasis-liberalis-teokratif-konservatif-nekolim seperti TikTok, FB, IG, dan X. Saatnya masyarakat dunia yang masih memegang teguh revolusioner untuk bersatu melawan rezim sayap kanan karena kelakukan mereka sudah kebablasan.
Pasukan Israel menjadikan kelaparan sebagai senjata dalam agresinya di Gaza, Selain kelaparan, jutaan warga Gaza dibayangi ancaman risiko penyebaran penyakit dan wabah saat musim dingin tiba.
diamnya dunia dengan realita yg terjadi di gaza adalah suatu kepongahan, sekarang saatnya bersikap untuk berdiri bersama bangsa-bangsa yang masih menjadikan kemanusiaan sebagai langkah untuk berpihak.
bagi anak-anak Gaza, rasa lapar bukan lagi sekadar rasa tidak nyaman, tapi bagian dari hidup sehari-hari. Yang lebih menyakitkan, saat mereka hanya ingin bertahan hidup mengantri bantuan makanan nyawa mereka justru terancam. Data PBB yang mencatat ratusan korban jiwa di titik distribusi makanan seharusnya menjadi alarm moral bagi dunia. Dalam kondisi seperti ini, diam bukan lagi pilihan. Kita tidak sedang menyaksikan perang, tapi kehancuran sistematis terhadap hak paling dasar: hak untuk hidup.
Blokade Gaza yang menahan kebutuhan dasar sejatinya bukan sekadar strategi perang, tapi senjata kemanusiaan—mengubah warga sipil, terutama anak-anak, menjadi korban kelaparan sistematis. Dunia tak bisa diam; blokade harus dihentikan dan akses bantuan segera dijamin, sebelum tragedi kemanusiaan ini makin dalam .
Israel BIADAB tak berperikemanusiaan,,,Ya ALLAH..Ya Robbi,,,kuatkanlah saudara saudari kami yg sedang menghadapi segala macam ujian di tanah Gaza Palestina
Ya, kita harus bersuara. Mungkin kita tidak dapat melakukan perlawanan seperti perlawanan berbentuk militer. Ada cara atau alternatif lain, misalnya melawan media² munafik berjubah agama yg membela Palestina namun pada masa yg sama “menjual” penderitaan rakyat Gaza. Menyuarakan persatuan dll
Terus suarakan Palestina. JANGAN BERHENTI. Ada banyak alternatif yg bisa kita lakukan utk Gaza. Misalnya melawan narasi² sesat dari media² yg katanya berdiri bersama Palestina namun pada masa yg sama menyuarakan perpecahan, mendustakan perjuangan poros perlawanan dan lain². Semoga Allah memberi kita kekuatan
Mari kita ulurkan tangan untuk membantu palestina free free Palestine
Apapun Alasannya kemanusiaan lah yg paling penting di atas segalanya maka dari itu meski hanya lewat diskusi saja kita bisa membantu mereka dengan cara menyampaikan kepada teman2 dekat bahwa prikemanusian itu yg paling terpenting
IRAN harus serang kembali penjajah dengan senjata besar karena sungguh sudah di luar batas kemanusiaan
BERBAGAI BENTUK KEBENCIAN MEREKA
Di antara bentuk kebencian orang-orang kafir terhadap orang-orang Islam terdapat pada ayat yang sedang kita bahas ini. Allâh Subhanahu wa Ta’ala berfirman:
إِنْ تَمْسَسْكُمْ حَسَنَةٌ تَسُؤْهُمْ وَإِنْ تُصِبْكُمْ سَيِّئَةٌ يَفْرَحُوا بِهَا
Jika kalian memperoleh kebaikan, niscaya mereka bersedih hati, tetapi jika kalian mendapat bencana, mereka bergembira karenanya. [Ali Imran/3:120]
Para ulama berselisih dalam mengungkapkan makna “hasanah” atau kebaikan juga makna “saiyi’ah” atau bencana/keburukan dalam ayat ini. Akan tetapi perselisihan ini sebenarnya bukanlah perselisihan, tetapi hanya perbedaan dalam memisalkan atau menggambarkan makna saja. Di antara pendapat yang disebutkan oleh para Ulama ahli tafsir adalah sebagai berikut:
– Qatâdah rahimahullah mengatakan, “Apabila mereka melihat keharmonisan, persatuan dari orang-orang Islam serta tampak lebih tinggi dari musuh mereka, maka mereka marah dan ini membuat mereka sedih. Apabila mereka melihat pada diri orang-orang Islam perpecahan, perselisihan atau ada sebagian dari orang-orang Muslim terkena musibah maka mereka bergembira.”
– Ar-Rabî’ rahimahullah mengatakan, “Mereka adalah orang-orang munafik.” Kemudian beliau menafsirkan seperti yang ditafsirkan oleh Qatâdah rahimahullah di atas.
– Al-Baghawi rahimahullah mengatakan, “Maksudnya adalah kalian, wahai orang-orang yang beriman, ketika memperoleh kemenangan di atas musuh kalian, ghanîmah (harta rampasan perang) yang kalian dapatkan dari mereka, berbondong-bondongnya manusia masuk ke dalam agama kalian dan kemakmuran di dalam kehidupan kalian, “niscaya mereka bersedih hati,” yaitu hal tersebut membuat mereka sedih. “Tetapi jika kalian mendapat bencana,” yaitu kalian mendapatkan keburukan dengan memperoleh kekalahan dan ditawannya sebagian kalian atau terjadi perselisihan di antara kalian, atau kalian ditimpa kekeringan dan musibah, “maka mereka bergembira karenanya.”
Mau dinilai dari segi apapun Israel salah jadi perjuangan Palestina harus dilakukan sampai tuntas
“Jalur Gaza hari ini bukan hanya menghadapi perang, tapi juga krisis kemanusiaan paling brutal abad ini. Di balik serangan udara, reruntuhan bangunan, dan penderitaan kolektif yang terus berulang, ada satu kenyataan yang lebih senyap namun tak kalah mematikan, yaitu blokade total yang membuat kelaparan menjadi senjata perang.”
Maka, marilah kita terus suarakan Palestina✊.
#FreePalestine♥️
Apa yang dilakukan israel itu lebih daripada sekedar penjajah tapi drakula yang tak punya rasionalitas dan perasaan.
Mereka tidak lebih daripada sekrup kolonialisme dan israel adalah kuda yang sedang ditunggangi oleh negara” kolonialisme/imperialisme tidak lebih dari itu dijadikan objek untuk menindas dan melakukan kejahatan demi sebuah kepentingan.
Ketidak mampuan mengalahkan secara militer dan secara teknologi akhirnya segala cara dilakukan dengan bebas nilai, membiarkan hewan kucing dan anjing untuk minum air tapi tapi tak ingin membiarkan anak” di palestina meminum air yang layak sedikitpun, sekiranya dia benci dengan orang dewasa yang melawan pendudukan israel tapi berilah dan biarkanlah anak” itu makan dan minum untuk melanjutkan hidup, sebab itulah israel aku menyebutnya manusia drakula.
Sungguh tragis: Gaza dijadikan penjara terbuka, dan kelaparan dijadikan senjata. Ini bukan sekadar konflik, tapi kejahatan kemanusiaan yang nyata. Anak-anak Gaza tak seharusnya membayar harga paling mahal hanya demi ambisi pendudukan. Dunia tak
ini yang tergambar di dalam pikiran saya selama ini kenyataannya benar pahit. israel dengan antek memang sengaja ingin melakukan genoside
ini tidak habis pikir saya ORGANISASI DUNIA SEPERTI NATO, PBB kenapa iniquities semua terjadi…
KENAPA ADA TERJADI RENCANA GENOSIDE
Anak-anak Gaza tak seharusnya membayar harga paling mahal hanya demi ambisi pendudukan. Dunia tak boleh terus diam.
Sungguh biadab kau israelll
#free_palestine
Gaza bukan sekadar akibat perang, tapi hasil dari blokade yang disengaja. Kelaparan dijadikan senjata, dan anak-anak menjadi korban utama. Ini menunjukkan kejahatan kemanusiaan yang berlangsung di tengah diamnya dunia.
Kelaparan bukan senjata. Ini kejahatan kemanusiaan. Gaza butuh makanan, bukan blokade.
Free Palestine
Kondisi demikian sungguh menyayat hati, Tega dan tak berperikemanusiaan apapun alasan dibalik peristiwa ini tidak ada hal untuk membenarkan nya. Masyarakat dan anak-anak Gaza berhak melanjutkan kehidupan dengan aman damai. Dunia tolong lirik suara tagisan anak-anak Gaza sekarang bukan saatnya untuk diam. #free free Palestine
“Bayangkan, anak-anak tidur dalam keadaan lapar bukan karena bencana alam, tapi karena kelaparan sengaja diciptakan sebagai senjata. Ini bukan perang, ini penyiksaan massal yang dibungkus diamnya dunia. Hati siapa yang nggak hancur lihat Gaza diperlakukan seperti ini? Sampai kapan kita cuma jadi penonton?”
Ini mengingatkan kita bahwa perang bukan hanya soal pertempuran senjata, tetapi juga soal bagaimana kebijakan dan blokade dapat digunakan sebagai alat pemusnahan secara perlahan terhadap warga sipil. Solusi jangka panjang harus mengedepankan penghentian blokade, jaminan akses bantuan kemanusiaan, dan penyelesaian konflik secara adil dan damai demi menjaga hak hidup dan martabat manusia di Gaza.