More

    Cara Baru Prediksi Letusan Gunung Berapi

    Stuart Gary

    18 02 2014 Gunung HoodGunung berapi lebih mungkin meletus saat magmanya panas dan cair. Ini berarti, bila sebuah gunung berapi terdeteksi memiliki magma cair dalam jumlah besar di dalamnya, kemungkinan gunung tersebut akan meletus.

    Demikian terungkap dalam hasil penelitian tentang gunung berapi yang dimuat dalam Jurnal Nature pekan ini.

    - Advertisement -

    “Saat ini, orang biasanya memonitor gunung berapi dengan cara mencari perubahan dalam temperatur gas atau air, dan juga jumlah gempa, guna mencari tanda bahw magmanya siap keluar,” ucap Dr. Adam Kent dari Oregon State University, Amerika Serikat. Kent adalah salah satu peneliti yang terlibat.

    Penelitian Kent dan rekannya, Dr Cari Cooper dari University of California, mendasarkan temuan mereka pada penelitian sejarah suhu bagian penampung magma gunung Hood, yaitu gunung berapi aktif setinggi 3.429 meter di pegunungan Cascade, Oregon.

    “Kami mencoba memahami seberapa panas magma saat disimpan,” ucap Kent, “Magma harus bersuhu lebih dari 750 celsius agar kelekatannya cukup rendah, hingga bisa mengalir keluar.”

    Salah satu yang memberi pengaruh besar terhadap proses-proses yang mengakibatkan letusan gunung adalah kondisi penyimpanan magma.

    “Kebanyakan gunung berapi tidak meletus sepanjang magma. Banyak yang menyimpan magma, atau sisa magma yang mendingin, di bawah tanah dalam waktu yang lama, terkadang hingga ratusan ribu tahun,” ucap Kent.

    “Ada magma dingin dan kaku terletak sekitar lima kilometer di bawah gunung Hood. Tiba-tiba, magma baru yang lebih panas naik dan bercampur dengannya, memanaskan semuanya, memudahkan patahan-patahan bergerak ke permukaan,” jelasnya.

    Kent dan Cooper ingin mengetahui berapa lama magma disimpan di bawah tanah, dan berapa lama sepanjang waktu itu magma tersebut bersifat cukup cair hingga bisa membuncah keluar.

    Mereka meneliti magma beku dari dua letusan Gunung Hood, satu terjadi 220 tahun lalu, dan yang satu lagi 1500 tahun lalu. Mineral utama yang mereka teliti adalah plagioclase, yang merupakan mineral yang paling banyuak dimuntahkan gunung tersebut.

    Kent dan Cooper kemudian mendapati bahwa kristal-kristal yang dimuntahkan dalam magma gunung Hood berusia 100.000 tahun. Suhu bisa diketahui melalui komposisi bahan kimia kristal tersebut.

    “Kami mendapati bahwa di Gunung Hood, jarang sekali terjadi penyimpanan magma dalam suhu yang cukup tinggi hingga bisa membuncah ke luar. Ini terjadi paling banyak sebanyak 12 persen, dan lebih mungkin 1 persen dari total waktu magma disimpan,” ucap Kent.

    Kedua peneliti ingin mencari tahu apakah ini juga terjadi pada gunung-gunung berapi lainnya.[]

    SUMBER : www.radioaustralia.net.au

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here