ABC Indonesia
Jumlah visa pelajar yang dikeluarkan pemerintah Australia kepada pelajar Indonesia untuk periode 2018 – 2019 berjumlah 4.435, atau naik lebih dari enam persen dibandingkan periode sebelumnya.
Data dari Departemen Dalam Negeri Australia juga menunjukkan pelajar internasional terbanyak berasal dari China, dengan jumlah 21,4 persen dari keseluruhan pelajar internasional.
Padahal jumlah pelajar asal China yang mendapatkan visa sekolah ke Australia di tahun ini telah menurun tiga persen, mencapai kurang dari 40.000 orang.
Sementara jumlah pelajar India ke Australia telah meningkat lebih dari dua kali lipat dibandingkan tahun lalu, dengan lebih dari 29 ribu pelajar India yang mendapatkan visa di periode 2018 – 2019.
Menurut Biro Statistik Australia (ABS), jumlah pelajar internasional yang datang ke Australia telah mencatat rekor baru pada Juni 2019 lalu, dengan jumlah mencapai 612.000 orang
Angka terbaru menunjukkan pendapatan Australia di sektor pendidikan dari pelajar internasional telah mencapai AU$ 32,4 miliar, atau lebih dari Rp 313 triliun dan lebih dari 60 persen berasal dari perguruan tinggi dan setingkatnya.
Secara umum pendidikan adalah ekspor ketiga terbesar di Australia, tapi banyak pula kritikan terhadap sektor ini.
Laporan ABC dalam program ‘Four Corners’ bulan Mei lalu menemukan bagaimana sejumlah universitas terpaksa harus menurunkan standar, termasuk nilai minimum bahasa Inggris, atau bahkan membuatnya fleksibel demi mendapatkan pelajar asing lebih banyak.
Visa pelajar Australia mengalami perombakan besar pada tahun 2016, dengan menyederhanakan proses aplikasi visa dan memberikan kewenangan universitas untuk menilai kemampuan bahasa Inggris calon mahasiswanya sebelum memberikan visa.
Di satu sisi pihak universitas mempunyai tanggung jawab untuk mempertahankan standar penerimaan, tapi di sisi lain mereka juga bekerja di bawah tekanan pemasaran dan komersil.
‘Four Corners’ mendapatkan dokumen yang menunjukkan bagaimana pekerja di bagian penerimaan siswa baru di Murdoch University, Australia Barat diminta agar menerapkan aturan yang lebih fleksibel soal standar masuk.
“Saya akan ketemu lebih banyak siswa dan telah disarankan agar kita mempertimbangan 2 band [IELTS] di 5,5 asalkan bukan untuk bagian menulis,” email tersebut menyebutkan.