More

    Dukungan Masyarakat Sipil Global di Eropa terhadap Palestina

    Oleh: M. Rafi*

    100 ribu lebih massa aksi solidaritas untuk Palestina di Belanda (18/5/2025). (Foto: tangkapan layar instagram eye on palestine)
    Eropa Mulai Bersikap: Dukungan terhadap Palestina dan Kecaman terhadap Israel Menguat, Didorong Gerakan Masyarakat Sipil Global

    Selama bertahun-tahun, Uni Eropa dan negara-negara anggotanya bersikap hati-hati dalam merespons konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Namun, sejak meningkatnya kekerasan yang menewaskan puluhan ribu warga sipil di Jalur Gaza pada tahun 2023 hingga 2024, lanskap politik Eropa mulai berubah. Perubahan ini tidak hanya dipicu oleh dinamika politik elite, tetapi juga oleh gelombang besar dukungan dan tekanan dari masyarakat sipil global yang menuntut keadilan bagi Palestina.

    Gelombang Kecaman dari Pemerintah Eropa: Respons atas Tekanan Masyarakat Sipil

    Negara-negara seperti Irlandia, Spanyol, dan Norwegia menjadi yang terdepan dalam perubahan ini. Pada Mei 2024, ketiga negara tersebut secara resmi mengakui negara Palestina. Langkah ini bukan sekadar keputusan politik, melainkan hasil dari desakan kuat masyarakat sipil—baik di dalam negeri maupun internasional—yang selama berbulan-bulan menggelar aksi solidaritas, petisi, serta kampanye digital yang viral di seluruh dunia.

    - Advertisement -

    Perdana Menteri Irlandia, Simon Harris, menegaskan bahwa pengakuan Palestina adalah “langkah moral dan strategis yang diperlukan untuk mendukung perdamaian sejati.” Pernyataan ini merefleksikan suara publik yang terus bergema di jalan-jalan Eropa dan dunia, menuntut agar pemerintah tidak lagi menutup mata terhadap penderitaan rakyat Palestina.

    Tekanan Akar Rumput: Masyarakat Sipil Global di Garda Terdepan

    Di balik perubahan sikap pemerintah, masyarakat sipil global memainkan peran sentral. Ribuan demonstrasi pro-Palestina terjadi di kota-kota besar seperti London, Paris, Berlin, New York, hingga Jakarta. Poster bertuliskan “Ceasefire Now”, “Stop Arming Israel”, dan “Free Palestine” mewarnai jalanan, sementara petisi daring menembus jutaan tanda tangan. Gerakan mahasiswa, serikat pekerja, selebritas, hingga tokoh agama bersatu dalam solidaritas lintas negara.

    Bukan hanya aksi massa, jaringan LSM internasional seperti Human Rights Watch, Amnesty International, dan berbagai koalisi masyarakat sipil turut menggalang opini publik global melalui laporan investigatif, kampanye media sosial, dan advokasi di forum-forum internasional. Laporan-laporan mereka menjadi alat penting untuk menekan para pemimpin dunia agar mengambil tindakan nyata, bukan sekadar retorika.

    Masyarakat Sipil sebagai Agen Perubahan Kebijakan

    Bersambung ke halaman selanjutnya –>

    - Advertisement -

    1 COMMENT

    1. Dukungan masyarakat sipil tidak hanya di Eropa tapi di Amerika, Australia, dan Asia semakin merebak dengan kesadaran akan kemanusiaan yang semakin tubuh.

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here