More

    Jokowi : Kerjaa…ayoo Kerja!

    Gubernur DKI Jakarta Jokowi Widodo diwawancara jurnalis saat melihat tanggul Latuharhary yang jebol, Kamis (17/01/2013). FOTO : FRINO BARIARCIANUR
    Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo diwawancara jurnalis saat melihat tanggul Latuharhary yang jebol, Kamis (17/01/2013). FOTO : FRINO BARIARCIANUR

     

    Frino Bariarcianur
    Tiba di rel kereta api daerah Latuharhary, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo (Jokowi) langsung memompa semangat petugas. “Kerjaa..ayoo Kerja!”

    Jokowi yang sejak Kamis pagi (17/01/2013) berkeliling mengunjungi sejumlah pengungsi korban banjir Jakarta tak terlihat letih. Namun ia tak dapat menyembunyikan kecemasan di wajahnya.

    - Advertisement -

    Ia berjalan di atas rel kereta api. Jurnalis mengikutinya. Ia berdiri di atas tumpukan karung untuk melihat tanggul dan rel kereta api yang sudah melengkung. Keningnya semakin berkerut.

    “Kalau batunya kurang cari lagi, kalau pasirnya kurang cari lagi, kalau personilnya kurang tambah lagi,” ujar Jokowi ketika jurnalis mencecarnya dengan sejumlah pertanyaan. Ia terus menjawab pertanyaan jurnalis. Ia mendekati bibir sungai melihat arus air yang begitu deras. Tak lama ia menuju rel kereta api lagi.

    Beberapa kali ia mengangkat telepon. Sambil menelpon ia jongkok di atas rel kereta api. Lalu ia mondar-mandir kembali. Ia jongkok lagi. “Bapak yakin bisa menyelamatkan Jakarta?” tanya KabarKampus. Ia tak menjawab. Lalu Jokowi mondar-mandir lagi.

    Sejumlah pejabat terlihat memberikan laporan terkini kepada sang gubernur. Ada dari dinas PU dan PT KAI. Sementara anggota SATPOL PP, TNI, relawan, semakin cepat mengangkat ribuan batu untuk dijadikan tanggul sementara. Jokowi terus mondar-mandir.

    “Jangan ganggu dulu, biarkan Bapak bekerja,” kata seseorang yang terus mendampingi Jokowi. Ia meminta agar jurnalis tidak mewancara Jokowi. Sang Gubernur masih terus mondar-mandir.

    Jokowi sudah mengetahui tanggul Latuharhary jebol sejak siang. Tapi ia tak menyangka kalau arus air begitu deras. Ia melihat dengan kepalanya sendiri, rel kereta api melengkung. Sementara billboard besar tak jauh dari pinggir sungai pondasinya terkikis. Tak ada waktu istirahat.

    KabarKampus duduk di atas rel melihat sang Gubernur yang mondar-mandir mengawasi. Tak lama, ia sudah berdiri tepat di depan KabarKampus. Lalu Jokowi mengangkat telepon kembali.

    “Ini harus diselesaikan Pak, ini mengkhawatirkan. Airnya deras sekali. Jam 11 malam ini harus beres.” kata Jokowi kepada seseorang. Selepas berbicara melalui telepon, ia mondar-mandir lagi.

    Hujan mulai turun.

    Dugaan KabarKampus pekerjaan untuk membuat tanggul penahan arus air sementara harus diselesaikan malam ini. Mengingat Bendungan Katulampa di Bogor sudah tak cukup menampung volume air. Resiko terburuknya pintu air akan dibuka. Kalau benar itu terjadi, perkiraan arus air akan lebih deras.

    Jangankan Jokowi yang dikelilingi para ahli, warga pun pasti ngeri melihat arus deras di Latuharhary. Jika ini tak diantisipasi secepat mungkin, Jakarta akan menjadi “Venesia”. Jokowi terus mondar-mandir.

    Pak, Jakarta banjir. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here