More

    Budayakan Gaya Hidup yang Sehat

    Hafizh Rifky Amrullah

    Dewasa ini kita telah mengetahui bagaimana kondisi alam di dunia, khususnya di negeri kita, Indonesia. Negeri kepulauan, negeri yang memiliki pulau kecil dan besar. Negeri yang rentan akan pulaunya yang tenggelam bila air laut naik. Negeri yang indah melintang di khatulistiwa ini, apa tidak sayang jika tenggelam begitu saja? Sangat disayangkan bukan? Siapa lagi yang bertanggung jawab atas kejadian ini kalau bukan kita?

    Kita lihat kondisi negeri kita kian memburuk. Contohnya, hawa di perkotaan masih tetap panas, membuat emosi diri terkadang juga memanas. Mungkin itu sudah menjadi konsekuensi bagi kita. Tapi saat ini bukan saatnya kita saling menyalahkan, namun kita harus memahami dan berusaha mengenai cara menjaga hijaunya lingkungan di negeri kita ini.

    - Advertisement -

    Salah satu caranya adalah dengan gaya hidup. Gaya hidup kita sangat berpengaruh bagi baik-buruknya kondisi alam di negeri ini. Tapi kita pasti sama-sama mengharapkan gaya hidup yang memiliki pengaruh baik kan?

    Gaya hidup yang diharapkan adalah gaya hidup hijau. Gaya hidup hijau itu tidak hanya menghijaukan lingkungan kita dengan menanam pohon, namun salah satunya dengan menggunakan sampah yang bisa didaur.

    Membicarakan masalah sampah, saat ini di lingkungan kita masih banyak terdapat tumpukan sampah. Jika dibakar begitu saja bisa menimbulkan efek negatif bagi bumi dan penghuninya. Karena hasil pembakaran tersebut bisa membuat  lingkungan ini semakin panas dan bahkan bisa merusak lapisan ozon. Jika lapisan ozon tersebut berlubang, tidak ada penghalang bagi sinar matahari yang masuk ke bumi, karena intensitas penyinarannya tinggi sehingga menyebabkan gletser mencair dan mengakibatkan volume air di bumi ini meningkat. Efeknya apa? Pulau di negeri kita satu persatu akan tenggelam. Itu berarti kita akan sedikit demi sedikit kehilangan ruang aktifitas kita. Miris sekali bukan?

    Padahal jumlah manusia di bumi kian bertambah tiap tahunnya, termasuk di Indonesia, yang menjadi penyumbang jumlah penduduk tertinggi di dunia.

    Apa yang mampu kita persembahkan untuk anak cucu kita kalau bukan lingkungan yang hijau. Apa jadinya jika setelah mereka terlahir, akan mereka jumpai lingkungan yang tidak mengenakkan, lingkungan yang membuat mereka selalu menangis, lingkungan yang membuat mereka merasakan sesak napas? Secara manusiawi kita tidak mungkin hal tersebut terjadi.

    Namun di saat lingkungan kita hijau, kita menjadi terlena. Kita seakan tidak memiliki waktu untuk menjaganya.

    Jadi saat ini yang kita butuhkan adalah kesadaran akan lingkungan kita yang kian hari kian memburuk. Kita harus menjaganya. Kita harus berusaha memanfaatkan buruknya lingkungan kita untuk menemukan lingkungan yang nyaman kembali, seperti dulu.

    Niatkan semua hal positif yang kita lakukan ini hanya untuk lingkungan dan anak cucu kita nantinya. Kita juga harus memberikan contoh kepada anak cucu kita bagaimana baiknya menjaga lingkungan dan bagaimana menjalani gaya hidup yang baik, agar lingkungan yang mereka singgahi untuk anak cucu mereka tidak hancur.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here