More

    Green dan Bebas Rokok

    Harimukti Rachman Syah
    Sesuai hemat masyarakat, green merupakan upaya yang dilakukan manusia dalam mengatasi masalah yang terkait dengan alam sekitar dan bisa juga diartikan semangat, memperjuangkan keadaan alam kita termasuk menghadapi global warming. Menurut saya, green adalah suatu perilaku yang memanfaatkan segala sumber daya yang ada tanpa harus merusaknya.

    Dari situlah saya berfikir, sebagai manusia budiman saya harus berperilaku tidak jauh dari prinsip itu. Saya juga senang ketika isu green ini sudah banyak disukai oleh berbagai elemen masyarakat dari yang kecil hingga dewasa.

    Berdasarkan bentuk implementasinya, ada banyak macam seperti: green piece, green school, green kampus, dll. Namun, ada yang sedikit mengganjal dari berbagai bentuk implementasi dari green yaitu bebas rokok. Yah, banyak di instansi bahkan di lingkungan masyarakat yang mengkampanyekan green yang bebas rokok.

    - Advertisement -

    Padahal, disadari atau tidak, tidak ada hubungan yang konkrit antara hidup ala green dengan bebas rokok.

    Dalam mengatasi masalah lingkungan, kita harus menentukan dulu mana yang lebih banyak pengaruhnya dan bukan sekedar reaksioner saja. Kampanye bebas rokok bisa dibilang merupakan aksi reaksioner belaka yang berusaha menghubung-hbungkan bebas rokok dengan usaha green tadi. Berbicara tentang penyelamatan lingkungan, mau tidak mau kita harus membahas masalah budaya di sekitar kita. Semangat green seperti melakukan segala sesuatu yang tidak merusak lingkungan kita dan merokok merupakan aktivitas konsumsi atas dasar kepuasan dan merupakan warisan budaya nenek moyang kita.

    Membuka mata
    Dilihat dari hubungannya, terlalu jauh ketika kita menghubung-hubungkan green dengan bebas rokok. Padahal dampak dari adanya bebas rokok adalah meningkatnya pengangguran, menurunnya apbn dari pajak, dan penguasaan pabrik-pabrik rokok lokal oleh pengusaha asing. Hal itu juga diperkuat dengan kajian dari beberapa aktivis tentang konspirasi pembunuhan “KRETEK”.

    Dalam masalah lingkungan, saya membagi masalah yang lebih konkrit menjadi 3 seperti: emisi kendaraan, pengelolaan sampah, dan penanaman pohon / tanaman hijau di sekitar.

    Bisa dibilang banyaknya kendaraan, merupakan penyumbang kerusakan alam yang tertinggi. Dalam satu jam, berapa gas yang mereka keluarkan dan mencemari udara kita. Selain itu juga gas yang kendaraan keluarkan, juga dapat merusak lapisan atmosfir bumi.

    Pengelolaan sampah juga merupakan masalah yang harus kita perhatikan, setiap kita berjalan 5 meter, pasti terdapat satu sampah. Padahal sampah dapat menyebabkan kualitas udara yang menurun dan merusak tatanan keindahan alam tersebut. Diperparah juga dengan sampah non organik yang menghambat proses kesuburan tanah dan menyebabkan bencana-bencana alam.

    Penanaman pohon merupakan aksi terahir jika benar-benar ingin mengembalikan alam menjadi seperti semula. Namun, di banyak instansi yang mengkampanyekan green, berapa pohon yang ada disana? dibandingkan dengan beton-beton yang mereka bangun. sangat disayangkan, mereka lebih memilih bebas rokok ketimbang meminimalkan 3 masalah tadi dan sampai sekarang belum ada bukti terselesaikannya hal tersebut.

    Pembatasan kendaraan bermotor, pembuatan sistem yang membudayakan kita agar membuang sampah pada tempatnya, dan satu ruangan banding satu pohonlah yang seharusnya di kampanyekan oleh semua orang yang terlibat pada usaha green itu.

    Jikapun green dan bebas rokok dikaitkan karena erat hubungannya dengan kesehatan masyarakat, bebas rokok bukanlah solusi yang tepat. Penelitian yang ada adalah perokok tidak mati karena merokok, tetapi karena perokok tersebut jarang berolahraga.

    Jadi, yang dirubah bukan budaya anti rokok, tetapi budaya berolahraga. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here