More

    Kritik Terhadap Penanggulangan Bencana

    Muhammad Rizal Ghurobi
    Genghis Khan pada abad 13 mampu meyerang dan menguasai Korea, Cina, Rusia, Eropa Timur, India dan Asia Tenggara. Genghis Khan mampu menyatukan suku-suku Mongol yang berbeda dengan cepat, ini karena Genghis Khan mampu bersahabat dengan lingkungan dalam hal ini adalah cuaca dan alam. Sehingga para ilmuwan dari Amerika Serikat berpendapat munculnya Genghis Khan dan kekaisaran besar Mongolia pada awal abad ke-13 sedikit banyak dipengaruhi oleh faktor keberhasilan bersahabat dengan lingkungan.

    Dari sejarah singkat diatas, kita bisa memetik pembelajaran bahwa masih banyak yang perlu diperbaiki oleh Indonesia yang bersangkutan dengan bersahabat dengan lingkungan. Perlu kita lihat awal tahun 2014 saja Indonesia sudah mengalami bencana alam yang mampu membuat semua masyarakat Indonesia untuk simpati dalam penangulangan pasca bencana.

    Masyarakat seringkali lupa bahwa Indonesia adalah daerah rawan bencana, dengan demikian point yang paling dasar dan utama dari menghadapi persoalan bencana diIndonesia adalah membangun kesadaran sejak dini bahwa Indonesia sebagai negara rawan bencana. Ini bukan hanya pada tingkat masyarakat saja, melainkan juga pemerintah yang memliki kewenanggan terhadap sistem pemerintahan.

    - Advertisement -

    Pemerintah seringkali bekerja setelah terjadi bencana dan mungkin tindakan terbaiknya adalah saat siaga tiga (status awas). Padahal ini sama sekali tidak mencerminkan kesadaran bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana. Meskipun, di era pemerintahan Presiden Yudhoyono telah dibentuk badan penanggulanagan bencana dengan lambang segita pengaman, yang dalam arti lembang tersebut merupakan tindakan persuasif terhadap bencana,namun apa yang dilakukan pemerintah sama sekali tidak mencerminkan sikap kesadaran bahwa Indonesia adalah negara rawan bencana.

    Berikut ini merupakan bantuan untuk Sinambung:
    · 1.187 personil BNPB dikerahkan
    · Pendirian 59 tenda hunian darurat
    · Batuan Rp. 4,6 miliar untuk perlengkapan sekolah, beasiswa,dan pemulihan trauma
    · Bantuan traktor, alat pertanian, bibit dan ternak ayam
    · Program ekonomi kreatif untuk mengurangi beban psikologis masyarakat berdampak
    · Penyaluran ulang kredit usaha rakyat
    · Bantuan sarana ibadah seperti masjid dan gereja.

    Dengan demikian, belum ada bantuan yang menyentuh aspek persuasif pemerintah. Untuk menanggani masalah bencana dengan titik tumpu membangun kesadaran sejak dini bahwa Indonesia sebagai negara rawan bencana, kita perlu mengembangkan usaha dan kemampuan(capacity bulding) badan yang telah dibentuk oleh pemerintah untuk lebih bersikap persuasif.

    Salah satu cara dengan menambahkan kemampuan BNPB sebagai konsultan bencana. Ini akan memberikan dampak positif terhadap pengurangan akibat bencana yang ditimbulkan, solusi yang akan diberikan berupa informasi mengenai daerah yang rawan bencana dan bagaimana lingkungan, baik fasilitas fisik dan nonfisik dirancang untuk menguranggi dampak bencana. Ini berarti setiap bagunan yang berdiri baik merupakan bangunan publik atau bangunan privat seperti perumahan harus dirancang mengikuti saran dari BNPB ini.

    Namun tidak hanya itu kapasitas yang harus dikembangkan oleh BNPB, badan ini juga harus menyediakan jasa dalam keselamatan aset yang dimiliki oleh korban. Seperti kita lihat banyak bencana yang mampu menghilangkan semua aset yang dimiliki. Seperti dalam bencana Gunung Sinambung, para korban merasa resah karena hewan ternak sebagai aset dalam perekonomian ini ditinggal dan tak diurus oleh pemerintah. Mungkin memang pemerintah lebih mengutamakan keselamatan nyawa manusia.

    Namun, akibat kehilangan aset tersebut mampu memberikan dampak secara psikologis kepada korban. Jadi adanya BNPB ini perlu untuk terus dikembangkan kapasitasnya, ini juga didukung dengan kewenangan yang diberikan. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here