More

    Listrik  Pintar : Untuk Kini dan Masa Depan

    Arif Rohman Khakim

    “Indonesia dinilai sebagai negara pengguna listrik terboros di Asia”.[1] Sebuah permasalahan dilematis yang seharusnya tidak terjadi di Indonesia mengingat listrik belum sepenuhnya dirasakan seluruh penduduk Indonesia. Penggunaan listrik adalah bentuk adanya perkembangan zaman yang ikut dirasakan Indonesia saat ini untuk mendukung segala aktivitas sehari-hari masyarakat. Namun, bukan menjadi alasan bahwa pemborosan listrik adalah bentuk legal dan wajar. Bagaimanapun, tindakan bijak terhadap listrik adalah sarana cerdas untuk menjaga lingkungan Indonesia dan dunia.

    Penggunaan listrik yang kurang efisien seolah telah menjadi budaya yang seringkali dilakukan sebagian masyarakat Indonesia. Beberapa contoh nyata yang seringkali ditemui diungkapkan oleh Kepala Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT) Marzan A Iskandar.[2] Fenomena tersebut meliputi “masyarakat Indonesia memang boros energi, sering membiarkan lampu menyala ketika ruangan tidak digunakan atau menggunakan AC dengan suhu 18 derajat Celcius tetapi juga menggunakan selimut.” Fenomena lain adalah “pemborosan industri juga tidak kalah besarnya akibat peralatan yang tidak terawat, kebocoran peralatan, atau pemanfaatan energi yang tidak hemat.”

    - Advertisement -

    Negara baik pemerintah dan masyarakat perlu memahami akan pentingnya “listrik pintar”. Listrik pintar yang dimaknai sebagai bentuk mindset dan tindakan pintar serta bijak dari para pengguna listrik itu sendiri. Hal ini dikarenakan listrik adalah komponen urgen dalam mendukung kegiatan manusia. Namun disuatu sisi, juga perlu diketahui bahwa sumber listrik juga energi termasuk energi fosil. Energi fosil selama ini sebagai sumber energi utama manusia di bumi yang telah banyak menghasilkan gas-gas rumah kaca seperti CO2, dan telah memberikan kontribusi terbesar bagi pemanasan global. [3]

    Oleh karenanya, solusi yang tepat adalah dengan memahami secara lengkap oleh semua pihak bagaimana menggunakan listrik dengan bijak. Bagi pemerintah seharusnya bisa lebih provoaktif dan dominan dalam memberikan layanan edukasi sekaligus sosialisasi bagaimana menjadi pengguna listrik yang cerdas dan bijak. Pemerintah juga dapat menerapkan kebijakan yang dapat menekan penggunaan listrik yang boros dengan pertimbangan dan keputusan ahli ekonomi maupun teknologi.

    Bagi masyarakat, tindakan sederhana yang memiliki orientasi positif dapat diaplikasikan. Dimulai dari memandang listrik sebagai produk masa kini dan masa depan. Langkah kongkrit pun dapat dilakukan secara sederhana seperti tidak membiarkan diri maupun orang sekitar untuk memakai listrik yang percuma. Propaganda dan pencerdasan juga seharusnya menjadi bentuk kebiasaan untuk saling bekerja sama menerapkan listrik pintar. Hal ini didasarkan bahwa tindakan positif saat ini termasuk listrik adalah kontribusi bijak membangun lingkungan masa depan. []

     

    [1] Penyataan Sekjen Assosiasi Pengusaha Listrik Asia Pasifik (AESIEAP), Suyyud Wartadipraja dalam jumpa pers mengenai Conference of Electric Power Supply Industry (CEPSI) ke-19. Dikutip dari republika.co.id tahun 2014.

    [2] Konsumsi Energi Butuh Perubahan Paradigma. 2014.–  Dikutip dari http://listrikindonesia.com/konsumsi_energi_butuh_perubahan_paradigma_331.htm, tahun 2014.

    [3] Pemanfaatan. 2014 . – Dikutip dari  Energi http://green.ui.ac.id/Pemanfaatan%20Energi , tahun 2014.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here