More

    Patanamon dan Shardapata Kearifan Lokal Pencegahan Global Warming

    Judul Asli : PATANAMON DAN SHARDAPATA: GERAKAN MASYARAKAT DALAM UPAYA PENCEGAHAN GLOBAL WARMING BERBASIS KEARIFAN LOKAL

    Ni Putu Ayu Sandriani

    Satu pohon memberikan kehidupan pada seribu manusia, maka jaga dan rawat tanaman seperti kita merawat tubuh kita

    - Advertisement -

    _Martini_

    Negara Indonesia adalah negara yang subur, negara beribu pulau dengan beribu kekayaan yang terdapat di dalamnya. Akan tetapi, perilaku menyimpang masyarakat yang semakin tidak peduli dan hanya mementingkan kepentingan pribadinya, menyebabkan Indonesia yang sejahtera berkembang menjadi negara yang memprihatinkan. Bencana alam seperti kekeringan, krisis air bersih, tanah longsor, dan banjir sering kali menimpa daerah-daerah di Indonesia.

    Bencana tersebut dikarenakan jumlah tanaman penyimpan air yang semakin lama semakin berkurang akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan sehingga berbagai bencana terjadi termasuk global warming yang sampai saat ini masih mengancam dunia (Allan, 2011).

    Bahkan Bali yang dikenal sebagai Pulau Surgapun juga mengalami hal yang serupa. Berdasarkan pantauan inimetro.com, Jumat (27/9), beberapa daerah di Bali yang mengalami kesulitan air akibat kekeringan di antaranya wilayah Pancasari, Buleleng Barat, Desa Ban, Kecamatam Kubu, Karangasem dan Klungkung khususnya Kecamatan Nusa Penida.

    Tak hanya itu, apabila masyarakat masih saja tidak peduli dengan lingkungan yang semakin memburuk, sudah diprediksikan oleh Badan Pembangunan Daerah Bali bahwa pada tahun 2015 daerah Bali hingga daerah-daerah lainnya akan mengalami kekeringan dan krisis air yang sangat menyengsarakan masyarakat.

    Tak terbayangkan nasib Indonesia di masa depan apabila semua daerahnya mengalami kekeringan dan global warming. Bisa-bisa Indonesia tidak saja disesakki oleh jumlah manusia yang semakin banyak melainkan juga oleh debu, tanah gersang dan gas-gas CO yang beracun. Lalu adakah cara yang tepat untuk terhindar dari ancaman itu?

    Patanamon dan Shardapata: Katalis Gaya Hidup Hijau

    Kesadaran manusia akan pentingnya lingkungan adalah jalan satu-satunya untuk mencegah bencana tersebut. “Kita harus menanam kembali hijau saat ini dan nanti. Kita harus menanam kembali satu saja sangat berarti untukmu” (lirik lagu Nosstress). Kalimat itu tentu perlu dicerna maknanya secara mendalam. Selama ini masyarakat telah hebat, tetapi ada hal sederhana yang terlupakan yaitu pedulilingkungan. Namun, itu bisa tercapai oleh konsep hidup yang sederhana yaitu green lifestyle.

    Patanamon dan Shardapata adalah program berbasis kearifan lokal berupa paket wisata tanam pohon (patanamon) dan sharing dana paket wisata (Shardapata) untuk menunjang keberlangsungan upaya penanggulangan permasalahan global warming di Desa Pancasari tepatnya di sekitar Danau Buyan.

    Desa Pancasari merupakan sektor pariwisata karena memiliki panorama Danau Buyan yang berhasil memukau para wisatawan untuk berkunjung. Kondisi seperti ini dimanfaatkan oleh pemerintah dan masyarakat daerah Pancasarai untuk bersama-sama mengajak para wisatawan melakukan penghijauan. Setiap wisatawan yang berkunjung ke Desa Pancasari, diwajibkan untuk membeli tanaman sebagai tiket masuk dan menanam tanaman tersebut di lahan kosong sekitar Danau Buyan. Kegiatan menanam diawasi oleh organisasi subak abian. Tanaman yang disediakan untuk para wisatawan adalah tanaman yang dapat meresap air seperti pohon jati, pohon bambu, dan pohon kopi yang ditanam dalam pola zigzag.

    Sementara program sharing dana paket wisata (shardapata) merupakan bentuk kerjasama yang saling menguntungkan semua pihak yang terlibat di dalamnya. Separuh dari hasil wisata diberikan kepada masyarakat untuk membeli bibit tanaman dan merawat tanaman.

    Kegiatan ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat dan mengikutsertakan masyarakat dalam upaya pemeliharaan lingkungan agar tetap hijau dan lestari seperti dambaan semua negara di dunia. Selain itu, akan banyak keuntungan yang diberikan dari program ini seperti kawasan Desa Pancasari semakin sejuk karena pohon yang ditanam menghasilkan O2 dan mengikat CO2 serta sebagai daerah resapan air. Sehingga suasana yang diciptakan pun menjadi indah, lestari dan senantiasa semakin menarik masyarakat untuk berkunjung ke Bali. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here