More

    Pondok Bambu Tabah, Green Lifestyle di Desa Kubutambahan

    Judul Asli : PONDOK“KONSERVATIF” BAMBU TABAH (Gigantochloa nigrociliata) SEBAGAI WUJUD GREEN LIFESTYLE DI DESA KUBUTAMBAHAN

     

    Ni Ayu Putri Sandriani

    - Advertisement -

    Kita harus menanam kembali hijau saat ini dan nanti.Kita harus menanam kembali satu saja sangat berarti untukmu.

    _Lirik lagu Nosstress_

    Tanah subur, sumber daya alam melimpah, itu keunikan Indonesia. Namun pada kenyataannya, banjir, gempa bumi, kekeringan, dan krisis air bersih kerap kali menimpa daerah-daerahyang ada di Indonesia.Hal tersebut dia kibatkan oleh kurangnya kepedulian manusia terhadap lingkungan. Dibuktikan dengan jumlah tanaman penyimpan air yang semakin lama semakin berkurang akibat penebangan liar dan alih fungsi lahan sehingga berbagai bencana terjadi termasuk globalwarming yang sampai saat ini masih mengancam dunia(Allan, 2011).

    Desa Kubutambahan merupakan salah satu wilayah yang terancam kekeringan. Selain karena suhu rata-rata yang tinggi akibat panas matahari, wilayah ini memiliki hamparan lahan kritis yang luas namun masyarakat belum mampu memanfaatkan lahan kritis dengan maksimal yang  seharusnya dapat menjadi lahan penanaman pohon-pohon yang  kuat untuk menahan air dan menciptakan suasana sejuk.

    Mari kita bayangkan nasib Indonesia beberapa tahun ke depan jika semua daerah di Indonesia mengalami kekeringan dan krisis air? Bisa-bisa negara kita tidak lagi dikenal sebagai negara yang hijau dan kaya akan sumber daya alam melainkan negara yang kering dan mengenaskan. Lalu, mampukah negara ini menjadi negara besar yang hijau, subur dan sejahtera?

    Pondok“Konservatif” Bambu Tabah: wujud green lifestyle

    Diperlukan sebuah gebrakan baru untuk mengatasi permasalahan ini, karena lambat laun masalah ini semakin menggerogoti negara Indonesia. Salah satu inovasi baru yang dapat dilakukan oleh masyarakat adalah pondok konservatif bambu tabah.

    Pondok“konservatif” adalah suatu cara pelestarian air dan udara melalui penanaman bambu tabah di masing-masing perumahan masyarakat.Kreatif dalam hal ini menunjukkan prinsip yang digunakan pondok “konservatif” adalah pengembangan sedikit demi sedikit menjadi bukit yaitu pada konsep penanaman bambu di masing-masing areal kosong di perumahan warga yang ditanami beberapa rumpun bambu tetapi hal tersebut akan menjadi besar di saat penanamannya dilakukan di semua lahan kosong di wilayah DesaKubutambahan, dan semua warga disekitar sana ikut terlibat dalam pemeliharaan penanaman bambu.

    Konsep ini sangat direkomendasi mengingat akan manfaat yang dimiliki oleh bambu tabah. Menurut Widjaja(2004), tanaman bambu tabah tumbuh paling cepat dibandingkan dengan tanaman kayu lainnya yaitu selama 3-6 tahun. Tanaman bambu bermanfaat dalam penyerapan CO2, bambu tabah memiliki daya serap yang besar yaitu mencapai 12 ton CO2 oleh 1 hektar bambu tabah.

    Kemampuan bambu tabah dalam menyerap CO2 dapat mengurangi pemanasan global yang sedang melanda dunia (Zwally, 2012). Selain itu tumbuhan bambu juga terbukti menghasilkan O2 lebih banyak 35% daripada tumbuhan kayu. O2 sangat dibutuhkan oleh makhluk hidup, selain itu,keadaan udara yang akan diciptakan juga lebih bersih dan sejuk (Zwally,2012).

    Manfaatpenting lainnyayang menjadialasanbambutabahperlu dilestarikan adalah dapat meningkatkan volume  air tanah. Hal tersebutdiakibatkanolehsistemperakaran bambuberupa akarserabutdanakarrimpang yang kuat. Bambu dapat menyerap air hujan hingga 90%. Selain itu, tanaman ini juga berfungsi sebagai penjernih air sehingga air di daerah bantaran sungai yang memiliki banyak bambu terlihat jernih (Wahyuddin, 2009).

    Oleh karena itu, pondok konservatif bambu tabah dapat memberikan manfaat yang sangat besar untuk menjaga kelestarian lingkungan. Konsep ini sangat diperlukan, menilik dari kondisi Indonesia yang sudah bisa dikatakan kritis. Seperti petikan lagu nosstress tanam saja “kita harus menanam kembali saja hijau saat ini dan nanti”. Kesadaran dan tindakan penghijauan dari masyarakat sangat diperlukan. Jika bukan sekarang, kapan lagi?

     

    DAFTAR PUSTAKA

    Allan, Philip. 2011. The Greenhouse Effect – Global Warming. UK: Hodder Education.

    Tan, Lieke. 2010. Mengenal Bambu dan Manfaatnya terhadap Konservasi Alam, Konstruksi, dan Kerajinan. Yogjakarta.

    Wahyuddin.2009.  Pelestarian  Hutan  Bambu  Untuk  Menanggulangi  Illegal  Logging Dan Global Warming. http://duniabio-sains.blogspot.com/2009/03/konservasi- sumber-daya-alam.html (Diakses tanggal 1o April 2014).

    Widjaja, E. A. 2004. Jenis-Jenis Bambu Endemik dan Konservasinya di Indonesia. Prosiding Seminar Nasional Biologi XV.

    Zwally. Global Warming Mengancam Keselamatan Planet Bumi. http://www.pemanasanglobal.net/ (Diakses tanggal 8 April 2014).

     

    Gambar1.1. Sketsa Pondok “Konservatif” Bambu Tabah (Gigantochloa nigrociliata)

    Sumber:Sketsa Pribadi,2013
    Sumber:Sketsa Pribadi,2013

    Gambar1.1 menggunakan beberapa simbul seperti (1) tanda panah hitam dan (2) kotak jenis persegi dan persegi panjang. Tanda panah hitam adalah rumah penduduk yang menandakan kawasan lahan kritis berada didekat perumahan warga. Kotak jenis persegi dan persegi panjang adalah gambar yang menunjukkan kawasan lahan kritis atau  lahan  kosong   untuk  menanam  bambu  tabah  (Gigantochloa  nigrociliata).

    Penanaman dilakukan dengan metode zigzag agar dapat menyediakan lahan yang luas ketika bambu tumbuh menjadi rumpun. Selaini tu, bambu tabah akan menghasilkan banyak rebung ketika musim hujan sejak 1 tahun penanaman dimulai sehingga masyarakat  dapat  memanfaatkannya   sebagai  bahan  sayuran  bergizi  yang  enak. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here