More

    Berwisata Sejarah dan Belanja di Kampung Eks Prostitusi Dolly

    Mustofa Sam

    Salah satu pegiat Gerakan Melukis Harapan menjelaskan tiang striptis di kampung eks Dolly, Surabaya. Dok. Cak Mus
    Salah satu pegiat Gerakan Melukis Harapan menjelaskan tiang striptis di kampung eks Dolly, Surabaya. Dok. Cak Mus

    SURABAYA, KabarKampus – Sejak ditutup pada tahun lalu, kampung eks Dolly berubah wujud menjadi kampung wisata di kota Surabaya. Di kampung bekas lokasi prostitusi ini, pengunjung tidak hanya bisa berwisata sejarah kampung Dolly, namun juga berwisata belanja.

    Pada hari Jumat hingga Minggu kemarin (15 – 17 Januari 2015), kampung Dolly kedatangan tamu wisatawan dari Aceh hingga Papua. Para wisatawan merupakan perwakilan lembaga yang tengah mengikuti kegiatan INDEC Forum (Indonesia Development Community) di kota Surabaya.

    - Advertisement -

    Dalam kunjungan wisata ini, para tamu didampingi oleh Gerakan Melukis Harapan (GMH), suatu komunitas yang konsen membangun kampung Dolly. Para tamu diajak untuk mengunjungi dua tempat yaitu Gang Dolly dan kampung Samijali.

    Di Gang Dolly mereka mengunjungi tiga tempat yaitu Wisma Barbara, Wisma Srikandi dan Wisma Tetangga Srikandi. Pada setiap tempatnya para wisatawan mendapat penjelasan dari guide mengenai sejarah kelam dan perubahan di kampung tersebut.

    Para tamu berfoto bersama di Wisma Srikandi. Dok. Cak Mus
    Para tamu berfoto bersama di Wisma Srikandi. Dok. Cak Mus

    Seperti saat mereka mengunjungi Wisma Srikandi. Dalam kunjungan tersebut mereka melihat langsung kamar-kamar bekas prostitusi yang masih berdiri kokoh. Kamar tersebut diisi dengan kasur berpondasi beton yang merupakan arsitektur modern. Selain itu para tamu juga diajak untuk menyusuri lantai satu, dua dan tiga untuk berfoto bersama.

    Perjalanan kemudian dilanjutkan ke Wisma Tetangga Srikandi. Di wisma ini para tamu diajak untuk melihat aquarium dan tiang striptis yang masih berdiri.

    Kemudian perjalanan di Gang Dolly berakhir pada Wisma Barbara yang terdapat industri sandal dan sepatu. Di sana para wisatawan bisa memborong stok sandal dan sepatu yang diproduksi oleh warga eks Dolly..

    Selanjutnya para wisatawan digiring menuju kampung Samijali dengan menggunakan dengan kendaraan. Di sana para wisatawan mendengarkan sebuah cerita tentang perjuangan perubahan, semangat serta cerita pro kontra warga dalam penutupan lokalisasi Dolly setahun yang lalu.

    Menariknya, sebanyak 100-200 picis makanan Samijali yangg telah disiapkan oleh Ibu Ibu Samijali diborong habis para wisatawan. Kunjungan wisata belanja ini menutup kunjungan mereka di Kampung Dolly dan Samijali.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here