More

    Mahasiswa ITB Tantang Pemkot Bandung Bangun Kampung Kota Ramah Lingkungan

    ENCEP SUKONTRA

    Penduduk Kota Bandung semakin padat. Sehingga kebutuhan energi akan meningkat. Kondisi ini menuntut diterapkannya konsep perumahan ramah lingkungan terutama di perkotaan.

    Pameran rancangan hunian ramah lingkungan terkait HUT ke-6 Ikatan Mahasiswa Arsitektur (IMA) Gunadharma ITB di Jalan Sukarno, Bandung, Selasa (26/9/2016). Pameran ini kampanye agar Kota Bandung menerapkan konsep hunian ramah lingkungan. FOTO: Encep Sukontra
    Pameran rancangan hunian ramah lingkungan terkait HUT ke-6 Ikatan Mahasiswa Arsitektur (IMA) Gunadharma ITB di Jalan Sukarno, Bandung, Selasa (26/09/2016). Pameran ini kampanye agar Kota Bandung menerapkan konsep hunian ramah lingkungan. FOTO: Encep Sukontra

    “Di Bandung kan digodok peraturan greend building untuk jadi syarat Izin Mendirikan Bangunan (IMB). Kita ingin peraturan itu bukan hanya diterapkan untuk gedung-gedung saja, tetapi juga untuk rumah-rumah hunian,” kata Indra Rhamadhan, mahasiswa Arsitektur Institut Teknologi Bandung (ITB), disela rangkaian HUT ke-6 Ikatan Mahasiswa Arsitektur (IMA) Gunadharma ITB, kepada KabarKampus.

    - Advertisement -

    Untuk mendorong penerapan konsep rumah ramah lingkungan di Kota Bandung, IMA Gunadharma ITB menggelar rangkaian acara Gaung Bandung dengan tema “Hunian Ramah Lingkungan” sejak Agustus lalu. Indra Rhamadhan adalah Ketua Pelaksana acara ini.

    Puncaknya, mereka menggelar pameran konsep hunian futuristik yang ramah lingkungan di Petapark, Jalan Peta, Bandung, Sabtu (01/10/2016). Indra Rhamadhan menuturkan, serangkaian acara sudah digelar untuk mengkampanyekan konsep rumah ramah lingkungan di Kota Bandung.

    Salah satu rangkaian acara berupa workshop kolaborasi antara mahasiswa arstiktektur ITB dan lintas disiplin ilmu lain, misalnya dengan teknik lingkungan, teknik sipil, fisika. Workshop ini membahas rancangan hunian ramah lingkungan dalam konteks kampung kota.

    “Bandung sebagai kota besar yang padat penduduk sudah saatnya menggunakan konsep kampung kota ramah lingkungan,” katanya.

    Contoh kecil dari rumah ramah lingkungan, kata dia, di bidang penggunaan energi listrik. Menurutnya, energi listrik seharusnya dipakai saat tidak ada matahari saja, misalnya malam hari.

    Pada siang hari, rumah-rumah seharusnya bisa memaksimalkan pencahayaan yang bersumber dari sinar matahari, bukan dengan lampu. Sebab penggunaan lampu berakibat pada pemakaian energi.

    Seperti diketahui, PLN membangkitkan listrik dengan BBM atau batubara. Sehingga penggunaan lampu sekecil apapun secara tidak langsung telah menyedot energi dari alam.

    Lewat rangakain event tersebut, diperkenalkan cara-cara sederhana memanfaatkan cahaya matahari sebagai sumber penerangan rumah. Sehingga pembangunan rumah harus memperhitungkan sumber cahaya matahari meskipun rumah tersebut berada di pemukiman padat.

    Bagi rumah di pemukiman padat yang sulit mendapat sinar matahari, Indra Rhamadhan menyarankan penggunaan solar bottle bulb. Teknik ini memanfaatkan botol bekas dan air sebagai penyerap sinar matahari.

    Contoh sederhana lainnya adalah mengurangi penggunaan AC. “Untuk mengurangi penggunaan AC misalnya kita perkenalkan cara pemanfaatan energi angin. Sehingga siang hari yang panas masih bisa diatasi dengan udara dari luar,” kata dia.

    Selain itu, pihaknya juga menggelar kampanye kreatif di sejumlah titik di pusat keramaian Kota Bandung, yakni di Jalan Asia Afrika dan di Jalan Sukarno pekan lalu. Kampanye ini berupa pameran 16 konsep rancangan hunian ramah lingkungan.

    Lewat kampanye tersebut diharapkan terjadi edukasi masyarakat Kota Bandung tentang pentingnya menerapkan konsep rumah ramah lingkungan. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here