BANDUNG, KabarKampus – Fransiska Dimitri Inkiriwang dan Mathilda Dwi Lestari berhasil menancapkan bendera merah putih di puncak Gunung Vinson Massif, Antartika. Kedua mahasiswa yang mewakili The Women Of Indonesia’s Seven Summits Ekspedition Mahitala Unpar (Wissemu) ini tiba di puncak tertinggi Antartika tersebut pada hari Rabu 4 Januari 2017 pukul 23.48 waktu setempat atau Kamis 5 Januari 2017, pukul 09.48 WIB).
Keberhasilan keduanya mengibarkan bendera merah putih di gunung es yang memiliki ketinggian 4.892 mdpl tersebut adalah pencapaian yang kelima, dalam rangkaian Seven Summit. Pencapaian ini sekaligus menjadikan keduanya sebagai perempuan kebangsaan Indonesia pertama yang menapakkan kaki di benua paling selatan di dunia.
Kabar baik ini disampaikan langsung oleh Mathilda Dwi Lestari melalui sambungan telepon kepada tim Mahitala Unpar, Kamis, (05/12/2016). Ia memberi kabar sesampainya di High Camp via telepon satelit pukul 12.38 WIB yang lalu.
“Keberhasilan mengibarkan bendera Merah Putih di puncak tertinggi Antartica merupakan persembahan bagi persatuan Bangsa Indonesia,” kata Mathilda dengan sedikit terbata-bata kepada tim Mahitala Unpar.
Sebelum memutus saluran teleponnya Hilda juga sempat mengucap terima kasih yang sebesar-besarnya kepada semua rekan yang telah memberi dukungan dari Tanah Air. Ia berharap keberhasilan ini dapat menjadi berita baik untuk Indonesia.
Mathilda dan Fransiska memulai upaya menuju puncak (summit attempt) dari High Camp pada Rabu, 4 Januari 2017 pukul 12.00 Waktu setempat. Keduanya menempuh jarak 14 km yang menghabisakan 12 jam perjalanan. Perjalanan menuju puncak dari titik terakhir ini pun ditemani juga cuaca cerah namun angin kenjang dan hawa dingin dengan suhu udara mencapai -33°C yang membuat dingin terasa menusuk.
Untuk mencapai puncak Vinson Massif, Tim WISSEMU telah melalui perjalanan panjang selama kurang lebih empat hari terhitung sejak tanggal 1 Januari 2017. Sempat singgah dan beristirahat di low camp (2.800 mdpl). Kemudian tim melanjutkan aklimatisasi sekaligus melakukan load carry ke High Camp (3.770 mdpl) keesokan harinya. Perjalanan menuju high camp ini sendiri tidaklah mudah, suhu udara selama perjalanan yang mencapai -30°C disertai hujan saju, ditambah dengan elevasi 1.020 m dan kemiringan terrain mencapai 45° memaksa tim harus menggunakan bantuan fixed ropes untuk dapat sampai ke titik ini.
Tiba di Puncak Vinson Massif tim Wissemu tidak hanya mengibarkan dengan gagah bendera merah putih di Puncak Vinson Massif yang dingin. Mereka juga menggemakan angklung di gunung yang memiliki rata-rata suhu di antartika adalah -20°C hingga -40°C tersebut. Selanjutnya tim Wissemu menuju tanah air Indonesia.
Mangadar Situmorang, Rektor Unpar menyampaikan rasa bangga sekaligus lega atas keberhasilan tim Wissemu mencapai puncak Gunung Vinson Massif. Ia juga mengucapkan selamat kepada tim Wissemu.
“Selamat, sangat bangga dan bersyukur, saya mengucapkan terima kasih untuk berbagai pihak yang membantu dan mendoakan. Terimakasih telah mewujudkan mimpi Unpar dan bangsa Indonesia. Khususnya untuk membuktikan kepeloporan dan kejuangan perempuan Indonesia,” ungkap Rektor.[]