More

    Perayaan Kuningan Disambut Meriah Warga Queensland

    Jane Ahlstrand – AUSTRALIA PLUS

    Hari Raya Kuningan dirayakan oleh sejumlah warga Bali dan warga Australia di negara Queensland. Tujuannya untuk menghidupkan budaya Bali di Australia. Berikut sumbangan tulisan Jane Ahlstrand.

    Jane Ahlstrand yang mahir menari Bali. Foto: Agustinus Jogiono

    Ditemani semilir angin dari tepi pantai, warga Gold Coast, Brisbane, dan sekitarnya berkumpul di Harley Park di kawasan Gold Coast, Queensland, Australia, hari Sabtu (15/04/2017). Mereka datang untuk merayakan hari suci Kuningan.

    - Advertisement -

    Hari Raya Kuningan dirayakan 10 hari setelah hari raya Galungan. Di Hari Raya Kuningan, umat Hindu dari Bali biasanya melakukan pemujaan kepada para Dewa dan leluhur untuk memohon keselamatan dan perlindungan lahir bathin.

    Menariknya, bukan hanya warga asal Bali yang datang untuk turut serta dalam upacara tersebut, tetapi juga ada warga Australia yang membantu dalam pelaksanaan ritual dengan membuat sesajen, makanan dan bahkan ada yang menampilkan tari tradisional Bali.

    Selama tiga tahun berturut-turut, yayasan Balinese Indonesian Multicultural Assocation, atau BIMA, yang berlokasi di Gold Coast, Australia mengadakan upacara Kuningan di Queensland.

    Tujuan utamanya adalah untuk membantu diaspora Bali di Australia, khususnya di negara bagian Queensland, menghidupkan tradisi dan budaya Bali, sambil memadamkan rasa rindu kepada kampung halaman di Bali.

    BIMA juga ingin mengajak teman-teman dari suku bangsa dan agama lain untuk datang dan merasakan keindahan budaya dan kesenian Bali, sekaligus menjalin hubungan baik dengan masyarakat Australia.

    Dalam upacara Kuningan tahun ini, BIMA telah mengundang seorang pemangku, atau pendeta, dari Gympie untuk memimpin kegiatan sembahyang bersama.

    Para anggota dan relawan BIMA bergotong-royong untuk membangun tempat pemujaan, lengkap dengan banten, atau sesajen dari buah-buahan, umbul-umbul, dupa dan tirta, atau air suci.

    Setelah sembahyang bersama, upacara dilanjutkan dengan pertunjukan tari tradisional yang dibawakan oleh Sanggar Anahata dari Brisbane.

    Para anggota sanggar berasal dari campuran budaya dan kewarganegaraan, termasuk Jane Ahlstrand asal Australia, Arathy Thirukumar yang keturunan Sri Lanka dan Ari Dharma asal Bali.

    Mereka bersama menampilkan tiga jenis tari Bali yaitu tari Baris, Margapati dan Jauk Keras yang disambut meriah oleh para penonton.

    Presiden BIMA, Bapak Wayan Wiednya, mengatakan merasa sangat puas karena para sahabat dari berbagai latar belakang telah bergabung untuk merayakan hari raya Kuningan bersama di Gold Coast.

    “BIMA hanya menyediakan tempat buat saudara-saudara kami yang seperantauan untuk bisa melakukan persembahyangan dan sekaligus silaturahmi,”

    – Wayan Wiednya, Presiden Balinese Indonesian Multicultural Association.

    “Sayangnya, kami orang Bali belum punya tempat suci atau ibadah di sini, tetapi meskipun begitu, saya merasa sangat beruntung. Kami punya teman-teman yang bisa membantu untuk melaksanakan ritual kami, ujarnya.”

    Menurut Wayan, semua kerja itu adalah Yadnya, atau perbuatan yang dilakukan dengan penuh bhakti keiklasan dan kesadaran.

    Jane Ahlstrand adalah mahasiswi S3 di University of Queensland -Brisbane. Ia juga merupakan delegasi Konferensi Pemuda Australia-Indonesia (CAUSINDY) 2016 di Bali. Jane adalah seorang pengajar tari Bali dan aktif melakukannya hingga saat ini.

    Tulisan ini disunting dari artikel ‘Perayaan Kuningan Disambut Meriah oleh Warga Queensland, Australia’, yang pertama kali diterbitkan di situs Jembartan, dan bisa dibaca di sini. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here