Menjelang magrib, Kaka Cafe semakin penuh sesak anak muda, Kamis (11/05/2017). Mereka siap mengikuti pemutaran film dan diskusi “Meraba Skema Ekspansi Modal di Indonesia”.
Tepat pukul 18.30 WIB, Furqan AMC, tuan rumah yang juga Direktur KabarKampus, memberikan sambutan singkat tentang berbagai kegiatan di Kaka Cafe yang memasuki tahun kedua. Sementara Kabarkampus sebagai media utama informasi kampus di Indonesia telah berdiri sejak tahun 2011.
“Mudah-mudahan memasuki tahun kedua ini semakin penuh arti. Banyak kegiatan yang sudah dan akan kita gelar,” katanya.
Kegiatan tersebut antara lain mengenang Munir, orasi ilmiah Direktur Walhi Jawa Barat, LBH Bandung, Ketua AJI Bandung dengan tema Kilometer Perjuangan.
Kegiatan yang berkala yang masih berlangsung antara lain Feature Club yang diikuti 500 anak muda dari berbagai daerah di Indonesia.
Kemudian, Kelas Logika yang akan memasuki pertemuan keempat. Kelas ini diasuh dosen Syarif Maulana. Dalam waktu dekat, Kaka Cafe akan membuka kelas Menulis Etnografi yang digawangi Modi Afandi.
Semua kegiatan tersebut, lanjut Furqan, sebagai upaya melakukan perubahan menjadi lebih baik. Ia percaya, setiap ruang bisa menjadi media perubahan, termasuk ruang-ruang kafe.
“Mari kita komitmen untuk menjadikan semua ruang sebagai ruang perubahan. Baik itu film, buku, dan juga kafe,” katanya.
Ia menuturkan, ada opini miring tentang bangsa Indonesia yang disebut sebagai bangsa pemalas, tidak tertib, buang sampah sembarangan. Opini ini terbantahkan manakala orang Indonesia pergi ke negara lain.
“Ketika bangsa Indonesia datang ke Singapura, bisa antre, tidak buang sampah sembarangan. Jadi kesadaran itu produk sistem. Hari ini mari kita komitmen menjadi anak muda yang berorientasi ke perubahan,” katanya.
Kali ini, Kaka Cafe menggelar pemutaran film dan diskusi “Meraba Skema Ekspansi Modal di Indonesia”. Film yang diputar tentang buruh berjudul “Factory Asia” produksi Lembaga Informasi Perburuhan Sedane (LIPS). Menurutnya, film bisa menjadi alat perubahan sekaligus menjadi media pencerahan. Contohnya, lewat film, Watchdog yang digawangi Dandy Dwi Laksono, kerap menggelar pelatihan kepada mahasiswi-mahasiswi hingga berhasil melahirkan karya dokumenter berkualitas.
Setelah itu, acara diantar dengan lagu-lagu balada dari musikus Senartogok, dan pembacaan sajak Pertemuan Mahasiswa karya WS Rendra.
Selanjutnya, film Factory Asia diputar. Peserta diskusi yang tidak kebagian kursi, duduk di lantai halaman Kaka Kafe yang kering. Malam yang cerah dan anak muda Bandung yang selalu bergairah. []