SURABAYA, KabarKampus – Setelah selama tujuh hari bertahan di kamp empat (14.100 kaki), akhirnya pada pukul 03.05 waktu setempat, Tim Airlangga Indonesia Denali Expedition (AIDeX), melanjutkan pendakian ke camp 5 (17.200 kaki) atau pos terakhir untuk mencapai puncak Gunung Denali di Alaska. Bila cuaca mendukung, diperkirakan, mereka akan tiba di Puncak dengan waktu 1 hingga 2 hari.
Sebelumnya, mereka menghabiskan waktu selama tujuh hari di kamp empat. Hal itu dikarenakan ada badai di puncak. Sehingga tidak memungkinkan untuk summit.
“Alhamdulillah hari ini cuaca cerah sehingga tim bisa melanjutkan perjalanan untuk summit,” kata Titi Rahmawati, Ketua Bidang Humas Wanata Unair saat dihubungi KabarKampus, Selasa, (13/06/2017).
Tim AIDeX Unair terdiri dari tiga atlet yaitu Muhammad Faishal Tamimi (mahasiswa Fakultas Vokasi/2011), Mochammad Roby Yahya (mahasiswa Fakultas Perikanan dan Kelautan/2011, dan Yasak (alumnus Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik). Hingga hari ini pendakian mereka di Gunung Denali telah memasuki hari ke-18 pendakian.
Dari kabar yang diterima Wahyu Nur Wahid, Manajer atlet, Roby Yahya, salah satu atlet menceritakan, selama pendakian, para pendaki dihadapkan pada kondisi cuaca snow showers. Snow showers adalah kondisi anomali di waktu mana hujan, cerah, dan hujan salju datang silih berganti. Selain snow showers, para atlet juga menghadapi kondisi cuaca whiteout.
“Kondisi whiteout oleh salju cukup mereduksi jarak pandang kami. Kondisi whiteout bisa mengakibatkan garis horizon mengabur dan menyebabkan disorientasi arah,” tutur Roby.
Kemudian tambah Roby, selain soal cuaca, para atlet juga tengah bertahan di suhu yang mencapai minus tiga
puluh derajat Celcius. Dalam kondisi demikian, Roby mengakui bahwa atlet berada dalam kondisi kelelahan. Namun, keadaan rombongan cukup aman dan siap melanjutkan perjuangan menuju puncak Mc. Kinley dengan ketinggian 20.320 kaki atau 6.194 mdpl.
Diceritakan sebelumnya tim atlet mencapai Below Kahiltna Pass di kamp dua dengan ketinggian 9.350 kaki pada tanggal 1 Juni lalu. Kemudian mencapai camp tiga dengan ketinggian 10.900 kaki pada tanggal 3 Juni 2017. Pada tanggal 4 Juni atau hari kesembilan pendakian, selama perjalanan dari kamp tiga menuju kamp empat, tim mengalami kejadian ekstrim saat melawan terpaan angin.
“Oksigen yang tipis dan terpaan wind chill membuat tim kesulitan mencapai target dan beberapa anggota ambruk terpelosok tebalnya salju. Kami selalu meneriakkan jargon tabah sampai akhir agar tetap semangat,” terang Roby.
Setelah selama delapan jam perjalanan mereka bergelut dengan angin kencang dan kadar oksigen yang tipis, tim atlet akhirnya sampai di kamp empat.
Kelancaran tim atlet dalam melalui rintangan di Denali tak lepas dari berbagai persiapan yang telah dilakukan selama berada di Indonesia. Selama 18 bulan, persiapan tim AIDeX banyak dibantu oleh PT. PP Properti (Tbk) dan PT. Pegadaian Persero.
Denali bukanlah puncak pertama yang didaki oleh anggota Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam (UKM Wanala). Empat dari tujuh puncak tertinggi yang telah digapai tim adalah Puncak Carztenz Pyramid (Indonesia/1994), Kilimanjaro (Tanzania/2009), Elbrus (Rusia/2011), dan Aconcagua (Argentina/2013). Selain ke Denali, ekspedisi ke Vinson Massif di Antartika serta Everest di Himalaya akan menggenapi ekspedisi seven summits anggota UKM Wanala.[]