KMPA Eka Citra Universitas Negeri Jakarta melakukan Ekspedisi Citra Bestari (ECB) untuk memperingati Hari Kemerdekaan Indonesia yang ke-72. Kali ini mereka melakukan ekpedisi di Taman Nasional Gunung Leuser, Provinsi Aceh untuk merintis jalur baru pendakian.
Tim ECB terdiri dari Brian Chafariz Nursidiq (19) sebagai Ketua, Fahmi Rifa Maulana (20), Maulida Ramandika Putra (19), Arinta Eka Desti Mustika (19), Rachmadina Tri Kencana (19), dan Nugroho Adi Saputra (22) sebagai Pendamping. Ekspedisi di jalur pendakian terpanjang di Asia Tenggara ini berlangsung dari tanggal 11 hingga 27 Agustus 2017. Selama berlangsungnya pendakian, tim ECB juga didampingi dua masyarakat lokal.
Fahmi Rifa Maulana bercertia, selama pendakian, mereka melewati jalur yang belum pernah dilalui oleh tim lain atau masih berupa belantara. Selain itu, tim juga harus merunduk bahkan merangkak untuk melewati dahan pohon yang rendah, dan batang-batang pohon besar yang tumbang.
“Jalur yang kita lalui untuk sampai ke puncak berjarak total 38 Km,” ujar mahasiswa Fakultas Ilmu Sosial UNJ ini.
Sebelumnya, kata Fahmi, jalur konvensional yang biasa lalui mencapai kisaran 70 Km. Selain singkat, jalur baru ini juga tidak terlalu banyak melewati bukit-bukit.
Selanjutnya kata Fahmi, selama pendakian, mereka juga membuat beberapa camp. Antara lain camp yang mereka namakan Camp Bestari yang berada di sisi sungai alas. Kemudian Camp Eka yang berada di tengah padang.
Serta camp Koba, yang diambil dari bahasa Gayo. Camp Gayo ini sangat unik karena berada di padang kering yang luas.
“Tetapi di sana terdapat sumur yang seakan tak akan kering walau musim kemarau. Sampai-sampai tim memberi nama air surga, karena saat menemukan sumber air ini, tim baru saja melewati puluhan kilo padang yang sangat panas akan teriknya matahari,” ungkap Fahmi.
Selain itu, Fahmi menambahkan, jalur pendakian yang mereka lalui merupakan jalur perlintasan satwa liar. Tak heran jika di sepanjang perlintasan tim menemukan jejak kotoran, bahkan suara hewan-hewan yang berkeliaran melintasi jalur tersebut.
Tak hanya itu, ada banyak flora dan fauna yang terdapat di kawasan TNGL ini. Oleh karena itu tim juga melakukan penelitian flora dan Fauna dengan mendokumentasikan serta mencari tahu lebih dalam tentang flora dan fauna yang berada di sepanjang jalur pendakian.
“Banyak flora unik di sini yang mungkin akan jarang ditemui di tempat lain,“ terang Rama salah satu anggota tim yang mendokumentasikan spesies-spesies tersebut.
Setelah berhasil terbentuknya jalur ini, Rama dan tim berharap jalur yang telah dirintis dapat bermanfaat. Karena dapat mempersingkat waktu pendakian di Gunung Leuser yang sangat panjang.[]