More

    Seni Bandung Ditargetkan Jadi Festival yang Konsisten

    Bandung menjadi kota besar yang tidak punya agenda kesenian rutin sebagaimana yang dimiliki kota besar seperti Jakarta, Yogyakarta, Surabaya.

    Direktur Eksekutif Seni Bandung #1, Iman Soleh (pegang mic) saat konferensi pers Seni Bandung, Jumat malam (22/09/2017). FOTO : IMAN HERDIANA

    Sejumlah festival besar kesenian di Bandung bersifat temporer atau sporadis, beberapa di antaranya hanya selesai sehari. Dengan latar belakang tersebut, maka digelarlah agenda “Seni Bandung” yang ditargetkan menjadi acara rutin kesenian tahunan dengan durasi sebulan penuh.

    Seni Bandung #1 didukung Pemerintah Kota Bandung dengan dana sekitar Rp5 miliar. Acara ini pula turut memeriahkan hari jadi kota Bandung yang ke-207 tahun, yang jatuh pada tanggal 25 September.

    - Advertisement -

    Dengan dukungan itu, Seni Bandung #1 yang digelar 25 September-25 Oktober 2017 akan menyajikan 688 kegiatan seni dari 156 kelompok atau komunitas seni yang didukung 2.475 pelaku (seniman). Dalam acara ini pementasan dilakukan di 48 lokasi.

    Pembukaan Seni Bandung #1 akan digelar pada hari Minggu, 24 September 2017, pukul 16.00 WIB di kawasan heritage Dalemkaum, Bandung. Sejumlah kegiatan telah disiapkan diantaranya Wayang Monolog yang menggunakan mobil tahu bulet yang bergerak sepanjang jalan Dalemkaum.

    Ada juga penampilan dari Tatanggaranda83, Dance Film Festival, Musikalisasi Puisi oleh Adew Habtsa & Yayan Katho, HUMPH Zine, Tari Cawene oleh Oos Koswara, Tarian Komodo oleh Komunitas Kamoro, serta Longser Injuk.

    Berdasarkan keterangan panitia pelaksana, Walikota Bandung, Ridwan Kamil akan membuka acara secara resmi yang diperkirakan pada pukul 19.30 WIB.

    Seni Bandung Dananya Dari Rakyat

    Direktur Eksekutif Seni Bandung, Iman Soleh, menegaskan dukungan dari pemerintah itu merupakan amanah yang harus dilaksanakan untuk kepentingan rakyat maupun seniman.

    “Karena uangnya dari rakyat. Ini amanah,” ujar Iman Soleh, dalam jumpa pers Seni Bandung di Sekretariat Seni Bandung, Jalan Cianjur No.3, Jumat malam (22/09/2017) lalu.

    Maka Iman Soleh dan kawan-kawan membentuk komite dari berbagai bidang kesenian, antara lain komite teater, seni rupa, sastra, musik, dan tari.

    Dalam istilah Iman Soleh, Seni Bandung diharapkan mampu menjadi “geoestetika” Bandung yang selama ini sulit dipetakan. Padahal Bandung memiliki potensi besar menggelar festival seni yang konsisten sekelas annual (tahunan) maupun biennale (dua tahunan).

    Iman Soleh, yang juga seorang dosen ISBI Bandung, juga menyinggung Pasar Seni ITB yang fenomenal, lalu Dago Festival, dan Braga Festival. Tetapi kelemahan dari festival-festival tersebut adalah sifatnya yang temporer.

    “Rata-rata Bandung punya festival yang durasinya tidak terlalu panjang,” katanya.

    Di sisi lain, Bandung juga kota pendidikan yang banyak berdiri kampus negeri maupun swasta. “Perguruan tinggi di Bandung lengkap. Setiap perguruan tinggi minimal memiliki program seni atau ilmu budaya,” ujarnya.

    Dengan semua potensi yang ada ini, Iman Soleh berharap, Seni Bandung tidak hanya menjadi event semata tapi juga menjadi forum bersama bagi para seniman. Sebuah forum yang menggagas praktek-praktek seni yang mampu menginspirasi kehidupan sehari-hari warga kota Bandung. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here