More

    Mahasiswa Indonesia Jadi Korban Perampokan di Melbourne

    ABC AUSTRALIA

    Selama bulan Mei, sejumlah mahasiswa internasional di Melbourne yang rata-rata berasal dari China mengalami perampokan.

    Peringatan di salah satu jalan di sekitar kampus Monash University Clayton memperingatkan agar berhati-hati di jalan yang gelap (Foto: Herald Sun)

    Tapi benarkah hal ini karena faktor ras ataukah karena banyak pejalan kaki sekarang kadang kurang berhati-hati dengan gadget mereka?

    Kepolisian Victoria memperingatkan masyarakat, khususnya yang tinggal di Melbourne, untuk lebih berhati-hati ketika berjalan sendiri di sore dan malam hari.

    - Advertisement -

    Peringatan ini polisi keluarkan setelah menerima laporan sejumlah peristiwa yang menimpa pejalan kaki di area Clayton, 25 km dari pusat kota Melbourne, sejak 18 hari lalu.

    Polisi sebelumnya mengatakan ada 13 insiden yang terjadi selama 18 hari dengan korban mulai dari usia 19 sampai 55 tahun.

    Polisi sudah menangkap beberapa pelaku dan sejauh ini dilaporkan tidak adanya insiden baru.

    Detective Senior Sergeant Sean Audley yang sedang menangani kasus ini mengatakan rata-rata korban memang berasal dari Asia.

    “Kebanyakan korbannya adalah orang Asia, beberapa adalah mahasiswa dan beberapa di antaranya bukan mahasiswa.”

    Ia namun menekankan bahwa peristiwa yang menimpa banyak mahasiswa dari China ini tidak ada kaitannya dengan ras, melainkan populasi mayoritas dari daerah rawan tersebut.

    “Demografi area Clayton membuka banyak kesempatan bagi para pelanggar untuk melakukan tindakan kriminal ini,” ungkap polisi dari kantor polisi Box Hill yang menangani berbagai kasus tersebut.

    Sean Audley mengatakan bahwa penggunaan perangkat elektronik ketika sedang berjalan di tengah kegelapan turut berpengaruh terhadap kemungkinan dirampoknya seseorang.

    “Kami menemukan bahwa perangkat elektronik menjadi target perampokan,” kata Sersan Senior Sean Audley kepada ABC Indonesia.

    “Ketika orang yang sedang berjalan memainkan telepon genggam, cahaya dari perangkat tersebut akan menerangi orang yang bersangkutan sehingga dapat terlihat jelas oleh penjahat.”

    Kejadian seperti ini menurutnya bukanlah direncanakan, melainkan dilakukan karena ada kesempatan.

    “Menurut kami kejadian ini adalah kejahatan oportunistik (karena adanya peluang) dan kami tidak menyalahkan korban karena mereka punya hak untuk selalu merasa aman.”

    Mahasiswa Indonesia juga jadi korban

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here