Oleh: *Muhammad Zaidan Fikhri
Aktivitas pariwisata merupakan sektor pembangunan yang berperan penting dalam pengembangan wiayah, sekaligus memiliki konstribusi besar terhadap pendapatan daerah. Pengembangan pariwisata pada umumnya diarahkan sebegai sektor andalan bagi pemerintah dalam mendorong pertumbuhan ekonomi.
Terlepas dari manfaat tersebut, pariwisata kini dihadapkan kepada dampak negatif yang muncul akibat tingginya aktivitas pariwisata. Dampak yang ditimbulkan akan berpengaruh terhadap citra baik destinasi wisata dan kepuasan wisatawan. Adapun dampak negatif dari pariwisata itu sendiri merupakan keberlangsungan kemampuan lingkungan dan sosial yang dapat rusak akibat aktivitas pariwisata.
Dari hal tersebut maka diperlukan keseimbangan antara industri pariwisata dan lingkungan melalui konsep sustainable tourism. Menurut Muller dalam (Pitana, 2005) sustainable tourism atau pariwisata berkelanjutan adalah pariwisata yang dikelola dengan memperthatikan pertumbuhan kualitatif, dengan kata lain pariwisata dikelola dengan memperhatikan peningkatan kesejahteraan, perekonomian, dan kesehatan masyarakat sekaligus peningkatan kualitas hidup dengan meminimalkan dampak sumber daya alam yang tidak dapat diperbarui. Dalam kata lain pariwisata berkelanjutan dalam tujuannya harus bertujuan untuk kelangsungan ekologi, kelangsungan sosial, dan kelangsungan ekonomi.
Salah satu contoh destinasi wisata sustainable tourism di Indonesia adalah Desa Kereng Bangkirai terletak di Kota Palangkaraya, Kalimantan Tengah. Desa ini sekaligus sebagai pintu masuk Taman Nasional Senbangau yang menjadikan keindahan alam adalah produk utama dalam pariwisata. Kereng Bangkirai sebagai obejek wisata memiliki kondisi alam yang masih asri dengan ciri khas pedesaan yang kental akan kebudayaan menjadi daya tarik tersendiri.
Wisata Kereng Bangkirai menjadi salah satu destinasi wisata yang mampu menerapkan aspek-aspek sustainable tourism dalam pengembangan wisatanya. Wisata Kereng Bangkirai secara infrastruktur memberikan kemudahan terhadap pengunjung dengan memberikan akses akomodasi transformasi, penginapan dan lainnya secara mudah yang kemudian berdampak terhadap peningkatan pendapatan masyarakat sekaligus memberikan manfaat terhadap peningkatan kesejahteraan dengan tersedianya lapangan kerja dan kesempatan usaha bagi masyrakat. Hal ini didukung dengan tingkat kesadaran pada lingkungan pada destinasi wisata masih terjaga. Dalam kata lain ekologi pariwisata Kereng Bangkirai masih tetap terjaga.[]
*Penulis adalah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional “Veteran” Jawa Timur.