Sore harinya kami kembali ke lokasi pengolahan sapi untuk mengunjungi peternakan sapi milik masyarakat setempat. Setelah menempuh jalur menanjak ditemani gerimis hujan, kami sampai pada peternakan sapi. Kurang lebih terdapat 12 ekor sapi betina yang sehat. Kami menghabiskan waktu dengan memberi makan sapi dan melihat proses memandikan
sapi-sapi tersebut. Sampai pada hal yang paling ditunggu-tunggu, kami akhirnya berkesempatan untuk memerah susu sapi secara langsung. Sungguh pengalaman yang tak terlupakan.
Malam hari yang dingin kami berkumpul di ruang depan rumah joglo tempat kami bermalam ditemani cemilan dan pembicaraan ringan yang menyenangkan. Kami membicarakan banyak hal, tentang Indonesia dan hal yang dibanggakan dan yang dikecewakan, perbedaan asset, potensi, dan liabilitas, serta hal-hal yang kami dapat pada waktu singkat kami selama di sana. Masih di malam yang sama, kami melanjutkan pada kegiatan yang ditunggu-tunggu, yaitu barbeque time. Malam itu, ditemani sosis bakar dan susu hangat, rasanya hangat dan menyenangkan.
Pagi hari dan menjadi hari terakhir kami di sana, setelah sarapan pagi dengan soto ayam hangat, kami berpamitan dengan pengelola desa setempat dan diakhiri dengan foto bersama bersama senda-gurau yang tak luntur. Kami melanjutkan perjalanan menuju Air Terjun Tretes yang menempuh perjalanan kurang lebih satu jam, kami sampai pada check point air terjun. Perjalanan belum selesai, kami masih harus menempuh perjalanan kurang lebih 3,5 km dengan medan menanjak demi sampai pada air terjun. Menempuh perjalanan kaki yang melelahkan, akhirnya kami sampai pada tujuan. Kami disuguhkan dengan pemandangan air terjun yang tidak mengecewakan sama sekali. Semua lelah kami terbayarkan dengan pemandangan yang sangat luar biasa.
Perjalanan di Kampung Adat Segunung memang terbilang sangat singkat, namun di sana saya menemukan banyak hal yang tidak pernah saya temukan sebelumnya. Pemandangan hijaunya yang memanjakan, udara sejuknya yang menenangkan, ilmu-ilmu yang tanpa sadar selama ini terlewat begitu saja. Membuat saya mengucap begitu banyak rasa syukur atas nikmat Tuhan dan kesempatan yang diberikan untuk bertemu dengan orang-orang hebat dan menghabiskan waktu menyenangkan di Kampung Adat Segunung.
*Penulis adalah mahasiswa Hubungan Internasional UPN Veteran Yogyakarta di bawah asuhan dosen Praja Firdaus Nuryananda, M.Hub.Int.