Ahmad Fauzan Sazli
Usia Angga Dwi Martha terbilang muda, yakni 22 tahun. Namun pemuda asal kaki Gunung Kerinci, Jambi ini berulang kali mewakili anak muda Indonesia dalam berbagai konferensi kepemudaan di luar negeri.
Pada tahun 2009 ia menjadi delegasi Indonesia dalam “International Youth Conference” dan “Youth Engagement Summit” , dan sebagai . Kiprahnya tak lantas berhenti meski telah beberapa kali mewakili Indonesia.
Selama tahun 2010, ia menjadi delegasi Indonesia pada ASEAN Logics 2010, Forum Pemuda Asia Afrika (Asia Afrika Youth Forum) 2010, sebagai Delegasi Indonesia untuk Lokakarya PBB tentang MDGs, dan sebagai delegasi Indonesia untuk Forum Pemuda International Untuk Perubahan Iklim.
Tak hanya itu, Angga Dwi Martha juga terpilih sebagai Pemimpin Muda untuk Indonesia 2011 oleh perusahaan McKinsey. Angga lulus kuliah S1 dengan usia yang juga cukup muda, yakni 18 tahun. Ia adalah mahasiswa terbaik tahun 2010/2011 di Universitas Negeri Padang tempat ia menimba ilmu. Angga kini bekerja sebagai
Youth Advocate di PBB.
Reporter KabarKampus Ahmad Fauzan Sazli berkesempatan mewancarai anak dari guru di Jambi tersebut. Dengan ramah Angga banyak bercerita mengenai anak muda Indonesia. Berikut petikan wawacara KabarKampus dengan Angga.
Apa saja persoalan yang dihadapi Anak Muda Indonesia?
Ada lima persoalan yang dihadapi anak muda sekarang, pertama pendidikan, seperti adanya sebuah hal yang hilang antara pendidikan dan pekerjaan yang diperoleh. Kemudian pekerjaan, sebanyak 19,59 persen anak muda menganggur. Selanjutnya adalah akses terhadap kesehatan yang kurang, serta tidak adanya mekanisme yang jelas bagaimana anak muda berpartisipasi. Dan yang kelima adalah lingkungan.
Sebenarnya anak muda bisa menjadi kelompok yang dapat membangun lingkungannya lebih baik. Selama ini telah banyak gerakan yang sudah dilakukan anak muda, namun karena mereka melakukannya sendiri, jadi jangkauannya agak kecil.
Apa potensi yang dimiliki Anak Muda Indonesa?
Berdasarkan sensus penduduk Indonesia tahun 2010, jumlah anak muda Indonsia mencapai 62 juta orang. Jumlah ini lebih banyak dari delapan kali penduduk Singapura dan sama jumlahnya dengan peduduk di Inggris. Dengan jumah tersebut, bila dapat mengembangkannya dengan baik, 62 juta tersebut merupakan 62 juta potensi, 62 juta mimpi dan harapan. Enam puluh dua juta tersebut dapat dijadikan potensi yang bagus dengan kebijakan yang ada. Namun selama ini kebijakannya sudah ada namun belum langsung ke anak muda.
Kemudian kerja sama yang dilakukan selama ini masih memandang anak muda ini sebagai objek, bukan sebagai subjek dan mitra pembangunan.
Bagaimana dengan kesadaran partisipasi anak muda tersebut?
Di daerah, anak muda belum berpartisipasi secara aktif. Namun di kota besar, selama ini mereka sudah berpatisipasi, karena banyak sekali organisasi-organisasi kepemudaan. Persoalan selama ini kerja sama antara anak muda daerah dan kota sendiri masih harus ditingkatkan. Sehingga bisa menyalurkan kembali spirit yang ada di daerah.
Tahun 2015 Indonesia akan menghadai Asean Economic Community alias pasar bebas. Bagaimana anak muda Indonesia menghadapi era itu?
Caranya dengan memberdayakan anak muda melalui anak muda itu sendiri. Anak muda yang kuliah bisa menyebarkan ilmu mereka kepada anak muda lain yang tidak mendapatkan kesepatan berkuliah.
Ini bisa menjadi cara bagaimana kita menyebarkan pendidikan. Atau anak muda yang kuliah bisa ke daerah menyebarkan ilmu yang mereka dapatkan. Sehingga anak muda di Indonesia juga bisa terinspirasi dan ingin melakukan program yang serupa.
Bagaimana mewujudkan semangat sumpah pemuda ke anak muda jaman sekarang?
Sumpah Pemuda menjadi bukti, kalau anak muda berkumpul dan mendiksusikan sebuah hal untuk bangsa bisa menjadi gerakan. Jadi emang momen sumpah pemuda, merupakan kesempatan yang dapat bilang ke anak muda kalau bikin program jangan sendiri. Anak muda harus kolaborasi dengan yang lain. Kalau berkoaborasi program bisa lebih besar dengan dampak yang lebih besar.[]