AUSTRALIA PLUS INDONESIA
L.Sastra Wijaya
Di abad ke-21 ini Indonesia akan merayakan 100 tahun kemerdekaan di tahun 2045. Sebuah buku berisi cerita dari warga muda Indonesia yang sekarang tinggal di luar negeri termasuk di Australia akan diterbitkan segera dan kontribusi masih diharapkan.
Buku ini akan diterbitkan oleh sebuah gerakan bernama Gerakan Kebaikan Indonesia yang sebelumnya sudah menerbitkan buku berjudul Surat dari Rantau.
Bila Surat dari Rantau berisi surat dari warga Indonesia di manca negara yang sudah berhasil di bidang mereka masing-masing, buku berikutnya dengan judul Surat dari Rantau 2 hanya akan berisi tulisan dari para remaja Indonesia yang sekarang tinggal di luar negeri yang sekarang berusia 12 sampai 24 tahun.
“Maksud dari buku Surat dari Rantau kedua adalah keinginan untuk mengangkat makin pentingnya menjaga dan memelihara kebhinekaan Indonesia di abad 21 yang memiliki tantangan makin beragam, mulai dari paham-paham yang sempit dan destruktif (seperti paham-paham radikal yang mengatasnamakan agama atau apa saja) sampai kekompleksan masalah akibat canggihnya teknologi dan globalisasi.” kata Astrid Vasile, seorang warga Indonesia yang tinggal d Perth (Australia Barat) kepada wartawan ABC Australia Plus Indonesia L. Sastra Wijaya hari Senin (25/07/2016).
Astrid menjadi salah seorang penyumbang tulisan yang diterbitkan di Surat dari Rantau pertama dan aktif dalam Jaringan Diaspora Indonesia.
“Indonesia abad 21 juga ketika Indonesia merayakan 100 tahun kemerdekaan pada 2045, maju tidaknya negeri ini akan banyak tergantung pada anak-anak muda usia ini.” kata Astrid lagi.
“Mereka mungkin saja berhasil memiliki prestasi di berbagai bidang, namun bila mereka tidak menjiwai keberagaman (diversity) atau kebhinekaan yang menjadi fondasi Indonesia, maka sulit dibayangkan kejayaan juga kesatuan Indonesia.”
“Dengan ragam etnis, agama, bahasa daerah, mempertahankan dan merayakan keberagaman merupakan satu-satunya cara untuk tetap menjadi Indonesia. Namun, di luar itu, juga perlu diperkuat unsur kebebasan untuk melihat dan mencintai Indonesia.”
“Sehingga, anak-anak muda itu kami minta untuk mendefinisikan Indonesia mereka.” lanjut Astrid.
Tema besar dari buku ini adalah “Ayo Definisikan Indonesiamu”.
Oleh karena itu, bila anda keturunan Indonesia dan sekarang tinggal di luar negeri, dan remaja maksimal 25 tahun, anda bisa mengirimkan pendapat sekitar 1000 kata dalam bahasa Indonesia atau bahasa lainnya.
Anda juga boleh mempresntasikan profil anda lewat tuilisan atau dengan foto, atau video, bisa berkreasi membuat video dengan latar belakang tempat kota tinggal dan ciri khas kota dimaksud, di sekolah atau dimana saja, atau dengan mengenakan pakaian traditional.
Panitia masih menunggu semua pendapat, foto dan video sampai akhir Agustus 2016.
Menurut Astrid Vasile, yang sekarang menjadi Direktur Regional Australia di Indonesian Diaspora Business Council (IDBC), buku ini rencananya akan diluncurkan pada tanggal 28 Oktober 2016, bersamaan dengan Hari Sumpah pemuda di Gedung Arsip Nasional Jakarta, tempat peluncuran buku Surat dari Rantau ke-1.
Apakah semua tulisan akan dimuat?
“Kalau bahasanya bagus akan dimuat, walau semua akan disunting oleh tim. Mudah-mudahan kita bisa memuat semuanya. Kriteria hanya usia, dan lama tinggal di luar negeri. Dan mereka menulis tentang Indonesia yang ada di pikiran mereka makin beragam, makin bagus.” kata Astrid.
Menurut Astrid, buku ini akan menarik untuk dibaca dan akan memberikan inspirasi kepada yang lain baik di Indonesia maupun di luar negeri.
“Karena anak-anak muda ini memiliki darah Indonesia, namun tidak tinggal di dalam teritori Indonesia. Gabungan pengalaman yang beragam sekaligus mendunia, akan menjadi ramuan yang unik dalam mendefinisikan Indonesia.” katanya.
Bila anda ingin rincian lebih lanjut silahkan hubungi akun Gerakan Kebaikan Indonesia di Facebook. []