
Jejak Negara-Negara: Antara Tangan Terang dan Bayangan
Konflik Gaza bukan hanya urusan lokal atau regional. Ia adalah panggung di mana berbagai negara memainkan peran—secara langsung maupun terselubung.
Negara-negara dengan andil langsung:
Amerika Serikat: Aktor paling dominan. Dukungan militer, veto di PBB, dan aliran dana pertahanan menjadikan AS penyangga utama Israel.
Israel: Aktor militer utama dalam konflik, dengan dalih pertahanan diri, namun banyak catatan pelanggaran HAM dan serangan ke warga sipil.
Iran: Mendukung kelompok-kelompok perlawanan seperti Hamas dan Hezbollah, sebagai bagian dari strategi perimbangan terhadap hegemoni AS-Israel.
Qatar dan Turki: Mendukung Gaza melalui jalur diplomatik dan bantuan kemanusiaan, tapi tetap menjaga hubungan dagang dengan Barat.
Negara-negara dengan andil tidak langsung:
Arab Saudi & UEA: Secara formal mendukung Palestina, tetapi terlibat normalisasi dengan Israel (Abraham Accords) dan investasi besar di AS, yang melemahkan tekanan terhadap Israel.
Mesir: Mengontrol perbatasan Rafah, kadang memfasilitasi mediasi, namun juga membatasi pergerakan warga Gaza karena tekanan geopolitik.
Rusia & China: Mengkritik dominasi AS, tetapi lebih sebagai bagian dari persaingan global ketimbang dukungan nyata terhadap Palestina.
Negara Eropa (Prancis, Jerman, Inggris): Cenderung ambigu. Mengutuk kekerasan tetapi tetap menjual senjata ke Israel dan menghindari tekanan serius.
Gambaran ini menunjukkan bahwa krisis Gaza berlangsung bukan karena kebetulan, tetapi karena konsensus diam-diam dari aktor-aktor dunia yang lebih memilih stabilitas geopolitik daripada keadilan. Dan selama konfigurasi kekuasaan ini bertahan, penderitaan rakyat Gaza akan terus menjadi harga yang “diterima”.
Membaca Ulang Harapan: Saat Gelap Mulai Retak
Bersambung ke halaman selanjutnya –>
Terus bergerak adalah solusi …
Karena diam atas kezholiman adalah adalah mati_
Sepakat… kita bergerak bikin kekuatan.