Reza Purwaka Jaya
Abad 21. Berbeda delngan abad 20, 19, 18, dst. Mengapa berbeda? Hal yang membuat berebeda adalah lingkungan. Pada zaman dahulu, masyarakat sadar akan ingkungan. Walaupun mereka tidak sepandai manusia pada zaman sekarang ini, tapi mereka lebih peka dan perhatian lebih terhadap lingkungan mereka. Memang, mereka hidup di hutan, tetapi permasalahannya bukan mengapa mereka tinggal di hutan, tetapi permasalahannya adalah bagaimana mereka bisa merasa peka terhadap lingkungan mereka.
Mereka hidup di hutan, jumlah populasi masyarakat memang tidak sebanyak ini, tetapi hal itu yang menyebabkan mereka mencintai dan menyayangi lingkungan mereka. Mereka menganggap bahwa hewan dan tumbuhan di sekitar mereka adalah saudara mereka, maka dari itu mereka menyayangi tumbuhan dan hewan tersebut seperti kita menyayangi saudara yang setiap hari kita bertemu.
Lalu, mengapa kini masyarakat memilih untuk mencari uang yang banyak tanpa memperhatikan lingkungan? Berarti kita lebih rendah daripada masyarakat purba pada zaman dahulu. Kepandaian kita jauh di atas mereka, fasilitas negara kita jauh di atas mereka, tetapi lingkungan mereka jauh di atas kita.
Lingkungan hijau, sehat dan berseri selalu diharapkan kita. Namun, hanya harapan. Pabrik yang mengeluarkan asap. Kendaraan bermotor dan mobil banyak menghasilkan asap dari kendaraan mereka. Gas-gas tersebut menjadikan pemanasan global atau yang biasa kita sebut Global Warming. Lingkungan hutan yang dulu hijau, kini telah berubah menjadi lingkungan pabrik yang sangat berasap dan berbau. Sungai yang dahulu mengalir jernih, kini hanya ada pembungan limbah yang membuat ikan-ikan yang hidup menjadi terbunuh. Ikan adalah makhuk tuhan, secara tidak langsung kita membunuh makhluk tuhan yang tidak berdosa.
Seperti kasus yang baru-baru ini terjadi. Pulau Kalimantan yang kita pandang mempunyai hutan yang hijau, sungai yang merupakan salah satu jalan transportasi bahkan menjadi tempat pertemuan penjual dan pembeli, tiba-tiba sungai berubah menjadi merah. Masyarakat menduga berasal dari limbah pabrik. Sungguh memprihatinkan, Indonesia yang dulu hijau kini berubah menjadi hitam keabu-abuan yang di hasilkan asap pabrik.
Mari kita sebagai generasi muda jangan tergantung kepada pemerintah. Mari kita sayangi lingkungan kita seperti kita menyayangi teman, saudara, atau bahkan seperti kita mencitai pasangan kita. Apakah kita akan rela jika pasangan kita sakit, seperti itu perumpamaan yang saat ini dilanda oleh lingkungan kita. Lingkungan kita saat ini benar-benar sakit.
Dengan hal yang mudah, yaitu 3M, Mencintai, Menyayangi, dan Melindungi. Mari kita cintai lingkungan kita sepenuh hati, Menyayangi lingkungan kita seperti menyayangi hal yang kita sayangi, dan Melindungi seperti kita melindungi orang yang kita ingin lindungi. Jika kita menerapkan prinsip ini, lingkungan akan kembali sehat. Prinsip ini yang harusnya di terapkan para wirausaha muda. Selain ini, kita juga harus melaksanakan progaram kerja yang dilakukan pemerintah bersama-sama dengan penuh rasa tanggung jawab.
Jika kita bekerjasama, semua masalah akan mudah teratasi. ozon sudah berlubang, bagaimana agar lubang ozon tidak menjadi lebih besar? Maka kita harus berusaha bekerjasama atas waktu yang di berikan tuhan kepada kita, untuk berubah. Kita mulai dari diri kita, keluarga , teman , setelah itu menuju masyarakat di lingkungan. Hal yang lebih sederhana adalah dengan memilahi sampah, kita pilah sampah agar lingkungan kita menjadi cantik kembali. Jika bukan kita siapa lagi, jika bukan sekarang kapan lagi.[]