More

    Max Havelaar dan Teka-teki Kolonialisme

    Multatuli seorang penulis dengan nama asli Eduard Douwes Dekker merupakan mantan seorang asisten residen di Lebak Banten pada abad 19. Pada tahun 1860, ia menerbitkan sebuah buku berjudul ‘Max Havelaar’.

    Cerita buku ini ditulis, setelah Multatuli melihat dan mengetahui penerapan sistem tanam paksa yang dilakukan pemerintah Belanda yang menindas bumiputra. Sehingga saat buku ini diterbitkan, menimbulkan kegemparan di kalangan masyarakat, terkhusus di negerinya Belanda.

    Max Havelaar mengisahkan seorang makelar kopi dari Amsterdam yang menyukai kebenaran bernama Batavus Droogstoopel. Droogstoopel ditokohkan sebagai seorang yang perfeksionis, tanpa mau melakukan kesalahan sedikitpun. Dalam sebuah perjalannya menjadi seorang makelar kopi di firma Last & Co, ia harus dipertemukan lagi dengan kawan lamanya bernama Sjaalman, yang sempat membantunya untuk kabur dari orang-orang Yunani.

    - Advertisement -

    Awal pertemuannya dengan Sjaalman tidak selayaknya sebuah pertemuan dengan kawan lama. Melihat kondisi Sjaalman yang sedang kesulitan, tergambar dari penampilannya membuat Droogstoopel menghindari kawannya itu, dengan alasan ia tidak menyukai orang-orang miskin. Namun, hubungan Droogstoopel tidak terhenti sampai malam pertemuan itu. Berbekal kartu nama yang diberikan makelar kopi Last & Co, Sjaalman terus mengirimkan surat-surat ke kediaman Droogstoopel.

    Pada salah satu suratnya, Sjaalman meminta bantuan Droogstoopel untuk memberikan jaminan kepada penjual buku untuk biaya cetakan pertama. Bersamaan dengan surat itu Sjaalman juga mengirimkan banyak manuskrip untuk Droogstoopel.

    Saat membaca manuskirp yang dikirimkan, Sjaalman ia memilah manuskrip yang menurutnya akan mempengaruhi bisnisnya sebagai makelar kopi, karena semua orang tahu, Droogstoopel tidak akan mau membuang waktu untuk menulis buku yang tidak memiliki pengaruh positif pada bisnisnya.

    Dari tumpukan manuskrip yang ia baca, Droogstoopel menemukan sebuah manuskrip yang menceritakan tentang kekejaman sistem tanam paksa yang menyebabkan banyak penderitaan dirasakan oleh ribuan pribumi. Kekejaman ini membuat para pribumi kelaparan, dan dilanda kemiskinan. Para pribumi ini diperas oleh kolonial Belanda dan pejabat pribumi yang korup.

    Multatuli mengatakan, novel 480 halaman ini ditulisnya dengan sebuah fakta yang benar-benar terjadi. Dari karyanya ini, seorang anggota parlemen Belanda paling terkemuka bersumpah bahwa buku tersebut membuat seluruh dunia dilanda kengerian. Buku yang telah di terjemahkan kedalam beberapa bahasa ini pernah diangkat menjadi film di tahun 1988 dengan judul yang sama. Film yang di sutradarai oleh Alphonse Marie Rademaker tersebut melibatkan beberapa artis Indonesia, namun sayangnya film ini tidak cukup populer dan sempat dilarang beredar oleh pemerintahan orde baru.

    Judul : Max Havelaar

    Penulis : Multatuli

    Penerbit : PT Mizan Pustaka, Jalan Cinambo No. 135 (Cisaranten Wetan), Cinambo, Bandung.

    ISBN : 978-602-1637-45-6

    Isi halaman : 480 Halaman

    Ditulis : Intan Radhialloh. Penulis merupakan Mahasiswa Fakultas Dakwah Unisba yang sedang menjalani praktik kerja di Kabar Kampus.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here