More

    Pahlawan, Super Hero Bangsa

    Yulia Vita Ramayona

     

    Yulia Vita Ramayona. FOTO : DOKUMENTASI PRIBADI

    Bangsa Indonesia merupakan bangsa terjajah dahulunya. Para penjajah yang datang ke Indonesia haus dan lapar dengan hasil kekayaan bangsa Indonesia. Para penjajah menguras hasil bumi Indonesia. Selama tiga setengah abad Belanda menguras habis hasil bumi Indonesia dan tiga setengah tahun Jepang dengan kejamnya merantai, menyiksa dan memaksa bangsa Indonesia untuk bekerja menjadi budaknya.

    - Advertisement -

    Menyedihkan sekali keadaan pada masa itu. Rakyat diperbudak dengan pekerjaan yang berat, mereka disuruh bekerja siang malam tanpa diberi makan dan waktu istirahat. Rakyat bekerja untuk mereka agar bisa membiayai perang mereka dengan negara lain yang juga ingin menguasai bangsa Indonesia.

    Dibalik keadaan yang menyedihkan tersebut, bangsa Indonesia masih memiliki semangat mewujudkan kemerdekaan. Berbagai upaya dilakukan untuk mewujudkan Indonesia merdeka. Semua berjuang mewujudkan Indonesia merdeka. Ada yang menempuh dengan jalan diplomasi, dengan cara gerilya, ada yang hanya bermodalkan bambu runcing.

    Semuanya dikorbankan, baik harta, tahta, bahkan nyawa yang tidak sedikit. Dan pengorbanan terbalas pada tanggal 17 Agustus 1945. Indonesia menyatakan diri sebagai bangsa yang merdeka.

    Namun kemerdekaan masih mendapatkan banyak ujian dan cobaan. Para penjajah mencoba menjajah kembali bangsa Indonesia. Berbagai upaya dilakukan para penjajah ,mereka mencoba menaklukkan bangsa Indonesia dengan melakukan penyerangan dari darat, laut dan udara, namun hal tersebut tidak menyulutkan semangat Bangsa Indonesia dalam mempertahankan kemerdekaan.

    Peristiwa 10 November 1948 yang terjadi di Surabaya dalam rangka mempertahankan kemerdekaan Indonesia menjadi saksi bagi bangsa Indonesia. Rakyat indonesia mengorbankan segalanya demi mempertahankan kemerdekaan bangsa indonesia.

    Hari pahlawan yang diperingati pada tanggal 10 November, merupakan suatu wujud untuk mengenang para pejuang Indonesia, yang mempertahankan kedaulatan negara yang dicoba dirampas kembali kemerdekaannya oleh Belanda yang membonceng sekutu di kota Surabaya. Dalam pertempuran yang menewaskan banyak pejuang itu, Bung Karno pernah menyebutnya sebagai sebuah peristiwa heroik dengan semangat macan.

    Para pemuda indonesia rela mati untuk  mempertahankan kemerdekaan Indonesia, walaupun  bersimbah darah disekujur tubuh mereka, tapi dengan semangat macan, tak ada rasa gentar dan takut  melawan para penjajah, sehingga mereka bergelar super hero bangsa.

    Super hero bangsa merupakan suatu kebanggaan tersendiri bagi setiap manusia, yaitu bagi orang yang telah berjuang dalam hidupnya. Pahlawan pun salah seorang  yang disebut super hero. Mereka berjuang untuk melawan penjajah. Mereka berjuang tanpa jasa, hanya semangat kemerdekaan yang mereka miliki, bambu-bambu runcing yang mereka pegang untuk meringkus segala kebusukan para penjajah.

    Kini super hero itu telah tiada, mereka telah di alam peristirahatan yang tenang karena mereka telah berhasil menjadi super hero bangsa. Sungguh berat menjadi super hero. Bercucuran keringan, bahkan air mata berdarah.

     

    Negara tanpa pahlawan sama artinya negara tanpa kebanggaan.

     

    Jika sebuah negara tak memiliki tokoh yang bisa dibanggakan, negera itu miskin harga diri, bahkan bisa menjadi bangsa kelas teri.

    Pahlawan menjadi penting karena ia memberi inspirasi. Inspirasi untuk selalu memperbaiki kondisi negeri. Inspirasi agar bangsa ini terus bangkit. Bangsa ini sesungguhnya mempunyai amat banyak orang yang memberi inspirasi itu.

    Bergulirnya waktu zaman pun berubah, siapa bilang kita tidak bisa menjadi super hero bangsa. Kita tak hanya sekedar menjadi warga yang baik tetapi kita harus lebih mencerdaskan cara berpikir yang lebih kreatif. Berpikir kepada hal-hal yang bisa membuat kemajuan untuk negara indonesia. Menjadi super hero tak sesulit yang kita bayangkan.

    Seorang pelajar bisa menjadi super hero, jika dia memanfaat kesempatannya menuntut ilmu dengan baik. Seorang politikus dapat dikatakan super hero apabila dia berpolitik dengan tidak saling mencurangi dengan sesama para politik, setidaknya menjadi pahlawan untuk diri sendiri.

    Sebuah pertanyaan bagi kita sekarang ini, bagaimana kita mengisi 10 November sebagai wujud rasa terima kasih kita kepada para pejuang yang telah mendahului kita. Kenyataannya dilapangan semakin memudarnya hari peringatan itu, bahkan banyak yang lupa bahwa 10 November adalah hari pahlawan.

    Penjajah memang tak lagi datang, tetapi bahwa model lain dari penjajahan itu sudah menjadi persoalan kita sejak lama. Dari dalam diri kita sendiri, penjajah datang dalam bentuk kebuntuan cara berpikir. Persoalan besar kita adalah persoalan kemiskinan, kebodohan, kemelaratan politik serta apatisme.

    Tahun ke tahun, bentuk kita memperingati hari pahlawan hanya seperti seremonial. Seharusnya memaknai sebuah hari pahlawan tidak hanya dilakukan pada tanggal 10 november itu saja. Kita harus mengenang pahlawan setiap harinya, karena dengan mengenang kerja keras mereka, dapat melahirkan semangat juang meski tak harus melawan penjajah

    Berapa lama lagi negara kita harus dililit oleh hutang karena korupsi dan nepatisme yang merajalela. Bagaimana kita mengatasi kemiskinan dan kebodohan? Pendidikan yang hanya sekedar dilembaga formal, tapi sangat jarang bagi kita mengembangkan ilmu pengetahuan dalam kehidupan sehari-hari.

    Korupsi sepertinya telah menjadi bobrok utama masyarakat, bahkan menjadi budaya dari kalangan berpangkat sampai rakyat biasa. Ibarat suatu penyakit sudah menjadi sangat kronis dan sudah menjalar ke seluruh tubuh sehingga mengakibatkan rusaknya tatanan sendi-sendi perekonomian. Akibat korupsi tidak ada lagi orang yang bisa menjadi pahlawan dan anutan. Yang banyak berseliweran adalah orang-orang yang mengaku pahlawan.

    Parahnya lagi lebih banyak masyarakat sekarang yang malah berlomba-lomba menjadi terhormat dengan melakukan korupsi tanpa malu-malu. Bahkan korupsi itu sudah berani memutuskan hukum secara tidak benar, atau yang sekarang cukup populer di masyarakat dengan istilah kalau bisa dipermudah mengapa dipersulit. Wah tentunya satu istilah yang sangat enak untuk didengar namun malah menjadi sebuah trend betapa kemudian seenaknya saja orang mencuri uang negara. Apakah keadaan ini harus terus dipertahankan. Jawabannya ada pada diri kita masing-masing.

    Padahal negara Indonesia banyak memiliki hasil kekayaan alam tetapi mengapa kita tidak memanfaatkanya dengan baik. Negara kita salah satu negara termasuk miskin sumber daya manusia. Banyak para pakar Indonesia yang takut mengembangkan ilmu pengetahuannya. Padahal kita memiliki kemampuan untuk meningkatkan kemampuan itu.

    Mempertahankan negara menjadi lebih baik memanglah sangat berat. Jarang sekali warga indonesia mau berjuang demi negaranya. Kita lihat saja para pimpinan negara, negara kita yang sudah terlilit hutang disana sini tapi tetap saja mengambil keuntungan. Mereka bangga dengan mengambil uang negara yang bukan hak bagi mereka.

    Menghadapi situasi seperti sekarang kita berharap muncul banyak pahlawan dalam segala bidang kehidupan. Dalam konteks ini kita dapat mengisi makna Hari Pahlawan yang kita peringati setiap tahun pada 10 November, termasuk pada hari ini. Bangsa ini sedang membutuhkan banyak pahlawan, pahlawan untuk mewujudkan Indonesia yang damai, Indonesia yang adil dan demokratis, dan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

    Jika kita mampu mengembangkan dan mempertahankan ke Bhinekaan Tunggal Ika Indonesia. Maka akan tercipta negara yang kita harapkan. Kita mulai dari diri kita sendiri. Kita harus mampu mengatasi hal-hal yang membuat negara ini goyah dari segala hal yang membuat negara kita runtuh. Dan bertanya pada diri sendiri, apakah kita mampu menjadi super hero bangsa? []

     

    * Penulis adalah mahasiswi IAIN Imam Bonjol Padang

     

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here