More

    Ilmuwan Australia Kembangkan Robot USG Jarak Jauh

    AUSTRALIA PLUS INDONESIA
    Cameron Best

    Sebuah robot USG (pemindaian ultrasound) dengan ‘remote control’ yang memungkinkan operator untuk merasakan sentuhan telah dikembangkan oleh para ilmuwan di negara bagian Victoria, Australia.

    Robot sudah digunakan di layanan kesehatan wilayah terpencil tapi tak memberi respon sensorik. (Credit: ABC)
    Robot sudah digunakan di layanan kesehatan wilayah terpencil tapi tak memberi respon sensorik. (Credit: ABC)

    Teknologi perintis ini bisa meningkatkan akses terhadap alat diagnostik bagi mereka yang tinggal di wilayah pedesaan dan terpencil, secara dramatis.

    - Advertisement -

    Mesin ini memungkinkan profesional medis untuk menjalankan prosedur USG abdomen jarak jauh pada pasien hingga 1.000 kilometer jauhnya, dan mendiagnosa berbagai kondisi termasuk nyeri pada bagian perut, fungsi hati abnormal dan organ yang membesar.

    Sementara robot bukanlah hal baru untuk praktek medis, apa yang membuat perangkat ini berbeda adalah sistem komunikasi kinestetik yang canggih –atau sistem respon, yang memberikan operator indera sentuhan.

    Kepala operasi di ‘Barwon Health’, Profesor David Watters, mengatakan, hal ini merupakan perkembangan penting dalam penggunaan robot di sektor perawatan kesehatan.

    “Ini benar-benar menambah apa yang saat ini tersedia dengan robot, di mana Anda bisa mengoperasikannya jauh dari pasien, tetapi Anda tak mendapatkan respon sensoris dari seberapa keras Anda menekan atau jaringannya seperti apa,” jelasnya.

    Ia menerangkan, “Kesempatan untuk mendapatkan respon sensoris ini berarti bahwa kami akan benar-benar bisa melakukan lebih banyak operasi dan mungkin melakukannya lebih baik.”

    Robot bisa atasi kurangnya tenaga kerja kesehatan
    Profesor David mengatakan, perangkat ini bisa membantu mengatasi kekurangan pekerja kesehatan di seluruh dunia.

    “Pada tahun 2030, kami memperkirakan bahwa kita akan membutuhkan 40 juta pekerja kesehatan lagi dan kita mungkin kekurangan 15-18 juta pekerja,” kemukanya.

    Ia kemudian menerangkan, “Fakta bahwa kami bisa melakukan prosedur terampil jarak jauh untuk pasien akan menjadi keuntungan besar bagi masyarakat pedesaan dan terpencil dan juga untuk negara-negara berpenghasilan rendah dan negara berpenghasilan rendah-menengah yang berjuang untuk melatih tenaga kesehatan demi melayani populasi mereka.”

    Bahkan dalam jangka pendek, negara-negara kecil di kawasan Asia-Pasifik bisa mendapatkan keuntungan dari teknologi ini.

    “Mereka memiliki banyak pulau yang merupakan negara-negara independen tetapi hanya memiliki populasi kecil dan karena itu mereka tak akan pernah bisa melatih semua spesialis medis yang mereka butuhkan,” kata Prof David.

    Perlindungan untuk pasien
    Direktur Institut Penelitian dan Inovasi Sistem Intelijen, Profesor Saeid Nahavandi, mengatakan, percobaan pertama di dunia dari teknologi ini telah berhasil diuji menggunakan kaitan data nirkabel 4G antara Melbourne dan beberapa kota terpencil dan pedesaan di Australia.

    Tes lebih lanjut akan dilakukan dalam jarak yang lebih jauh sebelum perangkat ini disetujui untuk rumah sakit.

    Beberapa teknologi yang berbeda dibuat untuk memastikan pasien tak pernah dirugikan oleh robot.

    “Teknologi kami mengukur jumlah ketidaknyamanan pasien dan pada satu waktu, jika pasien tak nyaman, informasi disampaikan kembali ke sonogram atau radiografer jarak jauh dan mereka bisa meredakan kondisi itu,” kata Profesor Saeid.

    “Teknologi penginderaan tak pernah memungkinkan robot untuk mengerahkan pemeriksaan lebih dari jumlah tertentu terhadap pasien, sehingga ada beberapa tingkat keamanan yang dibangun di dalam sistem itu,” imbuhnya. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here