More

    Cara Asik Jelajah Melbourne: Jalan Kaki Blusukan ke Gang Kecil

    ABC AUSTRALIA NETWORK
    Hany Koesumawardani

    FOTO : Hany Koesumawardani
    FOTO : Hany Koesumawardani

    Kota Melbourne sangat teratur. Lanskap kotanya kotak-kotak bila dilihat dari atas. Lanskap kotak-kotak ini menciptakan gang-gang yang kini nyaman dijelajahi dengan jalan kaki.

    Sejumlah jurnalis Indonesia atas undangan Australia Plus ABC International merasakan sendiri blusukan di Kota Melbourne dengan berjalan kaki ke mana-mana, terutama di kawasan Central Business Distric (CBD).

    - Advertisement -

    Trotoar yang lebar dan nyaman mendukung sekali menjelajah Melbourne dengan berjalan kaki.

    Jangan cuma selusur di jalan-jalan besarnya, masuklah ke gang-gang kecil, Anda akan banyak menemui ‘harta karun’ Melbourne yang sebenarnya. Ada kafe-kafe cozy, toko cake atau toko roti yang enak, toko buku, toko atau butik baju dari desainer dan merek lokal hingga kawasan kreatif grafiti.

    “Jika Anda berjalan di Melbourne, itu bentuk arealnya persegi kotak-kotak. CBD terutama, dulunya memang area kotak-kotak yang besar,” ujar Fiona Sweetman, pendiri Hiden Secret Tours di Melbourne.

    “Pada tahun 1837, pemerintah memutuskan untuk membuat blok-blok ini menjadi wilayah yang lebih kecil. Dari situlah gang-gang ini muncul, menjadi cikal-bakal tujuan wisata Melbourne selama beberapa tahun terakhir,” tuturnya.

    Hidden Secret Tours yang ditawarkan Fiona adalah paket wisata blusukan ke gang-gang kecil di Melbourne, melihat deretan toko-toko desainer lokal, warung kopi-warung kopi lokal hingga restoran-restoran yang oke.

    Lanskap Melbourne yang blok kotak-kotak itu dikenal dengan nama The Hoddle Grid, yang dirancang Robert Hoddle dan diimplementasikan di Kota Melbourne pada 1837. Nah di era Victoria dan masa perburuan emas, gang-gang itu menjadi tempat parkir kereta kuda, kereta juga kudanya. Beberapa bahkan menjadi area kumuh.

    Fiona menambahkan, sejak 25 tahun lalu atau sekitar 1990-an, pemerintah kota Melbourne berinisiatif merevitalisasi dan menghidupkan gang-gang kecil itu, sekaligus mendorong usaha kecil menengah.

    Area kotak-kotak itu kini melingkupi Flinders Street hingga Queen Victoria Market dan dari Spencer Street hingga Spring Street.

    galeri bawah tanah melbourneKendaraan bermotor dilarang masuk ke gang-gang beralas cobblestone itu. Kafe dan restoran menyediakan kursi-mejanya di tengah-tengah jalan yang sempit. Itu mengapa cara terbaik menjelajahinya adalah dengan berjalan kaki.

    Beberapa gang yang terkenal adalah Centre Place dan DeGraves Street. Di DeGraves Street ini ada underpass-nya, ruang bawah tanah seperti lorong yang menghubungkan stasiun Flinders Street ke DeGraves Street. Jangan bayangkan lorong yang gelap.

    Lorong berjuluk DeGraves Street Subway yang dibangun tahun 1950-an di sini terang, tidak kumuh, tidak pesing dan ada instalasi seni di dinding-dindingnya yang diporselen warna salem. Sekilas, instalasi seni ini bak akuarium dengan dinding kaca. Namun, instalasi yang disebut Platform Artists Group ini ternyata cantik dari ‘permainan’ material dan cahaya dan sudah ada sekitar 20 tahun lalu.

    Di DeGraves Street Subway dan di atas DeGraves Street itu, ada berbagai toko baju kecil yang memamerkan karya desainer lokal. Juga kafe-kafe kecil.

    Jurnalis Indonesia yang dipandu Fiona, menemukan cafe kecil berjuluk “The Cup of Truth” di DeGraves Subway. Kafe ini mengandalkan kejujuran pembelinya dalam membayar kopi. Pemilik hanya meletakkan cangkir besar tempat menaruh uang setelah menyerahkan kopi.

    Ada pula kafe yang menjual donat Nutella yang enak seharga AU$3,5, atau toko cup cake yang enak seharga AU$4.

    “Kawasan DeGraves Street ini dulunya merupakan pabrik. Tahun 1980-an Pemkot memutuskan untuk merevitalisasi pusat kota dan bangunannya, gang-gangnya, banyak apartemen, toko dan lain-lain. Rencana Pemkot memang memastikan 30 persen bangunan di jalan itu harus dibangun kafe dan restoran. Itu adalah awal dari kesempatan unit usaha kecil berkembang selama 25 tahun terakhir,” tutur Fiona.

    Pantas ya, kafe dan restoran dari skala kecil hingga besar bertebaran di mana-mana. []

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here