More

    Covid-19 dan Ancaman Masa Depan Pariwisata Indonesia

    Oleh : Sukma Bella Sanjivani

    Ilustrasi / Sandiaga Uno, Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif berpose di depan Danau Toba, Sumatera Utara. Dok. Instagram : Sandiuno

    Pandemi Covid-19 telah menghantam seluruh sektor kehidupan global dan mengakibatkan terhambatnya pertumbuhan ekonomi global. Salah satu sektor yang harus menerima dampaknya adalah industri pariwisata yang mencakup berbagai aspek seperti transportasi, penginapan, restoran hingga Usaha Mikro, Kecil, Menengah (UMKM).

    Terganggunya aktifitas pariwisata ini juga telah mengakibatkan penurunan jumlah penerimaan devisa negara, terutama bagi negara-negara destinasi wisata salah satunya Indonesia. Hal ini terjadi lantaran adanya pembatasan pergerakan yang diberlakukan di beberapa negara sebagai usaha untuk menekan penularan virus SARS-CoV-2. 

    - Advertisement -

    Sebelum pandemi Covid-19 menghantam Indonesia, pemerintah menargetkan 18 juta kunjungan wisatawan asing dengan target devisa pariwisata sebesar US$ 21 miliar dan 312 juta wisatawan domestik pada tahun 2020. Optimisme pemerintah dalam menetapkan target ini dilatarbelakangi oleh terus meningkatnya citra positif pariwisata Indonesia dikancah Internasional.

    Pada World Economic Forum (WEF) pada kategori Travel and Tourism Competitiveness Index pada tahun 2019, pariwisata Indonesia telah menempati peringkat 40/140. Namun, pandemi Covid-19 telah memporak-porandakan industri pariwisata Indonesia dan mengakibatkan terjadinya penurunan jumlah kunjungan wisatawan asing yang sangat signifikan pada tahun 2020, jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya.

    Upaya untuk membangunkan kembali gejolak pariwisata terus dilakukan oleh pemerintah, salah satunya melalui rencana penguatan program berkelanjutan CHSE (Cleanliness, Health, Safety, Environment Friendly) guna memastikan kesiapan destinasi wisata menyambut new normal. Strategi ini digadang-gadang akan dapat meningkatkan rasa percaya wisatawan baik internasional maupun domestik untuk dapat kembali melakukan kunjungannya ke destinasi wisata yang ada di Indonesia.

    Namun, dengan kondisi saat ini dimana angka kasus paparan Covid-19 yang masih sangat tinggi dan dapat mencapai 10.000 kasus baru perharinya di Indonesia, kepercayaan wisatawan untuk mulai kembali melakukan perjalanan wisata khususnya wisatawan asing ke Indonesia justru semakin menurun.

    Sangat disayangkan ditengah keberhasilan beberapa negara dalam menangani pandemi Covid-19, Indonesia masih menjadi salah satu negara yang harus menghadapi lonjakan kasus tiap harinya. Kegagalan Indonesia dalam mengendalikan laju penyebaran virus ini juga telah mengakibatkan beberapa negara mengeluarkan travel warning ke Indonesia. Amerika Serikat melalui Centers for Disease Control and Prevention (CDC) telah mengeluarkan travel warning level 3 bagi warganya yang hendak mengunjungi Indonesia sejak bulan September 2020. Kemudian Finlandia, Irlandia dan Denmark juga mengeluarkan travel warning dan menyebut bahwa sistem kesehatan di Indonesia masih sangat lemah sehingga menghimbau warga negaranya untuk tidak mengunjungi Indonesia. 

    Lalu bagaimana dengan masa depan dari pariwisata Indonesia? Masih belum ada jawaban pasti yang dapat menjawab pertanyaan tersebut. Hal tersebut dikarenakan selain harus adanya strategi khusus yang dapat mengintegrasikan seluruh pelaku usaha yang terlibat dalam industri pariwisata nasional guna mengoptimalkan potensi wisata dengan mengusung konsep new normal.

    Masa depan pariwisata Indonesia juga akan sangat bergantung pada ketanggapan pemerintah Indonesia dalam penanganan pandemi Covid-19 kedepannya. Keberhasilan pemerintah dalam mengendalikan pandemi Covid-19 ini nantinya diharapkan dapat menumbuhkan kembali rasa percaya dan membangun citra positif pariwisata Indonesia di kancah dunia Internasional.[]

    *Penulis adalah mahasiswa Universitas Pembangunan Nasional ‘Veteran’ Jawa Timur

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here