More

    Pupuk Mikroba Mahasiswa ITS, Mampu Tingkatkan Produksi Kedelai 5 Kali Lipat

    Ahmad Fauzan Sazli

    Mahasiswa ITS. Foto : ITS
    Mahasiswa peneliti ITS. Foto : ITS

    SURABAYA, KabarKampus – Kabar Gembira datang dari mahasiswa Institut Teknologi Sepuluh November Surabaya. Di tengah masih kurangnya hasil produktivitas kedelai dari dalam negeri, mahasiswa jurusan Biologi ITS mengembangkan Formula pupuk dari mikroba yang mampu meningkatkan produktivitas kedelai hingga lima kali lipat.

    Mahasiswa ITS tersebut terdiri dari Arida Wahyu Barselia, Kholilah Nur Hidayah, Tri Wijayanti Irma Suryani, Aninditha Ghiffari dan Qintan Istighfarin Atmaja. Penelitian yang mereka lakukan merupakan bagian dari Program Kreativitas Mahasiswa Penelitian (PKM-P). Program ini didanai oleh Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dirjen Dikti) Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia.

    - Advertisement -

    ”Tujuan utama kami adalah memperbaiki struktur tanah karena dampak bahan agrokimia untuk meningkatkan produktivitas kedelai,” ujar Arida di laman ITS.

    Arinda menjelaskan, pupuk yang mereka kembangkan merupakan kombinasi dua mikroba, yaitu dari golongan bakteri dan kapang. Bakteri yang mereka gunakan adalah jenis Rizhobium, sedangkan kapangnya dari jenis Apergillus niger.

    ”Kombinasi ini kami namakan Bifonium, dari kata Biofosfat (bakteri pelarut fosfat, red) dan Rizhobium,” ungkap Kholilah.

    Ia menambahka, rizhobium merupakan bakteri yang berfungsi mengikat nitrogen dari udara agar dapat diserap oleh tumbuhan. Bakteri ini sangat dibutuhkan kacang-kacangan termasuk kedelai untuk mencukupi kebutuhan nutrisinya. ”Nitrogen kan salah satu unsur makro yang dibutuhkan tumbuhan, ” tuturnya.

    Menurutnya, selain nitrogen kedelai juga membutuhkan unsur hara fosfor yang berfungsi dalam pembentukan biji dan buah dari kedelai. ”Aspergillus niger ini mampu memecah ikatan fosfor dan senyawa lain di tanah, seperti aluminium dan klor. Sehingga fosfornya dapat diserap dengan mudah oleh akar,” terang mahasiwa asal Kediri ini.

    Para mahasiswa ini melakukan penelitiannya selama empat setengah bulan. Dari penelitian merekan, mampu meningkatkan produktivitas kedelai hingga lima kali lipat.

    Untuk menganalisanya, mereka menumbuhkan kedelai dalam tiga variabel, yaitu menggunakan pupuk Bifonium, menggunakan pembanding dengan pupuk Urea, dan menggunakan variabel kontrol tanpa pupuk.

    ”Yang menggunakan Bifonium produktivitasnya sangat tinggi, tapi yang pake Urea mati semua,” ucap Arida dan Kholilah.

     

    Sementara itu, indikator peningkatan produktivitas yang mereka uji adalah tinggi batang, jumlah daun dan jumlah biji. ”Bisa dikatakan produktivitas keseluruhan tanaman,” ungkap Arida. Selain itu, buah kedelai yang ditumbuhkan dengan pupuk Bifonium mampu mencapai ukuran tiga kali lebih besar dibandingkan buah kedelai tanpa pupuk. ”Tapi tinggi batang kedelainya lebih rendah,” imbuhnya.

    Meski demikian, mereka berencana tidak berhenti sampai di sini saja. Setelah ini, mereka akan mengembangkan penelitainnya lebih lanjut di sektor pangan lain, seperti padi dan jagung. Tak hanya itu, mereka juga bercita-cita mendaftarkan paten dan mempublikasikan penelitiannya dalam International Biology Conference (IBOC) November mendatang.

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here