More

    Lewat Jamur, Anak Muda Bandung Sulap Limbah Pertanian Menjadi Bata

    Tim Ideas di pameran wirausaha muda mandiri. Foto. Fauzan
    Tim Ideas di pameran wirausaha muda mandiri. Foto. Fauzan

    JAKARTA, KabarKampus – Jamur ternyata tak hanya bisa dimanfaatkan untuk makanan. Namun juga bisa dimafaatkan untuk mengolah limbah pertanian menjadi material yang kuat dan bermanfaat.

    Penelitian ini dilakukan IDEAS, yaitu sekumpulan anak muda dari Bandung lintas disiplin ilmu. Mereka melakukan penelitian terhadap  jamur sebagai perekat limbah hasil pertanian untuk dijadikan material masa depan yang berkelanjutan.

    Mereka menamakan material untuk masa depan tersebut dengan nama Mycotech. Mycotech ini berupa material pengganti kayu untuk furniture, pengganti styrofoam, pengganti batu bata, dan sebagainya.

    - Advertisement -

    “Pada awalnya kami budidaya jamur untuk makanan. Ternyata jamur yang dibudidaya setelah dipanen malah menghasilkan banyak limbah. Kemudian kami coba riset untuk mengubah limbah hasil budidaya jamur itu menjadi material bermanfaat,” kata Arekha Bentang, perwakilan dari IDEAS kepada KabarKampus, Kamis, (12/03/2015)

    Selanjutnya, kata Arekha, mereka menilai proses pembuatannya tempe itu menarik. Dari kedelai yang terpisah-pisah kemudian menyatu dan jadilah tempe. “Konsep tempe itulah yang kami pakai, kami menggunakan prinsip yang sama, cuma kami memakai material limbah pertanian,” ungkap lulusan Biologi ITB ini.

    Menurut Arekha, hampir semua limbah pertanian di Indonesia dapat digunakan. Misalnya mereka menggunakan limbah sekam dan jerami. Limbah tersebut dipotong potong, kemudian direkatkan menggunakan jamur sebagai perekat alami.

    Arekha mengungkapkan, material yang mereka hasilkan memiliki dua keunggulan, yaitu baik bagi kesehatan dan juga ramah lingkungan. Karena lemari-lemari pakaian yang terbuat dari serbuk kayu biasanya menggunakan perekat dari resin sintetis yang mengandung senyawa berbahaya.

    Sejumlah produk material yang diolah dari limbah pertanian.
    Sejumlah produk material yang diolah dari limbah pertanian.

    “Resin sintetis bisa bisa menguap. Karena uapnya bersifat torsik dan karsiogenik, efeknya kurang baik bagi kesehatan. Sebenarnya pemerintah Eropa sudah mengurangi penggunaan bahan resin sintetis yang mengandung MDF ini,” ungkap Arekha.

    Selanjutnya kata Arekha, keunggulan lainnya adalah material yang mereka buat hemat energi. Seperti bahan pengganti batu bata yang mereka buat. Selain bahan bakunya tidak terbatas. Pembuatannya juga tidak memerlukan proses pembakaran.

    Adapun cara pembuatan pengganti batu bata tersebut yakni, pertama, mengurangi air pada limbah tapioka. Kemudian menambahkan dedak. Dan selanjutnya menumbuhkan jamur dengan jamur jenis pleorotus sambil dicetak.

    Dari sana jamur akan menhasilkan benang-benang seperti jaring untuk mengikat material yang terpisah. Selanjutnya matarial tersebut mereka keringkan untuk menghilangkan air dan membunuh jamurnya.

    “Pengeringannya pakai suhu rendah, bisa pakai suhu rendah matahari,” kata Arekha.

    Arekha menambahkan, sampai saat ini mereka terus melakukan pengujian terhadap material yang mereka buat. Mulai dari dibakar, direndam dengan air hingga dibanting dengan ketinggian tertentu. Seperti simulasi yang mereka lakukan pada pengganti batu bata. Setelah adu banting dengan bata.Ternyata produk mereka lebih kuat dari bata.

    Arekha yang juga sarjana S2 bioteknologi ITB ini menuturkan, dengan adanya Mucotech, setidaknya material yang mereka teliti sejak empat tahun lalu ini ada dua masalah yang terselesaikan yaitu masalah lingkungan dan kesehatan. Sesuai dengan konsep yang merek usung yakni produk yang mereka hasilkan tidak akan menghasilkan limbah sama sekali.

    Saat ini produk Mycotech baru menjadi prototype. Meski demikian Mycotech ini sudah dilirik oleh konsumen untuk dijadikan sebagai bahan material WC umum. Tak hanya itu Mycotech juga menjadi perhatian para juri di ajang Wirausaha Muda Mandiri 2014. Dalam pengumuman pemenang Wirausaha Muda Mandiri yang digelar di JCC Senayan kemarin, Kamis, (12/03/2015), produk mereka berhasil menyabet juara II Nasional untuk kategori Teknologi Non Digital.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here