More

    Mahasiswa UNY Buat Bros Cantik Dari Roti Basi

    23 03 2015 Bros cantik dari roti kadaluwarsa
    Mahasiswa UNY buat bros cantik dari roti basi. Dok. UNY

     

    Sampah roti basi biasanya hanya dibuang begitu saja ke lingkungan atau dijual dengan harga yang sangat murah kepada peternak. Padahal, roti basi memiliki nilai lebih dibandingkan dengan menjadikannya pakan ternak.

    Pemanfaatan roti basi menjadi barang bernilai ini dilakukan oleh sekelompok mahasiswa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY). Mereka mengolah limbah roti kadaluarsa menjadi bros yang cantik.

    - Advertisement -

    Sarah Sekar Langit, salah satu mahasiswa pembuat bros mengatakan,  ia dan teman-temannya mengolah roti kadaluarsa menjadi bros menggunakan seni pengolahan roti menjadi clay yang disebut dengan nendo. “Selama ini nendo hanya sebagai pajangan bernilai artistik tetapi kurang memiliki nilai guna. Padahal nendo memiliki kemampuan untuk dirubah menjadi bros,” kata Mahasiswi Pendidikan Bahasa Inggris UNY ini.

    Ia menuturkan, selain murah dan memiliki nilai kegunaan. Bros dari nendo ramah lingkungan dibandingkan dengan bros dari plastik ataupun besi yang selama ini digunakan.

    Zulfatin Rahmahani menambahkan, bros ini memiliki beberapa keunggulan  dibandingkan dengan produk lain yang sejenis. Diantaranya mudah mengikuti mode yang sedang berkembang di masyarakat alias lebih up to date, bisa bertahan lama, dapat ditambahkan aroma, dan harga jual sangat murah. “Yang terpenting, bros ini merupakan produk go green yang ramah lingkungan,” ujar Zulfatin.

    Sementara itu Surya Jatmika menjelaskan, untuk membuat bros dari limbah roti digunakan bahan baku yaitu roti basi, lem kayu, natrium benzoat, peniti bros dan cat semprot bening. “Bahan tambahannya yaitu pewarna makanan, zat aromatik serta lem tebak,” kata Surya.

    Cara membuatnya, kata Surya  roti kadaluarsa diambil bagian  dalamnya  saja  tanpa  kulit dan dihancurkan. Kemudian ditambahkan natrium benzoat dan zat aromatik (vanili, kayu manis, atau cengkeh dalam bentuk cair) dan diuleni sampai kalis.

    Jika adonan bros sudah kalis, bagi menjadi beberapa bagian dan tambahkan pewarna makanan yang berbeda-beda pada tiap-tiap bagian. Campur sampai rata lalu dibentuk dan dicetak sesuai selera. Keringkan di bawah sinar matahari selama 2 hari. Setelah kering semprot dengan cat semprot bening dan dikeringkan kembali selama 1 hari. Setelah itu bros telah siap digunakan.

    Selain Sarah, teman-temannya yang turut mengembangkan bros cantik ini yaitu Zulfatin Rahmahani dari prodi Pendidikan Bahasa Inggris serta Ari Wahyu Martina dari prodi Pendidikan Bahasa Jerman Fakultas Bahasa dan Seni, serta Surya Jatmika dari prodi Fisika FMIPA dan Diah Intan Kusuma prodi Pendidikan Akuntansi FE.[]

    - Advertisement -

    LEAVE A REPLY

    Please enter your comment!
    Please enter your name here